Sarapan Jokowi Angka Bukan Roti: `Bayangkan Isinya Minus, Minus, Minus`

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 23 Juli 2020 18:45
Sarapan Jokowi Angka Bukan Roti: `Bayangkan Isinya Minus, Minus, Minus`
Jokowi senang saat mendengar angka-angka naik tapi banyak juga laporan yang membuatnya

Dream - Presiden Joko Widodo mengaku menu sarapannya sehar-hari adalah adalah angka-angka. Perasaannya akan langsung menjadi senang manakala angka-angka pertumbuhan ekonomi domestik dan luar negeri menunjukkan kabar baik.

" Mungkin yang lain sarapannya nasi goreng atau roti, tapi saya sarapannya angka-angka,” kata Jokowi saat penyerahan Program Aksi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.

Menurut Jokowi, angka-angka yang dimaksudkannya adalah tren kenaikan yang memberikan kabar baik seperti konsumsi rumah tangga yang mulai naik. Laporan ini mengindikasikan peredaran uang di masyarakat sudah berjalan sesuai ekspektasi.

Presiden menduga kenaikan ini tak lepas dari penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, Bantuan Sosial (Bansos) Tunai, dan Bansos Sembako. " Itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga masyarakat," kata Jokowi menjelaskan.

 

1 dari 2 halaman

Angka yang Buat Senang

Menu sarapan semakin membuat Jokowi senang saat melihat aktivitas tren ekspor bulan Juni yang mulai naik dibanding Mei. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Juni 2020 mencapai US$ 12 miliar, meningkat 15,09 persen jika dibandingkan Mei 2020 sebesar US$ 10,53 miliar.

Ada pula angka-angka yang diperolehnya dari laporan sejumlah lembaga ekonomi global yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi global.

Dari beberapa laporan yang diterimanya, presiden mengatakan membaca catatan International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi pertumbuhan ekonomi global sebesar minus 2,5 persen. Dua bulan sebelumnya Bank dunia memprediksi ekonomi melemah minus 5 persen.

 

2 dari 2 halaman

Minus, Minus, Minus

Sementara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengeluarkan prediksi -6 persen sampai -7,6 persen.

OECD juga menyampaikan prediksi kontraksi ekonomi yang tajam yang dialami 7 negara, yakni Prancis -17,2 persen, Inggris 15,4 persen, Jerman -11,2 persen, Amerika Serikat -9,7 persen, Jepang -8,3 persen, Malaysia -8 persen, dan Singapura -6,8 persen.

“ Bayangkan isinya hanya minus, minus, minus, minus dan minusnya itu dalam posisi yang gede-gede seperti itu,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada jajaran para menteri untuk mempercepat dan serius dalam menangani dampak pandemi covid-19 ini.

Beri Komentar