Ukraina Akhirnya Dapat Bantuan Sistem Peluncur Roket Canggih Dari AS
Dream - Perang antara Rusia dan Ukraina masih saja terjadi. Tidak ada titik temu terkait upaya untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung lebih dari 100 hari itu.
Justru perang Rusia-Ukraina ini diprediksi bakal semakin dahsyat. Pasalnya, Amerika Serikat sudah mulai mengirim roket jarak jauhnya untuk membantu Ukraina menghadapi Rusia.
Diketahui sebelumnya, Ukraina terus meminta bantuan persenjataan kepada pihak Barat termasuk AS dalam memerangi invasi yang dilancarkan Rusia.
Terbaru, AS bersedia memberikan bantuan senjata dengan mengirim sistem roket jarak jauh beserta amunisinya yang lebih canggih.
Sistem roket yang dikirim ini lebih presisi dan memiliki mobilitas yang tinggi. Senjata terbaru tersebut adalah Himars (High Mobility Artillery Rocket System) M142.
Himars M142 sendiri sebenarnya merupakan multiple launch rocket system (MLRS) atau sistem peluncur roket ganda M270 yang telah disempurnakan.
Roket yang ditembakkan dari atas platform Himars dipastikan akan tepat sasaran karena dipandu oleh GPS atau sistem navigasi inersia.
Selain lebih presisi dari milik Rusia, empat Himars M142 yang dikirim AS ini adalah versi yang bisa menembak sejauh 80 kilometer.
Sistem roket ini akan memberi militer Ukraina kemampuan untuk menyerang target yang berada dalam perlindungan sistem pertahanan Rusia.
Himars M142 terdiri dari enam peluncur roket yang lebih cepat, dan dapat dipindahkan dalam waktu singkat. Itulah kenapa Himars M142 punya atribut 'mobilitas tinggi'.
" Himars memberikan upgrade senjata yang masif. Dampaknya sama dengan persenjataan memakai pesawat tempur," kata Rita Konaev, akademisi dari Georgetown University.
" Ini adalah sistem roket berpandu yang presisi dengan jangkauan yang diperluas. Memungkinkan untuk menghancurkan target bernilai tinggi musuh. Sistem ini akan sangat berguna," tambah Wakil Menteri Pertahanan AS, Dr Colin H Kahl.
Melihat Ukraina mendapat bantuan peluncur roket yang canggih, Rusia mengungkapkan protes dan kekesalannya.
Rusia menuduh AS dengan sengaja menyiram minyak ke dalam api hingga membuat perang semakin tidak terkendali ke depannya.
" Pengiriman senjata itu tidak berkontribusi pada kemauan pemimpin Ukraina untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian," sebut pihak Rusia.
Ukraina sudah sejak lama menginginkan senjata baru yang bisa mengimbangi hujan roket Rusia yang telah menghancurkan beberapa kota negara itu.
Rusia sendiri sebenarnya juga punya sistem peluncur roket jarak menengah seperti TOS-1 di atas. Tapi Himars milik Amerika disebut lebih presisi dan memiliki jangkauan yang lebih jauh.
Sumber: The Quint
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media