Nurdi, Pedagang Kerak Telor Di Area Pintu Keluar Jakarta Fair. / Foto: Alfi Salima Puteri
Dream - Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kembali digelar setelah sempat vakum sejak tahun 2019 karena pendemi Covid-19. Gelaran Jakarta Fair ini dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengusaha yang selama dua tahun tak bisa bertemu langsung dengan pembeli secara lebih leluasa.
Salah satu pelaku usaha yang tak mau melewatkan acara tahunan ini antara lain pedagang kerak telor. Makanan khas Jakarta ini senantiasa menjadi ikon dari gelaran PRJ dan menambah suasa kental dengan budaya Betawi.
Nurdi, salah seorang di antara pedagang kerak telor yang mengadu peruntungan di event PRJ. Pria asli Garut, Jawa Barat ini rutin mengikuti PRJ sejak tahun 2004 silam. Walaupun bukan berasal dari Betawi, kerak telor buatan Nurdin tak kalah enak dengan pedagang lainnya.
Menurut Nurdi, mayoritas pedagang kerak telor yang kini berjualan di Jakarta Fair adalah para perantau dari daerah Jawa Barat. Bahkan dari kampungnya tersebut, Nurdi mengungkapkan ada sekitar 200 orang yang juga ikut menjajakan kerak telor.
" Sekarang banyaknya ya (pedagang kerak telor) dari Garut dan sekitarnya. Karena yang asli Betawi udah jarang yang mau jualan kaya gini," ungkap Nurdi saat ditemui oleh jurnalis Dream.co.id pada Sabtu, 25 Juni 2022.
Lantaran tidak mampu membayar sewa untuk menjadi peserta di dalam arena pameran, Nardi memilih berjualan di luar area Jakarta Fair.
Meskipun tidak berada di dalam arena pameran, momen Jakarta Fair yang dihelat dalam rangka menyambut ulang tahun kota Jakarta ini tetap menjadi berkah tersendiri bagi bisnisnya.

Biasanya Nurdi mulai berjualan mengikuti jam operasional Jakarta Fair, yakni mulai pukul 15.30 - 22.00 WIB saat weekday dan 10.00 - 22.00 WIB saat weekend.
" Tapi kalau lagi rame mah kaya malam minggu, biasanya saya bisa mangkal sampai jam 12an. Kan ada bubaran pekerja juga, suka ada yang beli," tutur Nurdi.
Nurdi menjual kerak telor ayam dan bebek. Untuk kerak telor ayam ia banderol seharga Rp25 ribu, dan Rp30 ribu untuk kerak telor bebek.
Harga ini lebih murah dibanding pedagang kerak telor yang berjualan di dalam arena pameran yang mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per porsi.

Nurdi bisa menjual agak murah karena tidak membayar sewa tempat. Ia mengaku hanya perlu membayar biaya keamanan sebesar Rp1 juta selama Jakarta Fair berlangsung.
Nurdi berjualan di trotoar jalan sekitar pintu keluar parkiran Jakarta Fair. Ia sudah mangkal di tempat sejak Jakarta Fair buka 9 Juni lalu.
Meskipun berjualan di luar, Nurdi mengatakan banyak pengunjung Jakarta Fair yang membeli kerak telornya. Selama event berlangsung, ia bisa menjual sedikitnya 20 porsi per hari, dengan omzet sekitar Rp500 ribuan.
Sehingga jika diakumulasi, pendapatan Nurdi selama sebulan bisa mencapai Rp15 jutaan.
Advertisement
Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19
