Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

INFOGRAFIS: WHO Rekomen 3 Vaksin Gejala Covid-19

INFOGRAFIS: WHO Rekomen 3 Vaksin Gejala Covid-19 Ilustrasi/Shutterstock

Dream - Meski vaksin Covid-19 sudah masuk Indonesia awal Desember 2020 kemarin, namun hingga saat ini Indonesia masih menunggu izin emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebelum melakukan vaksinasi pada awal tahun 2021.

Sambil menunggu hasil itu, Sahabat Dream wajib tahu bahwa ada beberapa vaksin yang disarankan WHO yang bisa kamu lakukan guna mencegah gejala-gejala Covid-19.

Dokter Dirga Saksi Rambe, lewat Satgas penanganan COVID-19 mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sudah merekomendasikan beberapa jenis vaksin yang bisa dilakukan selama pandemi.

Berikut vaksin yang dimaksud:

Infografis Dream.co.id

Namun jika Sahabat Dream tetap ingin menunggu vaksin untuk mematikan COVID-19, pastikan tetap disiplin mengikuti aturan kesehatan seperti 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Mencuci tangan pakai sabun) serta 3T (Testing, Tracing, Treatment) yang diimbau pemerintah RI.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

INFOGRAFIS: Perbedaan Tes Rapid, Antigen, dan PCR SWAB

Dream - Munculnya wabah virus COVID-19 di seluruh dunia mendorong para peneliti untuk menemukan cara baru dan cepat untuk mendeteksi virus yang mudah menyebar ini.

Jika dulu kita mengenal rapid test, kini sudah berkembang metode pendeteksi menggunakan tes anti gen dan tes swab. 

Di Indonesia, varian harga untuk tes COVID-19 beragam mulai dari Rp149 ribu bahkan sampai jutaan rupiah. Untuk menunggu hasilnya pun tergantung dari biaya yang dikeluarkan.

Menjelang libur akhir tahun ini, masyarakat yang akan menggunakan pesawat dan kereta juga diwajibkan melakukan tes tes swab antigen. Cara kerja tes ini kurang lebih mirip dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) SWAB yang mengusap hidung dan tenggorokan untuk mengambil lendir dan liur.

Tes antigen ini merupakan cara cepat untuk mendeteksi infeksi aktif. Harganya juga beragam, mulai dari Rp249 ribu hingga jutaan rupiah.

Lalu, bagaimana dengan tes rapid antibodi atau PCR SWAB? Ketahui perbedaan masing-masing tes berikut ini:

Infografis Dream.co.id© Dream.co.id/Dwi Ratih

Sumber: NPR.ORG

Pastikan Sahabat Dream jaga kesehatan dan lakukan tes dengan tenaga ahli kesehatan jika merasa tubuh kurang fit.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

BPOM Diminta Hati-Hati Pastikan Keamanan Vaksin Covid-19

Dream - Persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat penting dan diperlukan terutama untuk menjamin keamanan dan efektivitas dari masing-masing jenis vaksin yang akan digunakan untuk memerangi pandemi Covid-19. Pemerintah yakin BPOM tidak akan main-main untuk memastikan keamanan vaksin yang bakal digunakan.

" Saya kira BPOM tidak akan main-main. Saya jamin BPOM profesional, jadi tentu tidak main-main sebab menyangkut hidup mati orang. Saya juga pesankan selalu harus betul-betul berpresisi tinggi dan tidak bisa dikurangi," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, dikutip dari , Minggu 20 Desember 2020.

Berdasarkan Kepmenkes No. 01.07/MENKES/9860/2020, ada 6 (enam) jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia, yaitu vaksin dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corp (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

Muhadjir menekankan, yang terpenting ialah BPOM harus dapat memastikan sejauh mana vaksin itu dapat membangkitkan imunitas dan apakah imunitas yang dibangkitkan oleh vaksin itu mampu menangkal virus. Boleh jadi, kata dia, vaksin itu bisa membangkitkan imunitas tapi belum daya tahan tubuh tersebut mampu menangkal virus.

" Kita tidak mungkin memvaksinasi yang sekadar aman tapi tidak efektif, apalagi yang tidak aman dan tidak efektif. Jadi bola sebetulnya ada di tangan BPOM atau yang disebut dengan Emergency Use Authorization," tambah Muhadjir.

