Penduduk Swiss Menyetujui Perdagangan Bebas Dengan Indonesia (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Dream - Hasil referendum di Swiss menunjukan sepaaruh dari warga salah satu negara Eropa itu menyetujui usulan untuk menjalin perdagangan bebas dengan Indonesia. Kabar baik ini membuka peluang bisnis bagi Indonesia mengingat Swiss merupakan negara dengan pendapatan per kapita terbesar di dunia
Hubungan perdagangan dengan Swiss sempat terganggu setelah adanya isu lingkungan dalam produk minyak kelapa sawit dari Indonesia.
Ini adalah pertama kalinya para pemilih Swiss secara langsung memiliki suara mereka tentang perjanjian perdagangan bebas.
Dengan hasil referendum tersebut, Swiss yakin akan meraih potensi untuk masuk ke pasar Indonesia yang merupakan terbesar keempat dunia. Mengutip laman ftrust.ch, laporan Swiss Credit Suisse Wealth Report 2019 menempatkan Swiss sebagai negara dengan kekayaan penduduk dewasa per kapita tertinggi di dunia diikuti Hong Kong dn Amerika Serikat.
Seorang penduduk dewasa Swiss dilaporkan memiliki kekayaan US$ 564.650, setara Rp8,15 miliar, atau meningkat 144 persen dibandingkan tahun 20000.
Kesepakatan itu diraih setelah 51,7 persen pemilik suara menyatakan persetujuaannya untuk mengadakan perdagangan bebas dengan Indonesia. Jumlah pemilik mencapai 51 persen dari pemegang suara yang terdiri dari warga lokal dan ekspatriat.
Mengutip data hasil referendum Swiss dikutip dari laman swissino.ch, sebanyak 51,6 pemilih menyatakan setuju untuk mengadakan perdagangan bebas dengan Indonesia. Sementara 48,4 persen menolak usul tersebut.
Laman businesstimes.com.sg melaporkan para pendukung perdagangan bebas menyatakan kepuasannya dengan hasil tersebut.
Dengan kesepakatan tersebut, nantinya pengenaan tarif terhadap produk semua ekspor terbesar Swiss ke Indonesia secara bertahap akan dihapus. Sebagai balasannya, Swiss akan menghapus bea masuk produk industri Indonesia.
Importir minyak kelapa sawit akan diminta membuktikan produk mereka memenuhi persyaratan lingkungan dan sosial yang diminta.
Perjanjian perdagangan indonesia dan Swiss ditandatangani pada 2018 dan disetujui parlemen pada 2019. Namun kalangan oposisi bergerak untuk membatalkan peranjian impor minyak kelapa sawit dan mengangkuat isu ini untuk dijadikan bahan referendum.
Selama ini minyak kelapa sawit banyak digunakan untuk produk makanan hingga kosmetik. Namun kontroversi seputar isu lingkungan membuat produk andalan Indonesia ini menghadapi banyak penolakan.
Kesepakata ini diharapkan bisa meningkatkan kerja sama dengan Indonesia yang merupakan mitra dagang terbesar ke-44 dan pangsa ekspor ke 156 terbesar di Asia bagi Swiss.
Di tahun 2020, ekspor Swiss ke INdonesia dilaporkan mencapai US$ 719,2 juta.
Swissmem, asosiasi nasional yang mewakili industri teknik, mengatakan kesepakatan itu akan " sangat memudahkan akses perusahaan Swiss ke pasar yang menjanjikan ini" .
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik