Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Dream - Majelis zikir Az Zikra pimpinan Ustaz Arifin Ilham membuat keputusan yang cukup menjadi sorotan. Majelis ini mengganti penggunaan terjemahan Alquran dari Kementerian Agama (Kemenag) dengan terjemahan Tafsiriyah terbitan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
Penyebabnya, sebanyak 3.229 terjemahan ayat Alquran versi Kemenag diduga mengandung kesalahan.
Persoalan inipun ditanggapi oleh Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Quran (LPMQ) Kemenag, Muchlis M Hanafi. Muchlis meminta masyarakat menggunakan pelbagai versi terjemahan yang dianggap nyaman dibaca.
" Silakan pilih yang nyaman untuk dibaca. Tetapi, tidak perlu saling menyalahkan, menganggap karya tertentu paling benar, dan yang lain salah, sebab masing-masing memiliki argumentasi," kata Muchlis, dalam keterangan tertulis diterima Dream, Selasa, 18 Juli 2017.
Menurut doktor tafsir lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu, terjemahan Alquran Kemenag disusun oleh para ulama yang berkompeten.
Meski begitu, dia mengakui, terjemahan yang saat ini ada belum sempurna, karena yang mengetahui hakikat Alquran hanyalah Allah SWT.
Muchlis pun keberatan jika terjemahan 3.229 ayat Alquran oleh LPMQ disebut mengandung kesalahan. Dia bahkan mengatakan dugaan kesalahan pada terjemahan itu berlebihan dan mengada-ada. (ism)
Dream - Berdasarkan kajian tim yang terdiri dari para ulama, menurut Muchlis, apa yang disebut sebagai kesalahan hanyalah perbedaan terjemahan, baik karena pilihan kata maupun makna.
Perbedaan itu merupakan kewajaran karena salah satu karakteristik Bahasa Alquran adalah hammalun dzu wujuhin, mengandung berbagai penafsiran.
Selain itu, perbedaan tafsir dimungkinkan terjadi juga karena beda pendekatan dan metode dalam terjemahan. Terjemahan MMI menggunakan metode tafsiriyah, sedangkan terjemahan Kemenag perpaduan metode terjemah harfiah, lafzhiyyah, dan tafsiriyah,
Terjemahan Kemenag disusun oleh para ulama dan pakar. Sedangkan terjemahan MMI disusun oleh Ustaz M Thalib seorang.
“ Memahami Alquran tidak cukup hanya dengan mengandalkan terjemahan, tetapi juga harus merujuk kepada penjelasan kitab-kitab tafsir dan penjelasan ulama yang otoritatif,” kata Muchlis.
Muchlis mencontohkan kata `uqtuluuhum` pada Surat Al Baqarah/2 ayat 191. Secara bahasa dan dalam terjemahan mana pun, kata itu diartikan ‘bunuhlah mereka’.
Sedangkan kata ‘akhrijuuhum’ artinya ‘usirlah’ atau ‘keluarkan mereka’. Tetapi itu tidak berarti, setiap orang boleh membunuh dan mengusir musuh-musuh di mana pun dan kapan pun dijumpainya.
Dream - Adapun munculnya tuduhan terjemahan Alquran Kemenag yang memicu aksi terorisme juga terkesan mengada-ada. Muchlis mengatakan, faktor penyebab aksi terorisme tidaklah tunggal, namun melibatkan banyak faktor seperti sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya.
Kesalahan terjemahan pada Alquran dan hadis hanya sekelumit penyebab. Penyebabnya utama terorisme, kata Muchlis, berawal dari pemahaman terhadap teks-teks keagamaan secara sepotong-sepotong, sempit dan sikap tidak terbuka terhadap berbagai perbedaan pandangan keagamaan.
“ Seandainya tuduhan itu benar, tentu jumlah teroris akan lebih banyak dari yang ada sekarang, dan sudah muncul teroris dari dulu, bukan belakangan ini saja. Terjemahan Kemenag sudah ada sejak 1965. Mengapa teroris baru muncul belakangan ini saja, padahal dari dulu orang sudah gunakan terjemahan,” kata dia.
Advertisement
Seasoldier, Komunitas Peduli Lingkungan yang Digagas Nadine Chandrawinata
Dian Sastro Pakai Pin One Piece di Toronto Film Festival, Gunakan Fashion untuk Kritik?
Momen Demonstran Nepal Bantu Evakuasi Istri Disabilitas yang Ditinggal Kabur Suami Menteri
6 Komunitas Lari di Jabodetabek, Tempat Kumpul Seru Para Runner
Curhat Dokter Sering Temui Pasien `Overdosis` Seblak dan Mi Pedas Ekstrem
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Siap-Siap Adu Cepat! Begini Cara Menangin Promo Flash Sale Rp99
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Sudah Tahu Belum Moms? Ini Cara Konsumsi Susu Pertumbuhan Anak
Seasoldier, Komunitas Peduli Lingkungan yang Digagas Nadine Chandrawinata
Dian Sastro Pakai Pin One Piece di Toronto Film Festival, Gunakan Fashion untuk Kritik?