
Bukan Cuma Soal Angka, Ternyata Ini Alasan Penjual Sering Kasih Harga Nanggung Rp999
Seringkali kita menemukan penjual memasang harga dengan angka 9.
Seringkali kita menemukan penjual memasang harga dengan angka 9.
Dream - Harga yang dicantumkan dalam sebuah produk seringkali berakhiran dengan angka 9. Contohnya, Rp399.999 atau pun Rp49.000 dan sebagainya. Pencantuman harga tidak bulat ini ternyata ada alasannya.
Harga berakhiran angka 9 yang nanggung ini kerap dijumpai di produk ritel, makanan, elektronik, pakaian dan lainnya. Cara ini merupakan salah satu strategi penjualan untuk mendapatkan peningkatan penjualan dengan memengaruhi konsumen.
Peningkatan penjualan bisa dilakukan dengan memainkan harga jual sesuai dengan psikologi pembeli atau terkenal dengan istilah ‘psychological pricing’.
Artinya, pebisnis atau pemilik usaha menetapkan harga produknya secara strategis demi mendapatkan respons emosional pelanggan guna mendorong penjualan.
Menurut laman Lifepal, salah satu strategi itu dengan membuat harga produk nanggung seperti berakhiran angka 9 tersebut.
Bahkan dalam penelitian Universitas Chicago terhadap penerapan harga di pakaian wanita dengan harga US$34, US$39, dan US$44.
Hasilnya yang paling banyak terjual adalah seharga US$39, padahal ada yang lebih murah dari itu.
Dalam penerapan lain, harga yang tertera di website Ibox, semua barang yang dijajakan entah itu Iphone, Ipad, Mac, atau aksesori lainnya pasti harganya berakhiran angka 9.
Strategi penjualan yang paling banyak memikat para pembeli, yaitu harga diskon. Seperti diskon 10 persen, 20 persen, 50 persen, bahkan 100 persen dengan berbagai syarat dan kententuan.
Salah satu yang paling banyak dilakukan adalah ‘Beli Satu Gratis Satu’. Dengan cara seperti itu, penjual bisa menarik hasrat berbelanja masyarakat dengan sangat cepat.
Adapula strategi yang menerapkan kebalikan dari angka berakhir 9 yakni dengan membulatkan angka.
Misalnya biaya produksi barang yang dijajakn sebesar Rp111.500, kemudian penjualnya menjadi Rp150.000.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, ternyata harga bulat justru lebih mudah diproses dan menimbulkan ketergantungan pada perasaan konsumen untuk membeli barang tersebut.
Dalam penelitian tersebut, peneliti melakukan eksperimen dengan menjual wine seharga US$40,00, US$39,72 atau US$40,28. Hasilnya, lebih banyak yang membeli US$40.00.
Para pebisnis tentunya akan menerapkan strategi agar penjualannya naik
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Punya Pewaris, Pria Paruh Baya Ini Akan Jual Bisnisnya Senilai Rp9,1 Miliar
Baca SelengkapnyaMemilukan kakek penjual gula aren keliling cuma bisa pasrah usai ditipu. Dagangannya dibeli pakai uang mainan.
Baca SelengkapnyaIa merasa pelayanan MUA itu tidak sesuai denga harga mahal yang sudah dibayarkan untuk pernikahannya.
Baca SelengkapnyaIa merintis usahanya hingga berkembang pesat dan mendapat banyak orderan.
Baca SelengkapnyaHarga Tiket Kereta Cepat Whoosh Resmi Dijual Rp300 Ribu, Simak Cara Pesannya
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan harga pasaran rumah di daerah tersebut dengan luas tanah dan bangunan yang sama, harga itu termasuk murah.
Baca SelengkapnyaLokasinya di Cikarang, rumah itu memiliki luas tanah 117 meter persegi dan luas bangunan 100 meter persegi.
Baca Selengkapnya