Dunia Keuangan Dipenuhi Rp 823 Triliun Utang Syariah

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 5 September 2014 10:31
Dunia Keuangan Dipenuhi Rp 823 Triliun Utang Syariah
Penerbitan surat utang syariah (sukuk) global tahun ini diperkirakan mencapai US$ 70 miliar atau Rp 823,55 triliun.

Dream - Penerbitan surat utang berprinsip Islami makin ramai di industri keuangan dunia. Tahun ini dpiperkirakan nilai penerbitan sukuk global bakal lebih bertambah US$ 30 miliar dari tahun lalu, atau mencapai sekitar US$ 70 miliar atau setara Rp 823,55 triliun.

Meningkatnya tren pencarian uang lewat instrumen surat utang syariah ini, tak terlepas dari aksi sejumlah pemerintah di dunia yang menerbitkan sukuk global.

" Kami berharap pemerintah untuk mengeluarkan sekitar US$ 30 miliar sukuk pada tahun 2014, meningkatkan pangsa pasar sekitar US$ 115 miliar pada akhir tahun 2014," kata Khalid Howladar dari Global Head Islamic Finance Moody seperti dikutip laman Zawya, Jumat, 5 Agustus 2014.

Khalid memperkirakan, momentum pertumbuhan yang kuat ini dipicu dukungan pemerintah Islam dan non-Islam yang baru memasuki pasar.

Tiga tahun terakhir, pasar sukuk global naik dua kali lipat, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 30 persen selama 10 tahun sebelumnya. Stok sukuk yang beredar hampir empat kali lipat selama periode itu yang disebabkan penerbitan sukuk tahunan yang meningkat tajam dari kurang dari US$ 32 miliar pada 2010 menjadi US$ 83 miliar pada akhir tahun 2012.

Penawaran sukuk seluruh dunia turun ke US$ 64 miliar pada 2013 akibat tingginya persepsi risiko kredit di negara berkembang. 

Pasar sukuk juga telah meningkat tajam selama tiga tahun terakhir, dengan penerbitan tahunan meningkat tajam dari kurang dari US$ 15 miliar pada 2010 menjadi US$ 33 miliar dan US$ 23 miliar pada 2012 dan 2013.

Sukuk yang beredar sekarang menyumbang sekitar 36 persen dari US$ 296 miliar pasar sukuk global pada Juli 2014.

" Tahun 2014 telah menjadi tahun yang penting untuk sukuk, dengan Inggris mengeluarkan sukuk perdana, dan Hong Kong serta Afrika Selatan mengharapkan untuk melakukan penjualan pada bulan September 2014. Ketiganya adalah negara-negara non-Islam utama, dan transaksi menunjukkan perubahan signifikan dalam ukuran, kedalaman dan likuiditas pasar ini," kata Howladar.

Volume sukuk telah meningkat secara signifikan selama tiga tahun terakhir karena pemerintah di Asia, Teluk, Eropa dan Afrika sekarang berusaha untuk memanfaatkan peningkatan permintaan aset keuangan berbasis syariah. Mereka lebih mendukung tujuan-tujuan kebijakan domestik mereka untuk keuangan Islam .

" Malaysia dan Indonesia baru-baru ini telah mendorong pertumbuhan sukuk dengan penjualan di pasar domestik mereka," catatan Christian De Guzman, Vice President dan Analis Senior Moody.

Bersama-sama, kedua negara mencapai sekitar duapertiga dari jumlah penerbitan sukuk per Juli 2014. Moody mengharapkan banyak emiten dari negara Islam dan non-Islam untuk terus memasuki pasar di saat penerimaan investor dari instrumen syariah mendapatkan momentum.

" Pertumbuhan nyaman investor dengan instrumen Islam yang relatif kompleks, kebutuhan pembiayaan yang meningkat dan selera pasar beberapa negara Muslim, serta keinginan untuk menghubungkan investasi lebih kuat dengan pertumbuhan ekonomi cepat di Teluk dan Asia telah mendorong pertumbuhan ini," kata Howladar. (Ism)

Beri Komentar