Direktur Registrasi Obat BPOM, Lucia Rizka Andalusia, menjelaskan, Emergency Use Authorization berarti persetujuan penggunaan obat dalam kedaruratan kesehatan masyarakat dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan keefektivitasan. Hal ini juga berlaku untuk izin edar vaksin Covid-19.

" BPOM akan mengawal proses uji klinis untuk mendapatkan hasil yang benar-benar valid. Setelah hasil uji klinis didapatkan lalu akan diuji lagi terkait kemanfaatan dan juga efek sampingnya sehingga mutu dari produk tersebut atau dalam hal ini vaksin COVID-19 benar-benar terjamin," tutur Rizka.

Ia meyakinkan bahwa BPOM sangat mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pemberian izin penggunaan vaksin dalam kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Dalam mengatasi pandemi Covid-19 saat ini, kata dia, juga tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis vaksin.

" Enam jenis vaksin yang dapat digunakan sekarang ini semuanya bagus, seperti Pfizer itu efektivitasnya di atas 90 persen dan sudah digunakan oleh berbagai negara. Tapi kita tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis vaksin saja, bisa jadi nanti akan ada masuk jenis vaksin lain lagi," ungkap dia.

Tapi, tambah Rizka, meskipun vaksin Covid-19 nantinya sudah mendapatkan izin dan siap digunakan bukan berarti masyarakat boleh abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

INFOGRAFIS: 5 Tantangan UMKM Berbisnis di Masa Pandemi COVID-19

Dream - Memasuki masa new normal membuat para pelaku usaha merasakan perubahan dalam bisnis mereka. Stau yang pasti pendapatan bulanan menurun dibandingkan saat awal-awal pandemi hadir di Indonesia.

Walaupun aktivitas ekonomi sudah berjalan, tidak sedikit pelaku usaha yang masih berusaha bertahan di masa pandemi. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra, mengungkapkan ada lima permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM selama pandemi.

Infografis Dream.co.id© Dream.co.id/Dwi Ratih

Melihat bangkitnya transaksi offline, sebuah survei dari konsumen Gojek menyatakan lebih dari 60 persen beralih ke pembayaran non tunai.

Cara ini juga akan meminimalisir kontak antara pembeli dengan pelaku usaha dan membuat pengalaman berbelanja lebih aman serta nyaman.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

INFOGRAFIS: Ngopi di Rumah Tak Kalah Seru, Yuk Kenali Wadah Kopi yang Berbahaya

Dream - Pasti Sahabat Dream sudah rindu banget 'ngopi' atau 'ngeteh' di tempat tongkrongan favorit saat ini? Atau kamu sekadar ingin mengunjungi gerai kopi dan teh untuk bisa merasakan kembali sensasi jajan secara langsung.

Tapi harap bersabar bersabar ya. Menikmati kopi hasil racikan sendiri di rumah juga tak kalah serunya. Bonusnya kamu menghindari potensi terpapar bahan kimia dari kemasan yang ternyata bisa masuk ke dalam tubuh tanpa disadari.

Wadah kopi atau teh yang berlapis film plastik disebut bisa menyebarkan mikroplastik yang berbahaya di tubuh.

Infografis Dream.co.id© Dream.co.id/Dwi Ratih

Nah jika berkesempatan untuk mengunjungi coffee shop, pastikan kamu membawa botol atau gelas kopi sendiri. Tapi untuk saat ini, bikin kopi sendiri di rumah adalah jalan terbaik agar tubuh terhindar dari paparan virus COVID-19.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta  Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Fakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Covid-19 Varian JN.1, Ciri Khasnya Lidah Pasien Lebih Putih

Fakta-fakta Covid-19 Varian JN.1, Ciri Khasnya Lidah Pasien Lebih Putih

Merebak di Amerika Serikat, Singapura, China, dan India, Covid-19 di Indonesia sudah ditemukan 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Kini Berbayar, Ini Daftar Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Vaksin Covid-19 Kini Berbayar, Ini Daftar Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Meskipun vaksin Covid019 sudah berbayar, ada kelompok yang bisa mendapatkan gratis

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.

Baca Selengkapnya
Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X

Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X

Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.

Baca Selengkapnya