Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Di masa pandemi ini bukan lagi lipstik, bedak, kaca kecil, atau minyak wangi yang jadi aksesoris prioritas ketika bepergian. Wabah Covid-19 membuat kita harus lebih mengutamakan perlengkapan yang bisa menjaga kebersihan dan kesehatan.
Degan virus Covid-19 yang masih terus menyebar, kita memang harus pintar menjaga diri dari kemungkinan terpapar Sars-Cov2, virus yang membawa penyakit corona jenis baru.
Beberapa barang yang wajib Sahabat Dream bawa ketika beraktivitas di luar rumah kala pandemi ini, seperti berikut:
© Dream.co.id/Dwi Ratih
Sahabat Dream juga bisa pilih ukuran produk-produk di atas sesuai kebutuhan. Ukuran mini pun saat ini sudah bertebaran di supermarket atau minimarket dekat rumah.
Jadi, mau berteman dengan virus COVID-19 atau mau repot sedikit membawa produk-produk penting di atas?
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Saat ini kita mungkin akan langsung paranoid saat ada orang bersin atau batuk-batuk kecil. Fenomena ini wajar karena salah satu gejala seseorang terinfeksi Covid-19 adalah gangguan di saluran pernapasan.
Waspada memang diperlukan namun harus dipahami juga jika dua gejala itu tak lantas menandakan seseorang membawa virtus Covid-19 ya Sahabat Dream. Kita harus memastikannya melalui tes usap di lembaga yang kompeten di bidangnya.
Memang gejala penyakit flu biasa dan Covid-19 sama-sama disebabkan virus dan menyerang saluran pernapasan manusia. Tapi, kedua virus ini berasal dari golongan berbeda.
Berikut perbedaan gejala antara flu biasa dan COVID-19.
© Dream.co.id/Dwi Ratih
Orang yang terinfeksi Covid-19 dapat berasal dari berbagai rentang usia, baik anak-anak, orang dewasa, ibu hamil atau menyusui hingga orang lanjut usia (lansia). Kalangan yang memiliki riwayat penyakit berat juga diimbau meningkatkan kewaspadaan saat berada di luar rumah.
Sedangkan untuk gejala flu biasa, biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit flu.
Orang-orang yang berisiko mengalami flu adalah anak-anak di bawah usia 1 tahun serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Program vaksinasi Covid-19 masih mendapatkan penolakan dari beberapa pihak. Banyaknya informasi salah dan kabar bohong mengenai vaksin Covid-19 yang beredar di tengah masyarakat, ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
Para tenaga medis dan kesehatan diimbau ikut menyukseskan kampanye vaksinasi Covid-19.
" Mereka terkenal dengan vaccine resistance. Ini sudah di dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Seiring berjalannya waktu, gerakan anti vaksin menyebar di internet, seminar-seminar perguruan tinggi di perguruan tinggi," ujar Dr. dr. Julitasari Sundoro MSc-PH, Executive Secretary Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dalam Dialog Produktif ‘Tolak dan Tangkas Hoaks’ secara virtual yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin 7 Desember 2020.
Gerakan menentang vaksinasi atau imunisasi sebenarnya bukanlah hal baru dan terjadi di hampir seluruh belahan dunia.
Dia menyayangkan sejumlah dokter pernah menyebarluaskan keraguannya terhadap vaksinasi dengan memberikan klaim yang salah.
" Seharusnya dokter memegang peran penting untuk mensukseskan kampanye vaksinasi Covid-19 dan tidak terlibat dalam pusaran propaganda anti vaksinasi," tegasnya.
Dia tidak menampik ada sejumlah pernyataan dari dokter di Indonesia terkait vaksin. Menurutnya, ada yang sangat keliru bahkan menyesatkan.
" Di Indonesia, ada seorang patologi anatomi yang menyatakan secara imunologi ada sel memori tidak perlu disuntik, ini suatu hal yang keliru. Ada dokter ahli gizi menyatakan jika ada kuman disuntikkan kepada anak dengan daya tahan tubuh yang menurun, maka kuman itu akan menjadi aktif bahkan menginfeksi tubuh penerima," katanya.
Pernyataan terbaru dari seorang dokter yang mengatakan tidak perlu membuang uang untuk membeli vaksin. Karena tes PCR dinilai lebih efektif menangkal Covid-19.
" Beliau tidak paham kalau PCR itu dibutuhkan untuk screening penemuan kasus, vaksin untuk pencegahan. Basic saja dia tidak paham," tekannya.
Julitasari menjelaskan sejarah menunjukkan vaksinasi berperan dalam menangkal penyakit menular, mencegah kesakitan, dan kematian. Hal ini sudah terbukti baik di Indonesia maupun di dunia.
Pada abad 20 ini, vaksin karena berhasil mengeradikasi penyakit seperti cacar atau smallpox. Dengan adanya vaksinasi massal, Indonesia dinyatakan bebas cacar pada 1980.
Secara biologi, kata dia, vaksin merupakan virus atau bakteri yang dilemahkan. Sehingga dihasilkan kekebalan aktif saat dimasukkan ke tubuh manusia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Kebangkitan Dinasti Marcos, Mengapa Bongbong Marcos Jr Menang?
Kebangkitan Dinasti Marcos, Alarm bagi Politik Indonesia
Kebangkitan Dinasti Marcos, Hidup di Bawah Kediktaktoran Marcos
Kisah Nania 'Idol' Kembali Peluk Islam dan Hidayah Bayangan Kematian
Gaya Tantri Syalindri Pakai Ripped Jeans, Tetap Jadi 'Rocker' dalam Balutan Hijab
107 Kata-Kata untuk Bio Instagram, Singkat, Keren, Kocak dan Penuh Makna
90 Kata-Kata Bijak Cinta Singkat, Agar Tidak Salah dalam Menaruh Rasa
110 Kata-Kata untuk Diri Sendiri saat Terpuruk, Bikin Semangat Kembali Bangkit
Ide Rayakan Ulang Tahun dengan Sajian Berbeda, Sei Ayam Ini Bisa Dijadikan Pilihannya
Mau Gaji Riyal, Saudi Tertarik Rekrut Jago IT dari Indonesia