Dream - Pemerintah bersama DPR telah menetapkan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini rata-rata Rp34.641.304 atau US$2.585 dengan kurs Rp13.400 per dolar. Besaran ini turun dari US$132 dari tahun sebelumnya.

BPIH yang dibayarkan jemaah haji itu akan digunakan untuk membayar dua komponen utama. Dua komponen itu adalah biaya tiket pesawat dan sebagian biaya pemondokan di Mekah.

"Sisanya dibayar dari hasil optimalisasi dana setoran awal," ujar Direktur Pengelola Dana Haji Ramadan Harisman, dikutip dari kemenag.go.id, Kamis, 16 Juni 2016.

Ramadan mengatakan dua komponen tersebut masih terbagi ke dalam beberapa komponen Pertama, tiket pesawat, airport tax, serta biaya angkut bagasi dari Jeddah ke pemondokan dan sebaliknya, yang menghabiskan biasa sebesar Rp25.434.354 per jemaah.

"Yang dibayar jemaah Rp25.434.354. Adapun yang Rp200.000 diambilkan dari dana optimalisasi," kata dia.

Komponen kedua yaitu pemondokan di Mekah dengan pagu rata-rata 4.366 riyal Saudi, setara Rp15.598.879. Jemaah hanya membayar 1.135 riyal Saudi, setara Rp14.051.950 dan sisanya sebesar 3.231 riyal Saudi, setara Rp11.543.742 dibayar menggunakan dana optimalisasi.

Komponen ketiga yaitu pemondokan di Madinah dengan pagu rata-rata 850 riyal Saudi, setara Rp3.036.886. Komponen ini dibayar seluruhnya dari dana optimalisasi.

Sedangkan komponen keempat adalah biaya hidup sebesar 1.500 riyal Saudi, setara Rp5.355.000. Biaya untuk komponen ini akan dikembalikan kepada jemaah menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.

Selanjutnya, Ramadan menjelaskan total dana haji yang terkumpul sampai dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2015 sebesar Rp81,59 triliun. Setiap tahun ada penambahan sekitar Rp8-9 triliun sehingga pada 2020 dana haji terakumulasi mencapai Rp120 triliun.

"Kalau tidak dioptimalkan sayang, karena dari optimalisasi itulah bisa ditekan biaya haji. Untuk itu, dana haji harus dikelola dengan baik agar nilai manfaatnya bisa dikembalikan ke jemaah," kata Ramadan.