Konflik Gaza, Inggris Tinjau Ulang Ekspor Senjata ke Israel

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 5 Agustus 2014 15:02
Konflik Gaza, Inggris Tinjau Ulang Ekspor Senjata ke Israel
Inggris khawatir senjata-senjata yang diekspor ke Israel digunakan untuk menggempur warga sipil Palestina. Dua produk senjata ini paling ditakuti Inggris dipakai Israel.

Dream - Aksi serangan militer Israel ke wilayah Palestina mulai banyak menuai protes keras di sejumlah negara. Pemerintah Inggris yang selama ini mengekspor senjata bahkan mengancam akan mengkaji ulang kebijakannya tersebut.

Pemerintah Inggris berjanji akan meninjau setiap perjanjian senjata dan perlengkapan militer yang totalnya mencapai US$ 8 miliar. Inggris ingin memastikan senjatanya tak digunakan untuk operasi militer atau memprovokasi konflik di wilayah Gaza.

Tindakan ini ditempuh pemerintah Inggris setelah Perdana Menteri David Cameron mengeluarkan penyataan cukup keras terhadap konfik berdarah Paletina. Cameron menilai PBB berhak mengutuk aksi serangan ke sekolah-sekolah yang diangggapnya sebagai tindakan tak memiliki hati nurani.

" Kami saat ini tengah meninjau seluruh izin ekspor ke Israel untuk memastikan bahwa mereka menggunakan senjata ini sesuai tujuannya," ujar Juru Bicara Perdana Menteri seperti dikutip Dream dari laman theguardian, Selasa, 5 Agustus 2014.

Sejumlah penggiat kemanusian patut khawatir dengan izin ekspor senjata Inggris senilai US$ 42 juta yang dikantongi 130 perusahaan swasta. Dua jenis ekspor yang paling dikhawatirkan adalah pasokan komponen untuk pesawat tanpa awak (drone) Hermes dan tank.

Sayangnya tindakan keras ini seolah dilakukan setengah hati. Cameron menyalahkan tindakan Hamas yang dianggap memprovokasi terjadinya konflik.

Sementara itu, politisi dari kubu Liberal Demokrat, Andrew George mendesak pemerintah untuk mengirim kapal terapung Royal Navy yang saat ini berlabuh di Falmouth untuk berlayar ke wilayah Gaza. Upaya ini diharapkan bisa mengurangi tekanan kurangnya fasilitas kesehatan.

" Israel terus membombardir Gaza dan melarang masuknya pasokan medis penting dan bantuan kemanusiaan," katanya. " Krisis kemanusian di Gaza tak bisa lagi ditoleransi karena penduduk tak bisa keluar dan upaya pengungsian sulit masuk."

Dengan nada keras, George menegaskan Inggris tak bisa hanya duduk dan tak melakukan apapun. " Inggris sudah seharusnya berada di garis terdepan dalam upaya kemanusiaan menghadapi tragedi di Gaza," katanya.

Beri Komentar