Muhammad Nasrul, Seorang Anak Supir Taksi, Yang Sukses Jadi Jutawan. (Foto: Siakap Keli)
Dream - Lahir dari keluarga miskin bukanlah satu alasan untuk merasa malu. Justru kehidupan yang menantang itu ambil sebagai penyemangat untuk sukses dalam kehidupan.
Jika sempat, usahakanlah bisa membahagiakan orang tua kita.
Dilansir dari Siakap Keli, Jumat 18 November 2016, pria bernama Muhammad Nasrul membagikan kisah hidupnya yang dilahirkan dalam keluarga kurang mampu.
Namun, itu bukanlah satu penghalang baginya untuk menjadi seseorang bergelar jutawan.
Menurutnya, saat kecil ia malu dengan pekerjaan ibu dan ayahnya. Tapi di balik kesulitan itu sebenarnya ada satu hikmah yang cukup besar untuk dia berhasil.
Penasaran dengan kisahnya?
Dream - Nasrul mengatakan dia hanya seorang anak yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang mantan sopir taksi dan ibunya seorang buruh pabrik. Keluarga ini mendiami sebuah rumah flat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.
“ Harga aslinya 35 ribu ringgit (Rp106,51 juta). Itu pun dapat membayar setelah lebih dari 20 tahun lamanya mencicil,” kata dia.
Nasrul mengaku sempat malu dengan profesi mendiang ayahnya sebagai seorang supir taksi. Saking malunya, dia selalu meminta ayahnya menurunkan Nasrul di tempat yang agak jauh dari sekolah. Hal ini disebabkan oleh gaji ayahnya yang tidak sebesar gaji ayah teman-temannya.
“ Ada yang 4 ribu ringgit (Rp12,17 juta) sebulan dan ada yang 5 ribu ringgit (Rp15,21 juta) sebulan. Di zaman itu, sangat besar nilainya,” kata dia.
Perasaan itu merayap hingga Nasrul menginjak bangku sekolah menengah, terlebih ketika kawan-kawannya menghina pekerjaan sang ayah.
“ Hingga sekolah menegah saya masih malu dengan pekerjaan ayah sebab ada kawan-kawan yang menghina pekerjaan ayah. Masa itu tengah hangat lagu 'Taksi Bombay' Jadi saya yang selalu jadi korban olok-olok teman. Tidak mengapalah, sudah nasib,” kata dia.
Dream - Nasrul mengatakan kedua orang tuanya selalu punya rezeki untuk makan. Pernah sesekali dia melihat dompet kedua orang tuanya tinggal 3 ringgit (Rp9.129), bahkan 1 ringgit (Rp3.043).
Bahkan, Nasrul pernah melihat ayahnya malu ketika membuka dompet—yang tersisa hanyalah kertas-kertas usang berpenghasilan tiap bulan.
Meskipun demikian, ayah ibunya tetap memberi anak-anaknya uang saku dari penghasilan mereka tanpa pernah minta bantuan dari orang lain.
“ Semuanya cukup. Alhamdulillah, kami tidak pernah kelaparan,” kata dia.
Nasrul mengatakan penghasilan keluarganya terbilang pas-pasan. Kadang mendapatkan 700 ringgit (Rp2,13 juta) sebulan, 885 ringgit (Rp2,69 juta) sebulan, dan yang tertinggi 900 ringgit (Rp2,73 juta) sebulan.
“ Waktu itu, saya tengah mengikuti ujian akhir di SMA,” kata dia.
Dream - Lima tahun silam, lebih tepatnya 11 Juli 2011, ayah Nasrul meninggal dunia. Sebelum meninggal, ayahnya sempat berpesan kepada Nasrul agar selalu menjaga sang ibu.
“ Nasrul, kamu harus jaga ibu. Ayah tak apa, ibu kamu yang paling penting. Ayah tak makan pun tak apa, kalau ayah sakit kamu tak datang jenguk ayah pun tak apa. Janji kamu jaga ibu kamu,” kata dia menirukan ucapan sang ayah.
Alhamdulillah, ujar dia, Allah memberikan kesempatan baginya untuk menjaga ibu. Sepeninggal ayahnya, Nasrul tinggal bersama sang ibu.
Dia mengatakan sang ibu tak pernah menyakiti hati orang lain meskipun keluarganya dipandang sebelah mata oleh orang lain. Ibunya juga tak pernah mengambil hati perkataan orang lain yang menyakitkan.
“ Saya yakin, karena doa ibu juga, saya berhasil sampai hari ini,” kata dia.
Dream - Titik balik pun terjadi ketika Nasrul berusia 25 tahun. Ketika itu, penghasilan dari bisnisnya terkumpul 1,2 juta ringgit (Rp3,65 miliar) dalam waktu 10 bulan. Kejadian itu berlangsung pada tahun 2014.
“ Akhirnya, Allah perkenankan doa ibu,” kata dia.
Nasrul mengatakan modal bisnisnya waktu itu dipinjam ibunya yang hendak pergi haji dan tersisa 350 ringgit (Rp1 juta). Uang tersebut dihabiskan untuk berbisnis yang banyak gagalnya.
“ Padahal, hanya tinggal itu modal di tangan. Tapi, tawakal saja kepada Allah,” kata dia.
Lalu, Nasrul dan ibu berjualan nasi lemak di depan rumah sakit tentara di Wangsa Maju, Malaysia. Tapi, tak berlangsung lama karena tergusur. Dia tidak mengantongi izin berjualan.
Dream - Sampai saat ini, Nasrul tidak tahu bagaimana menjelaskan caranya dia sukses. Tapi, ada satu hal yang disampaikan jika ingin mencapai sukses.
" Niatkan untuk Allah dan Rasul. Sebab setiap hal yang kita niatkan karena Allah & Rasul semuanya akan lancar. Meskipun kita tidak kaya di dunia, tapi di akhirat kita tetap jadi jutawan. Bersangka baik kepada Allah adalah kunci keberhasilan. Memang berbisnis ini bukan mudah, tapi sangka baik kepada Allah harus menjadi teman dalam perjalanan hidup kita,” kata dia.
Nasrul juga mengatakan pebisnis juga harus punya ilmu. Tak ada orang bodoh yang lebih mulia daripada orang yang berilmu. Alangkah baiknya, seseorang yang ingin sukses ini tak hanya belajar dari orang kaya, tetapi juga dari orang miskin.
“ Belajar dengan para ulama itu lebih baik dan lebih bermakna. Sebab bukan saja kita bisa kaya di dunia, tetapi yang paling penting kita akan jadi kaya dan sukses di akhirat. Yang paling penting jutawan akhirat, bukan dunia semata-mata,” kata dia. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN