Afsel Susul Turki, Argentina, Venezuela, Ini Gambaran Parahnya Resesi

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 7 September 2018 07:28
Afsel Susul Turki, Argentina, Venezuela, Ini Gambaran Parahnya Resesi
Ada yang sampai inflasinya diperkirakan mencapai 2 juta persen.

Dream - Turki, Argentina, Venezuela, dan kini Afrika Selatan. Empat negara itu tengah menghadapi cobaan berat setelah perekonomiannya masuk jurang resesi.

Afrika Selatan menjadi negara terbaru yang dikabarkan mengalami resesi setelah pertumbuhannya ekonominya melambat 0,8 persen pada kuartal kedua 2018.

Secara teknis, sebuah negara dikatakan mengalami resesi jika ekonominya mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.

Pemicu utama resesi ekonomi yang melanda AFsel adalah pertumbuhan melambat dari sektor pertanian, transportasi, dan perdagangan. Secara khusus, pertumbuhan sektor pertanian Afsel turun 29,2 persen, atau 0,8 persen dari PDB negara.

Statistics South Africa, BPS-nya Afsel mencatat pertumbuhan positif terjadi pada sektor industri pertambangan, keuangan, real estate dan jasa.

" Ekonomi tetap loyo, sebagian disebabkan ketidakpastian kebijakan," kata analis dari Peregrine Solutions, Bianca Botes.

Ekonomi George Glynos, kepala analis di ETM Analytics mengatakan resesi yang dialami Afsel adaah hasil dari pengelolaan administrasi yang buruk selama bertahun-tahun.

Nilai tukar Rand tercatat sudah turun 1,5 persen terhadap dollar AS pada perdagangan kemarin. Kurs dollar AS dijual 15,6 rand. Pelemahan ini membuat pasar saham negara tersebut ikut ambruk.

 

1 dari 2 halaman

Inflasi Venezuela 2 Juta Persen!

Sementara itu dari Amerika Latin, negara yang mengalami kebangkrutan Venezuela semakin susah keluar dari tekanan.

Kisah Pilu Mantan Miss Venezuela, Meninggal Sebagai Tunawisma

Laporan terbaru menyebutkan laju inflasi Venezuela hanya untuk Agustus saja menyentuh angka 200 persen. Sepanjang tahun ini, laju inflasi telah menyentuh 200 ribu persen.

Mantan pejabat bank sentral Venezuela, Jose Guerra dalam cuitannya mengatakan dua bulan yang lalu, laju inflasi di Venezuela untuk satu bulan untuk pertama kalinya melewati 100 persen.

Dengan inflasi ini, harga barang di Venezuela telah meroket sampai 35 ribu persen sejak awal tahun 2018, atau 200 ribu persen sejak 31 Agustus 2017.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi Venezuela bakal menyentuh satu juta persen pada akhir 2018.

 

2 dari 2 halaman

Argentina Minta Tolong, Turki Tetap Pede

Pasar negara emerging market saat ini juga tengah dibuat cemas dengan kondisi ekonomi Turki dan Argentina. Kedua negara itu telah menyebarkan ketakutan pada pasar dunia termasuk Indonesia.

Penalti Lionel Messi Gagal Gara-gara Dihipnotis Kiper?

Argentina bergerak cepat untuk memulihkan ekonomi negaranya. Negeri Tanggo ini telah memila IMF untuk memberikan dana pinjaman US$50 miliar, langkah yang membuat pasar terkejut dan peso tertekan.

Nilai tukar Peso tercatat jatuh ke posisi terendah sepanjang sejarah di kisaran 41 per dollar pekan lalu.

Laju inflasi Argentina juga semakin mengkhatirkan. Pada Juli lalu, inflasi Argentina meningkat tajm hingga 30 persen dalam setahun. Langkah antisipasi bank sentral Argentina dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan tak ampuh mengendalikan pasar.

Dari Turki, pelemahan nilai tukar Lira telah menyebar menjadi wabah di kalangan negara-negara Emerging Market. Nilai tukar lira terhadap dollar AS menyentuh rekor terendahnya setelah Presiden Donald Trump menggandakan pengenaan tarif impor untuk komoditas baja dan aluminium.

Lira telah melemah hingga 40 persen sejak presiden Recep Tayyip Erdogan bersikukuh agar bank sentral tetap mempertahankan suku bunga rendah.

Sentimen yang melanda negara-negara berkembang ini ikut menyeret pasar saham Indonesia. Burs Efek Indonesia mencatat perdagnagan terburuknya dalam dua tahun terakhir kemarin. Sementara nilai tukar rupiah menyentuh level terendah dalam dua dekade terakhir.

Menurut Moody's, Indonesia memiliki 41 persen surat utng dalam satuan mata uang asing. Dengan kurs rupiah yang terus melemah, semakin sulit bagi pemerintah untuk membayar utang-utangnya.

(Sumber: CNBC, Theindependet.co.uk)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More