Siapa Saja Wanita Pengusaha Yang Masuk Daftar Asia's Power Businesswomen 2019? (Foto: Shutterstock)
Dream – Forbes merilis daftar 25 wanita pebisnis paling berpengaruh di Asia. Menariknya, ada tiga perempuan Indonesia yang masuk ke dalam daftar tersebut.
Dikutip dari Forbes, Kamis 26 September 2019, daftar ini dibuat oleh Forbes Asia’s Power Businesswomen. Daftar itu menilai para wanita pebisnis berdasarkan capaian dan rekam jejak kesuksesan.
Di daftar ini, ada puluhan pebisnis yang berasal dari wirausahawan, investor, sampai eksekutif ke atas.
Berikut ini adalah tiga wanita pebisnis Indonesia yang masuk ke dalam daftar Forbes.
Dian Siswarini merupakan perempuan pertama yang menakhodai PT XL Axiata Tbk. Wanita ini didapuk sebagai presiden direktur XL Axiata setelah 20 tahun berkarier di industri telekomunikasi. Sekadar informasi, industri ini didominasi oleh kaum Adam.
Saat merintis karier, Dian harus memanjat menara pemancar seluler setinggi 50 meter. Kala itu, dia bekerja sebagai insinyur jaringan.
Lalu, dia mengembangkan keterampilannya, yaitu menguasai cara mengatur bisnis digital. Dian menyebutnya dengan 3R, yaitu revamping, rise, dan reinvet inti bisnis XL Axiata. Di bawah kepemimpinannya, XL Axiata menjual unit telko di luar inti serta menawarkan akses yang lebih luas dan layanan data yang terjangkau.
Dengan strategi ini, pangsa pasar XL Axiata melebar dari 10 persen pada 2016 menjadi 18 persen pada 2016. EBITDA naik 5 persen menjadi US$601 juta (Rp8,53 juta). Ibu tiga anak ini mengatakan, regulasi pendidikan seharusnya diubah untuk mendukung lebih banyak perempuan mengembangkan karier di bidang teknologi.
Anna berkarier di Avrist Assurance Indonesia pada 2011. Kala itu, dia ditempatkan di bagian portofolio investasi Avrist Indonesia.
Lima tahun kemudian, Anna didapuk sebagai direktur di bagian manajemen aset. Wanita berusia 47 tahun ini membentuk timnya sendiri. Selama setahun, aset yang dikelola perusahaan ini melesat 169 persen menjadi Rp2,2 triliun. Jumlah nasabahnya bertambah hampir tiga kali lipat dari yang semula hanya 1.000 orang.
Pada 2019, Anna menjadi wanita satu-satunya di jajaran direksi. Pada tahun lalu, laba bersih perusahaan meningkat 47 persen menjadi Rp249 miliar. Pada Mei, dia menjadi presiden direktur pertama di Avrist selama 44 tahun keberadaannya.
Anna membidik Avrist bisa menduduki peringkat 10 besar pada 2023. Saat ini, perusahaan itu berada di posisi ke-24 besar.
Wanita berusia 37 tahun ini punya dua kata “ sakti” yang bisa menginspirasi pebisnis wanita muda. Dua kata itu adalah “ bidik tinggi”. Teresa merupakan pimpinan ritel online dan produk perabotan, yaitu Ruparupa.
Ruparupa merupakan insiatif digital yang penting bagi perusahaan keluarga, yaitu Kawan Lama Group. Kawan Lama ini merupakan perusahaan yang dijalankan oleh sang ayah, Kuncoro Wibowo. Sekadar informasi, Kawan Lama merupakan perusahaan ritel yang menjual furnitur, mainan, dan pasokan hardware. Perusahaan itu juga mengoperasikan Ace Hardware.
Pada 2016, Teresa meluncurkan Ruparupa yang mengubah fokus bisnis grup dari toko ritel menjadi e-commerce. Strateginya sukses. Kini, Kawan Lama harus berhadapan dengan rivalnya di bidang e-commerce seperti Tokopedia dan JD.com.
Dream – Jalan untuk menjadi pebisnis kini semakin mudah. Tak perlu punya toko atau kantor, kamu bisa menjajakan produk atau jasa melalui sosial media. Dengan jutaan bahkan miliaran pengguna, peluang mendapat pelanggan sangat besar.
Fenomena berbisnis melalui sosial media inilah yang sedang coba ditangkap platform media sosial, Instagram. Menyasar generasi muda Indonesia, aplikasi milik miliarder Mark Zuckerberg ini mencoba membantu generasi muda meningkatkan keterampilan digital dalam mengembangkan bisnis.
Mengusung program Akademi Instagram, Kepala Bagian Bisnis Berkembang dan UKM Facebook dan Instagram, Ferdy Nandes, menjelaskan bahwa program ini akan membina 1.000 wirausahawan muda untuk meningkatkan keterampilan digital.
“ Tahun lalu, #bisnisanakmuda berhasil menjadi salah satu tagar paling banyak digunakan di Instagram. Kami senang meluncurkan program Akademi Instagram pertama kalinya di Indonesia,” kata Ferdy di Jakarta, Jumat 19 Juli 2019.
Menurut Ferdy, program ini dirancang bagi pengusaha muda berusia di bawah 35 tahun dan sudah menjalani bisnis setidaknya satu tahun.
Program ini tersedia secara gratis untuk bisnis yang bergerak di salah satu kategori dari 16 subsektor industri kreatif.
Selama acara berlangsung, peserta akan belajar tentang cara memahami fitur-fitur bisnis di Instagram, membuat konten menarik untuk pemasaran produk, serta strategi promosi yang tepat.
Instagram juga bekerja sama dengan Kreavi, platform digital yang memiliki fokus memberdayakan para kreator visual Indonesia, untuk melakukan proses kurasi 1.000 peserta.
Tahun ini Akademi Instagram akan dilakukan di tiga kota yaitu Jakarta (20 Juli 2019), Bandung (3 Agustus 2019) dan Yogyakarta (24 Agustus 2019).
CEO Kravi, Anto Motulz, mengatakan saat ini industri ekonomi kreatif semakin berkembang dengan adanya kemudahan akses internet dan media sosial. “ Kami berharap Akademi Instagram dapat mendorong para wirausahawan muda untuk lebih semangat dalam berkreasi dan berkarya,” kata Anto.
(Sah, Laporan : Alfi Salima Puteri)
Advertisement