Sssttt Hati-hati, Studi Ungkap 34% Perusahaan Mau Kurangi Pegawai

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Minggu, 9 Desember 2018 13:00
Sssttt Hati-hati, Studi Ungkap 34% Perusahaan Mau Kurangi Pegawai
Kabar baiknya, ada 66 persen perusahaan yang akan tetap mempertahankan pegawai.

Dream – Hal paling ditakuti pegawai adalah ancaman terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jika langsung mendapatkan pekerjaan pengganti, tentu itu melegakan. Tapi kalau susah berumur, tentu peluang diterima di kantor baru akan menjadi lebih sulit. 

Menghadapi tahun 2019, biasanya para pegawai resah menanti nasib di perusahannya. Ada pula yang menanti-nanti kabar ada tidaknya kenaikan gaji atau bonus. Tapi adakah yang berpikir nasib status pekerjannya di perusahaan?

Konsultan karier, Mercer, belum lama ini mengeluarkan laporan terbaru berjudul Compensation Planning 2019. Selain soal gaji dan bonus, studi itu juga menggambarkan rencana sejumlah perusahaan menghadapi tahun 2019. Dan ada sedikit kabar baik buat kamu.

Studi itu menyebutkan jika lebih dari sepertiga perusahaan yang disurvei berencana menambah karyawan. Kabar buruknya masih ada 8 persen perusahaan yang berencana memangkas jumlah pekerja.

Sekadar informasi, survei ini diikuti oleh 34.800 perusahaan di 130 negara dan 8 ribu pekerjaan lintas industri, mulai dari eksekutif sampai para profesional.

" Walaupun ada beberapa perbedaan di Asia Pasifik, tren perekrutan karyawan secara keseluruhan positif, di mana 66 persen perusahaan akan mempertahankan jumlah karyawan," kata Partner and Career Business Leader for International Regio Mercer, Puneet Swani, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Minggu, 9 Desember 2018.

Dia mengatakan perusahan melakukan hal itu agar bisa memanfaatkan peluang diversifikasi dan pertumbuhan untuk menghadapi disrupsi.

Di beberapa negara - terutama Cina - para eksekutif mengalahkan rekan-rekan selevel mereka di Amerika Serikat dan Inggris, walaupun perbandingan tersebut akan berubah apabila insentif jangka panjang dan jaminan social negara-negara Eropa masuk perhitungan.

 

1 dari 1 halaman

Perusahaan Kesulitan Dapat Tenaga Kerja Ahli?

Studi ini menunjukan jika perusahaan harus mempertahankan karyawan laa karena terjadi kelangkaan tenaga kerja ahli. Kehadiran mereka tentu saja memegang peran penting dalam membentuk tren remunerasi.

sebanyak 48 persen perusahaan di Asia melaporkan kesulitan mengisi posisi kosong, dan 38 persen perusahaan kesulitan menemukan talenta yang tepat untuk mendukung ekspansi bisnis mereka.

Sebagai solusinya, mereka akan menawarkan gaji tinggi ditawarkan epada karyawan dengan posisi spesialis penjualan atau teknik, di samping karyawan dengan keahlian bahasa lokal.

Hal tersebut mencerminkan adanya tantangan dalam bentuk gaji yang lebih tinggi untuk karyawan baru, biaya perekrutan, dan penurunan produksi selama proses perekrutan, yang berdampak negatif terhadap biaya operasi dan margin.(Sah0

Beri Komentar