Miliarder Dibenci Oleh Masyarakat Karena Obat. (Foto: Shutterstock)
Dream – Sebagian besar miliarder di Amerika seperti Bill Gates dan Warren Buffet dikenal sebagai donatur dan sering menyumbangkan uangnya ke berbagai tempat. Mereka juga dipuja dan dikagumi banyak orang.
Tapi, ada juga miliarder yang dibenci orang karena bisnisnya.
Miliarder itu adalah Keluarga Sacklers. Mereka adalah pemilik perusahaan obat, Purdue Pharma. Perusahaan itu memproduksi obat-obatan jenis opioid.
Produk itu disebut-sebut sebagai dalang meninggalnya ribuan warga Amerika Serikat. Keluarga itu dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, ada yang menolak sumbangan yang diberikan oleh keluarga Sacklers, menurut BBC.
Contohnya, National Portrait Gallery di Inggris menolak bantuan senilai Rp16 miliar untuk pengembangan museum. Ada juga Museum Solomon R Guggenheim di Manhattan, Amerika Serikat, menyebut takkan lagi menerima bantuan apa pun dari keluarga ini. Sekadar informasi, museum itu sudah menerima dana senilai total US$9 juta (Rp127 miliar).
Keluarga Sacklers memiliki kekayaan senilai US$13 miliar (Rp184,8 triliun), menurut Forbes. Keluarga itu mulai berbisnis di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Arthur, Mortimer dan Raymond Sackler adalah dokter. Tiga bersaudara inilah yang membangun bisnis opioid awalnya. Pada awal 1950-an mereka membeli perusahaan obat-obatan, Purdue Frederick yang kemudian berubah menjadi Purdue Pharma.
Purdue Pharma kemudian menciptakan OxyContin, obat penghilang rasa sakit sejenis opioid yang kemudian dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1996. Obat ini kemudian disalahgunakan dan dikonsumsi berlebihan oleh masyarakat Amerika Serikat dan menimbulkan kematian.
Menurut data Centres for Disease Control and Prevention, jumlah kematian dari overdosis opioid di Amerika Serikat meningkat hingga 2017 lalu dan mencapai lebih dari 70 ribu orang.
Jaksa Agung Massachusetts, Maura Healey, baru-baru ini merilis sejumlah dokumen yang berpotensi memberatkan dan menuduh keluarga Sackler.
Mereka dituduh menggunakan praktik pemasaran yang melenceng tentang opioid sebenarnya dan dianggap memberikan informasi dan persepsi yang salah pada masyarakat. Padahal opioid adalah obat yang harus digunakan berdasarkan resep dokter.
Dikabarkan minggu ini Komite Pengawasan DPR Amerika Serikat menyatakan telah melakukan riset terhadap manajemen Sacklers mengenai dokumen strategi pemasaran Purdue dalam menjual OxyContin.
(Sumber: Liputan6.com/Athika Rahma)
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Kondisi Kulit Wajah Viral, Wulan Guritno: Bersyukur Jejak Digital Itu Ada

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya