Mengenal IBD, Penyakit yang Bisa Merenggut Nyawa dan Sering Dikira Radang Usus
Dream – Perhatian sebagian besar masyarakat cenderung terfokus pada penyakit yang mudah menular berasal dari virus Sars-Cov-2 atau COVID-19. Selain tetap waspada pada wabah tersebut, kamu juga harus mewaspadai satu penyakit berbahaya yang bisa merenggut nyawa pengidapnya yaitu Inflammatory Bowel Disease (IBD).
Dalam bahasa awam, IBD dikenal sebagai autoimun pada saluran pencernaan. Penyakit ini bisa mengakibatkan penurunan kualitas hidup, angka morbiditas tinggi, hingga menyebabkan kompilasi yang berakhir kematian.
Kesadaran dan pengetahuan yang minim tentang IBD membuat masyarakat sulit membedakannya dengan radang usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS) yang disebabkan infeksi lain. Kedua penyakit ini cukup mirip karena menunjukan gejala utama berupa diare.
IBD bisa terjadi akibat kombinasi kerentanan genetik, paparan lingkungan, dan disregulasi respons imun terhadap microbiota usus. IBD terbagi menjadi dua, yaitu yakni kolitis ulseratif (KU, Ulcerative colitis/UC) dan penyakit Crohn (PC, Crohn’s disease/CD).
Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan.
Kata ahli
“IBD adalah penyakit kronis yang memerlukan penanganan jangka panjang,” tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI Murdani Abdullah pada sosialisasi IBD dalam seminar melalui zoom, Rabu, 20 Januari 2021.
“IBD yang tidak didiagnosis dengan benar dari awal bisa memunculkan komplikasi-komplikasi dari ringan hingga parah,” tambah Murdani.
Pada Crohn’s disease (CD) gangguan usus bisa terjadi di seluruh bagian usus, lesi yang terlongkap. Sementara pada UC peradangan usus besar (kolon) terjadi pada 1 tempat, mulai dari ujung dubur dan menerus ke bagian dalam.
“Dapat dilihat bahwa UC hanya ada di kolon sementara CD bisa mengenai seluruh kebahagian dari salur pencernaan kita mulai dari rongga mulut hingga sampai anus,” jelas Murdani.
Bagaimana cara mengetahui penyakit IBD ini?
Sulit untuk mengenali penyakit ini dengan cepat, terkadang dokter pemeriksa bisa salah mendiagnosa saat awal, penyakit ini bisa memunculkan gejala yang mengarah pada penyakit lain.
“Pemeriksaan awal bisa mungkin bisa menunjukan penyakit diare, tuberkolosis atau nyeri perut, periksaan berikut-berikutnya baru ketahuan bahwa ternyata ini IBD,” tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI Rabbinu Rangga Pribadi di kesempatan yang sama.
Untuk memastikan penyakit IBD, Sahabat Dream bisa lakukan pemeriksaan endoskopi secara menyeluruh kemudian pemeriksaan kolonoskopi.
Bagiamana membedakan IBD dan IBS?
IBD dan IBS adalah penyakit yang jauh berbeda, dalam gejala yang muncul sampai penanganannya juga berbeda satu sama lain.
“IBD dan IBS itu penyakit yang sangat-sangat berbeda, IBD penyakit kronik sedangkan IBS merupakan kelainan organik, artinya ada kelainan yang bisa ditemukan pada saluran cerna berupa radang maupun luka yang ditemukan sepanjang kolon atau sepanjang saluran cerna,” jelas Murdani.
Gejala yang muncul pada IBD biasanya tidak muncul pada IBS, seperti diare berdarah, penurunan berat badan, demam tinggi, dan manifestasi ekstraintestinal.
Pada IBS gejala yang muncul hanya seperti nyeri perut, adanya gas dan bmerasa kembung serta buang air besar yang berlendir.
Ciri-ciri lainnya
Manifestasi ekstraintestinal yang hanya ada pada IBD itu berupa:
- Sariawan yang berlebih
- Gangguan kulit; erythema nodosum, pyoderma gangrenosum, pyoderma gangrenosum peristoma
- Iritasi mata; episcleritis, uveitis
- Gangguang tulang belakang; ankylosing, sacroilitis
Di akhir acara, Murdani menyampaikan bagi masyarakat untuk lebih sadar akan penyakit ini, bila sudah ada tanda-tanda IBD segera periksa, agar dapat didiagnosis pakar dengan benar dan ditangani dengan cepat.
(Sah, Laporan: Josephine Widya)
Setop Pandemi Covid-19 dengan Herd Immunity, Apa Artinya?
Dream – Salah satu langkah untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19 adalah mencapai herd immunity atau yang biasa disebut kekebalan tubuh pada masing-masing orang.
Memberi vaksin Covid-19 adalah mujarab untuk saat ini. Namun bukan hal utama. Setidaknya 70% penduduk Indonesia, sekitar 181 juta orang harus disuntik vaksin.
Tak bisa secepat kilat mendapatkan vaksin, kamu pun harus menunggu giliran. Sembari menunggu proses vaksinasi sampai bisa sampai di lapisan masyarakan, kamu wajib ikuti aturan kesehatan yang berlaku, salah satunya dengan herd immunity.
Herd immunity merupakan kondisi saat sebagian populasi di suatu area telah mengembangkan kekebalan terhadap wabah penyakit tertentu, sehingga penyakit sulit meenyebar dan menginfeksi.
Saat jumlah orang yang kebal terhadap infeksi telah cukup untuk dapat menghentikan penularan penyakit, maka seluruh populasi akan terlindungi walaupun tidak semua orang bisa divaksin dan mengembangkan kekebalan terhadap tubuhnya.
Konsep herd immunity
© Shutterstock
Jumlah orangnya tergantung pada tingkat penularan penyakit tersebut di kawasan tertentu.
Sebagai contoh dikutip dari Sehatq, Selasa, 19 Januari 2021, World Health Organization (WHO) menyebutkan untuk campak perlu 95% dari populasi dan polio perlu 80% dari populasi tervaksinasi agar dapat melindungi keseluruhan populasi.
Diprediksikan para ahli untuk kasus COVID-19 setidaknya 70% dari populasi harus mengembangkan kekebalan tubuh terhadap virus ini.
Ada dua tipe herd immunity, yaitu sebagai berikut:
a. Herd immunity alami
Dengan jalur alami, untuk mencapai herd immunity pada kasus COVID-19 kurang lebih 70% penduduk perlu terinfeksi dan berhasil sembuh.
Sebab, orang yang pernah terinfeksi akan memiliki kekebalan tubuh sendiri terhadap penyakit dan lebih sulit untuk terinfeksi dibanding yang belum kena sama sekali, dikarenakan sistem imun tubuh sudah terlatih untuk mengenali dan melawan virus korona.
Untuk mencapai herd immunity dengan jalur ini akan sangat sulit dilakukan karena dianggap tidak aman dan kurang etis.
b. Herd immunity buatan
Jalur ini dapat dicapai dengan vaksinasi. Dengan vaksin orang-orang tidak perlu terinfeksi Covid-19 terlebih dahulu untuk memiliki kekebalan tubuh melawan virus.
Cara ini dianggap lebih aman, efektif, dan etis untuk menekan laju penularan Covid-19. Maka dari itu sekarang ini banyak negara yang sedang menjalankan vaksinasi Covid-19.
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana cara mencegah Covid-19 sambil menunggu herd immunity tercapai?
Proses herd immunity yang berjalan cukup panjang mewajibkan semua orang tetap mengupayakan kesehatan mandiri dalam mencegah penularan virus Covid-19 dari dalam, dengan cara:
a. Banyak minum air
b. Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur
c. Berolahraga rutin
d. Mengonsumsi suplemen yang mengandung nutrisi lengkap
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Kebiasaan yang Bikin Kondisi GERD Makin Parah, Jangan Dilakukan Ya!
GERD bisa diperparah dengan 5 kebiasaan sederhana yang mudah dilakukan setiap orang. Hindari kebiasaan itu dan lakukan rutinitas lebih sehat.
Baca SelengkapnyaCara Merawat Lubang Tindikan di Telinga Biar Tak Iritasi
Jika tidak dirawat, tindikan bisa sebabkan iritasi atau rasa sakit. Cegah hal tersebut dengan beberapa perawatan kulit.
Baca SelengkapnyaTak Suka Makanan Manis Tapi Idap Diabetes, Kok Bisa?
Seseorang masih bisa terkena diabetes meski jarang mengonsumsi makanan manis. Ahli menjelaskan penyebabnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
3 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Jalani Puasa
Beberapa penyakit bisa dialami saat berpuasa. Terutama jika tidak terbiasa dengan pola makan baru. Hindari penyakit tersebut dengan memperhatikan beberapa hal.
Baca Selengkapnya4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba
Hidung tersumbat menjadi problem umum yang sering menimpa kita, terutama saat musim flu atau saat kita sedang mengalami alergi.
Baca SelengkapnyaHobi Begadang Picu Penyakit Jantung, Simak Penjelasan Pakar
Begadang yang dilakukan terus menerus bisa menyebabkan penyakit jantung. Cari tahu penyebab dan hubungan begadang dan penyakit itu menurut dokter.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Gula dan Tepung Bisa Bikin Telat Haid, Ini Alasan dan Cara Mengatasinya
Siklus haid bisa terganggu akibat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kadar insulin serta kondisi pencernaanmu.
Baca SelengkapnyaAwas, Hindari Makanan ini Saat Perut Kembung!
Gejala kembung yang muncul secara periodik sering kali disebabkan oleh gangguan dalam sistem pencernaan, perubahan hormon, atau keduanya.
Baca SelengkapnyaMengenal Papiledema, Penyakit yang Diderita Kurnia Meiga
Kurnia Meiga menderita Papiledema yang menyerang otak dan mempengaruhi penglihatan. Cari tahu apa itu Papiledema dan penyebabnya.
Baca Selengkapnya