Jusuf Kalla Ngamuk Lahan 16 Hektare di Makassar `Diserobot` Mafia Tanah

Dinar | Kamis, 6 November 2025 19:09

Reporter : Okti Nur

JK meninjau area seluas 164.151 meter persegi itu di kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

DREAM.CO.ID - Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI sekaligus Founder PT Hadji Kalla, Jusuf Kalla (JK), menuding PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) bagian dari Grup Lippo, merekayasa kasus sengketa tanah seluas 16,4 hektare di kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Jusuf Kalla pun meninjau langsung ke lokasi proyek kawasan Metro Tanjung Bunga, pada Rabu pagi, 5 November 2025. JK meninjau area seluas 164.151 meter persegi yang kini tengah dipersiapkan untuk pembangunan properti terintegrasi.

Didampingi CEO Kalla Group Solihin Jusuf Kalla dan Direktur Finance & Legal Imelda Jusuf Kalla, dia memantau proses pemadatan tanah di lokasi.

“Ini tanah saya beli langsung dari anak Raja Gowa sekitar 30 tahun lalu. Jadi jangan ada yang coba-coba merampas,” kata JK dikutip dari Kaltimpost, Kamis, 6 November 2025.

2 dari 3 halaman

Dia menegaskan tidak akan mundur menghadapi upaya yang ia sebut sebagai penyerobotan. Menurut JK, lahan tersebut dulunya termasuk wilayah administratif Kabupaten Gowa, sebelum masuk ke wilayah Kota Makassar.

“Mempertahankan hak milik, harta, itu juga bentuk perjuangan,” ungkapnya.

Ia menilai klaim dari pihak lain sebagai tindakan sewenang-wenang. “Kenapa tiba-tiba ada orang datang mengaku-ngaku? Ini tanah sah milik kami,” tambahnya.

Pihak PT Hadji Kalla menegaskan akan melanjutkan pembangunan sambil mengedepankan jalur hukum untuk menyelesaikan sengketa.

“Ini Makassar,” tegas JK. “Jangan main-main dengan kebenaran," ungkap JK.

3 dari 3 halaman

Sementara itu, Kuasa hukum PT Hadji Kalla, Azis Tika, menegaskan kepemilikan lahan itu sah secara hukum, dengan bukti empat sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan akta pengalihan hak yang telah disahkan.

Ia menyebut proyek tersebut sempat mengalami gangguan dari kelompok massa yang diduga memiliki kaitan dengan PT GMTD Tbk.

“Sejak pematangan lahan dimulai pada akhir September, klien kami kerap menghadapi gangguan fisik dari pihak yang tidak berkepentingan,” ujar Azis dalam konferensi pers pada 30 Oktober lalu.

Ketegangan di lapangan sempat memuncak pada 18 Oktober 2025, saat sekelompok orang mencoba memasuki area proyek dan memicu bentrokan yang melukai tiga orang.

Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Join Dream.co.id