Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dugaan Pemukulan Staf Anggota DPR, Korban Sempat Dimaki-maki

Dugaan Pemukulan Staf Anggota DPR, Korban Sempat Dimaki-maki Ilustrasi

Dream - Peristiwa dugaan pemukulan dialami seorang tenaga ahli Partai Nasional Demokrat (Nasdem) bernama Dita Aditya. Menurut penuturan Dita, peristiwa itu bermulai dari cekcok antara dia dan Masinton Pasaribu.

Berdasarkan pengakuan Dita, peristiwa itu terjadi usai dia dijemput Masinton di bar Camden, Cikini, Jakarta, pada pukul 22.30.

Masinton yang duduk di kursi belakang, mulai menginterograsi Ditta yang duduk di depan. Tetapi, kejadian itu tak lama. Sebab, Masinton menginstruksikan Husni untuk membawa mobil milik Dita yang terparkir di DPW Nasdem Gondangdia untuk dibawa pulang ke rumah Dita di Cawang.

Masinton kemudian mengambil alih mobil dan kembali menginterograsi Dita.

"Saya tidak diizinkan turun pulang terus saya dibawa puter-puter di jalan sambil dimaki-maki. Saya nangis," kata Dita, Minggu, 31 Januari 2016.

Di saat Ditta menangis itulah memaki dan menggebrak meja. Tak tahan dengan kondisi itu, Dita pun meminta Masinton mengantarkannya pulang. Tetapi, bukan diantar pulang, Dita justru mendapat pukulan dari Masinton.

"Pada saat itulah dua kali tonjokan dengan tangan kanan melayang mengenai pelipis mata saya," ucap dia.

Akibat tonjokan tersebut, Dita merasakan matanya berkunang-kunang. Dia lantas berteriak minta tolong dan hendak menelepon kawan-kawannya.

"Tiba-tiba hape saya direbut oleh pelaku dan saya bilang, kembaliin hp gue, itu hp gue beli sendiri jangan dibanting lagi. Dan reflek saya ambil setir mobil untuk minggir ke kiri," ucap dia.

Telepon seluler milik Dita lantas dikembalikan oleh Marsinton. Tak lama setelah itu, Dita kemudian diturunkan di pinggir jalan dekat rumahnya.

"Setelah turun dari pelaku, saya langsung lari naik ke taksi Express. Oleh sopir taksi, saya diantar ke Polsek Jatinegara untuk dibawa visum et repertum ke RSUD Budi Asih. Setelah visum di RSUD Budi Asih sekitar pkl 00.20-01.30-an, saya didampingi kembali ke Polsek Jatinegara," kata dia.

Atas peristiwa yang dialaminya ini, Dita harus dirawat selama dua hari sejak tanggal 22-24 Januari 2015. Tak hanya itu, Dita yang melaporkan kasus ini ke polisi, sempat mendapatkan ancaman dari orang tak dikenal.

"Ibu diancam akan dibuat celaka jika laporan yang saya buat tidak dicabut," ujar dia.

Bantahan Masinton

Sebelumnya, Masinton lewat staf ahlinya, Abraham Leo Tanditasik membantah telah melakukan pemukulan terhadap Dita. Leo menjelaskan kejadian itu bermula ketika ia diminta untuk menjemput Dita di salah satu bar, kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Leo saat itu berniat membantu Dita karena perempuan itu tengah dalam kondisi tidak sadar akibat minuman beralkohol. Informasi itu kemudian sampai ke telinga Masinton. "Berhubung sudah malam Masinton beserta sopirnya ikut mengantarkan saya ke jalan Cikini II," papar Leo, 31 Januari 2016.

Dita dalam keadaan setengah sadar kemudian langsung duduk di samping kiri, sebelah setir kemudi. Wanita itu juga meminta untuk diantarkan ke kantor DPP Nasdem di Menteng guna mengambil mobil miliknya. Dijelaskan Leo, Dita yang duduk di bangku depan berteriak histeris sepanjang perjalanan menuju Cawang.

Mobil pun berhenti disekitar jalan Matraman karena Dita muntah akibat mabuk. Puncaknya, saat melintas di jalan Otto Iskandardinata, Dita kembali berteriak histeris sambil menarik setir kemudi Leo. Mobil pun oleng ke kiri dan nyaris menabrak trotoar.

"Saya melakukan pengereman mendadak sambil menepis tangan Dita yang menarik kemudi mobil. Tepisan tangan kiri saya mengenai tangan dan wajah Dita," papar Leo dalam informasi tertulis yang diterima Dream.

Usai kejadian itu Leo mengaku tidak ada luka serius di wajah Dita. Leo pun mengatakan saat kejadian itu Masinton sempat sempat menawarkan Dita untuk diobati namun ditolak Dita.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ponsel 3 Anggota DKPP Diretas Bersamaan, Ketahuan Saat Tak Bisa Balas Pesan WA

Ponsel 3 Anggota DKPP Diretas Bersamaan, Ketahuan Saat Tak Bisa Balas Pesan WA

Nomor telepon pribadi tiga pimpinan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dikabarkan diretas sejak Senin, 8 Januari 2024 malam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.