Jusuf Hamka (Foto: Instagram @jusufhamka)
Dream - Jusuf Hamka, pengusaha yang menjadi pemilik perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada dikenal sebagai sosok dermawan. Semenjak memutuskan menjadi mualaf, Jusuf mendirikan beberapa masjid dan membantu pembangunan mushola.
Kedermawanan pria kelahiran 5 Desember 1957 ini kepada orang-orang yang membutuhkan memang sudah diketahui banyak orang. Namun Jusuf Hamka selalu berusaha ada pelajaran yang dipetik dari bantuan yang diberikan. Salah satunya diperlihatkan saat dia memberikan makan berupa nasi kuning kepada masyarakat membutuhkan.
Namun Jusuf Hamka tidak memberikan nasi kuning itu secara gratis. Dia tetap meminta masyarakat membayar senilai Rp3 ribu untuk satu porsi nasi kuning.
Mengutip laman Merdeka.com, Senin, 20 Desember 2021, Jusuf Hamka sengaja mematok harga nasi kuning untuk mencegah adanya orang tidak berhak yang ikut mengambil jatah nasi kuning.
" Kalau dikasih gratis nanti yang tidak lapar, tidak membutuhkan, ikut ambil. Bayar Rp3 ribu harus makan di tempat karena masyarakat kita cukup pandai. Nanti beli 3 ribu dijual lagi 6 ribu. Yang benar membutuhkan enggak kebagian," ungkap Jusuf Hamka.
Konsep yang dijalankan bos jalan tol ini ternyata memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat. Salah satu buktinya terlihat pada seorang konsumen di Kantor PMI DKI Jakarta yang terletak di Jalan Kramat Raya.
Dia menceritakan seorang tukar parkir awalnya memberi nasi bungkus dan makan di tempat sesuai yang disyaratkan. Setelah lima menit usai menyelesaikan makannya, tukang parkir tersebut datang kembali ke warungnya.
Namun kali ini berbeda. Tukang parkir itu justru membawa pengalaman yang membuat Jusuf Hamka bahagia dengan konsep nasi kuning Rp3.000-nya.
Tukang parkir itu ternyata mengajak seorang kakek renta untuk makan di tempat Jusuf Hamka. Rupanya dia sedang bersedekah kepada si kakek dengan mentraktirnya makan nasi kuning.
" Saya lihat konsep sedekah ini bermanfaat, jadi ajang sedekah di antara mereka," kata Jusuf Hamka.
Rupanya nasi kuning tersebut tidak dibuatnya sendiri. Jusuf Hamka membelinya dari warung-warung atau UMKM yang ada di sekitar. Karena menurutnya, warung atau UMKM di sekitar juga harus diberdayakan.
" Konsepnya nasi kuning dibeli dari warung di sekitar, harus diberdayakan. UMKM dagang nasi cari nafkah, buat anak sekolah. Kalau kita cari barokah. Kalau kompetisi sama kita enggak laku, kalau begitu yang ada nanti sumpah serapah ke kita," ujarnya.
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Kondisi Kulit Wajah Viral, Wulan Guritno: Bersyukur Jejak Digital Itu Ada

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya