Ilustrasi
Dream - Pola pengasuhan anak yang diterapkan orangtua memang berbeda-beda. Ada yang lembut, keras, penuh disiplin atau perpaduan di antara hal tersebut. Satu hal yang harus selalu diingat, buah hati merupakan amanah dari Alalh SWT yang harus dijaga dan diasuh dengan baik.
Kelak, para orangtua akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Dalam hal mengasuh anak, KH. Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengingatkan kebiasaan para Nabi, yaitu memuliakannya.
(Gus Baha)
Dikutip dari tulisan Rifqi Fairuz di Islami.co, memuliakan artinya hubungan antara orangtua dan anak itu saling menghormati, sehingga hubungan antara orang tua dan anak itu senang dan nyaman di antara kedua belah pihak. Al-Quran sudah mengabadikan perihal memuliakan anak ini dalam surat Maryam ayat 12-13:
Artinya: " Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa" .
Gus Baha menekankan redaksi kata hanan di ayat tersebut. Beliau menjelaskan bahwa arti kata hanan di sini adalah bermakna sifat aris, sifat senang dan menciptakan suasana nyaman. Hal itulah yang harus dijadikan landasan hubungan anak dan orangtua.
Mengapa memuliakan anak menjadi penting? Jangan sampai karena orangtua terlampau keras, sehingga anak jadi kecewa dengan sistem Islam yang diterapkan keluarganya sendiri. Sebab anak adalah harapan orangtua untuk melanjutkan kalimat tauhid ke generasi dan keturunan selanjutnya di masa depan.
Gus Baha mengutip doa Nabi Zakaria ketika memohon kepada Allah supaya dikaruniai keturunan sebagaimana tertera di surat Maryam ayat 4:
Artinya: " Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
Ayat tersebut merupakan doa Nabi Zakaria yang meyakini bahwa anak merupakan pewaris kalimat tauhid dan ajaran Islam di masa mendatang. Lebih lanjut, Gus Baha menyebutkan bahwa amal saleh yang dilakukan anak sendiri jauh lebih memberi pahala bagi kita, dibandingkan amal saleh dari santri atau murid.
“ Jadi, di antara adabnya para nabi itu adalah memuliakan anak. Karena anak itu yang kelak lebih panjang waktunya untuk membawa kalimat tauhid," ujarnya.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream – Mengasuh dan membesarkan anak bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak sekali cobaan yang datang dan sebagai orangtua kita harus selalu meminta perlindungan dan kekuatan dari Allah SWT.
Dikutip dari BincangMuslimah.com, Nabi Ibrahim a.s. merupakan salah satu sosok orangtua ideal yang telah dicontohkan Allah SWT di dalam Alquran. Menurut Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya, beliau mengutip pendapat sebagian ulama yang menyatakan bahwa nama Ibrahim merupakan bentuk majmu’ dari kata ab dan rahim.
Ab berarti ayah dan rahim berarti penuh kasih. Beliau adalah ayah yang penuh kasih. Ada juga yang berpendapat bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Ibrani, Abram yang bermakna ayah kelompok manusia yang banyak. Sifat penuh kasih Nabi Ibrahim a.s. ditunjukkan dengan doa-doa beliau untuk anak-anaknya dan keturunan.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim a.s. yang selalu menyertakan anak cucunya dalam doanya. Di antaranya adalah Q.S. Al-Baqarah ayat 124.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “ Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “ Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “ (Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Pada Q.S. Ibrahim ayat 35, Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah SWT agar anak cucunya dijauhkan dari penyembahan berhala. Beliau memohon agar kiranya fitrah kesucian yang dianugerahkan Allah dalam jiwa setiap manusia yaitu Tauhid terus terpelihara dalam jiwa anak cucunya.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “ Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.
Nabi Ibrahim a.s. tidak hanya memohon kepada Allah agar anak keturunannya memiliki iman yang kokoh. Beliau juga berdoa seperti dituliskan di Q.S. Ibrahim ayat 40 demi anak dan keturunannya menjadi hamba-hamba Allah yang selalu melaksanakan perintah-Nya berupa sholat.
Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Doa Nabi Ibrahim a.s. tersebut, mengingatkan para orangtua agar tidak lupa mendoakan putra putrinya agar termasuk orang yang istiqamah dalam menjalankan sholat.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib