Asyik! Driver Ojol Dapat Cashback 50% Isi BBM di Pertamina

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 14 April 2020 11:33
Asyik! Driver Ojol Dapat Cashback 50% Isi BBM di Pertamina
Baca dulu syarat dan ketentuan mendapat cashback sampai 50 persen, maksimal Rp15 ribu jika driver Ojol mengisi BBM di SPBU Pertamina.

Dream – PT Pertamina (Persero) membawa kabar gembira bagi driver Ojek Online (Ojol). Perusahaan Migas pelat merah ini akan memberikan cashback 50 persen kepada para  mitra Ojol yang mengisi bahan bakar di SPBN mereka.

Promo ini diberikan jika para pengemudi Ojol membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi, yaitu Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo.

Ketentuan cashback lainnya adalah mitra Ojol membeli BBM Nonsubsidi tersebut hanya melalui aplikasi MyPertamina di SPBU BUMN migas ini.

" @mypertamina Khusus untuk sobat rider ojek online, dapatkan cashback 50% maksimal Rp 15.000 bagi 10.000 pengendara ojek online perhari, untuk tiap pembelian Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo dengan aplikasi MyPertamina," tulis Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama, di akun Instagramnya @basukibtp, Selasa 14 April 2020.

Tidak hanya cashback, pengemudi ojol juga bisa mendapatkan kupon undian program BBM dengan hadiah total milyaran rupiah.

1 dari 5 halaman

Begini Cara Dapat Cashback

1. Download aplikasi MyPertamina dan aktifkan fitur pembayaran LinkAja

2. Lakukan pembelian Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo dengan pembayaran non-tunai Link aja di aplikasi MyPertamina

3. Pilih banner Promo OJOL, lalu pilih tombol Info Lebih Lanjut, pilih Upload.

4. Screenshot & upload user profile mitra ojek online dan bukti pembayaran BBM, lalu masukan reference number yang tertera di aplikasi LinkAja

5. Cashback akan diberikan dalam bentuk saldo LinkAja yang akan diterima maksimum 7 hari.

Untuk info lebih lanjut dapat dibuka melalui website www.mypertamina.id.

3 dari 5 halaman

Cara Isi BBM di SPBU Pertamina Mau Diubah, Tak Bisa Lagi Bilang `Full Tank`

Dream – PT Pertamina (Persero) berencana mengubah mekanisme transaksi pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM). Nantinya kendaraan hanya bisa mengisi BBM setelah pelanggan terlebih dahulu membelinya di sebuah tempat khusus di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pengubahan sistem ini akan diikuti dengan mendorong pelanggan untuk membeli BBM menggunakan aplikasi MyPertamina.

Metode baru dengan menjauhkan penggunaan ponsel di dekat tangki SPBU diharapkan bisa mencegah radiasi telepon seluler yang bisa memicu kebakaran.

Dikutip dari Liputan6.com, Jumat 31 Januari 2020, Direktur Pemasaran dan Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, Pertamina sudah mengarah pada transaksi nontunai untuk pengisian BBM yang menggunakan media telepon pintar (smart phone) dengan aplikasi MyPertamina.

 

 

" Kenapa pakai MyPertamina karena ini jadi payung interaksi dengan pelanggan," kata Mas'ud, di Jakarta.

Mas'ud menjelaskan Pertamina berusaha menjaga ‎keselamatan pembeli saat bertransaksi nontunai ketika mengisi BBM di SPBU.

‎" Ya kami sudah antisipasi. Jadi kalau di luar negeri itu bayar dulu baru isi BBM, bayarnya masuk ke toko," kata dia.

4 dari 5 halaman

Tak Bisa Lagi Bilang `Full Tank`

Cara tersebut dengan mengubah mekanisme transaksi pada SPBU, yaitu memberikan tempat khusus untuk transaksi pembelian BBM, sehingga transaksi tidak lagi dilakukan di area pengisian BBM.

Setelah melakukan transaksi kendaraan baru bisa melakukan pengisian BBM.

" Jadi enggak ada cerita saya beli isi BBM full tank itu enggak ada. Jadi harus sebut angka, saya beli BBM sekian liter. Bayar dulu baru isi," ujarnya.

5 dari 5 halaman

Sosialisasi

Untuk mengubah mekanisme pengisian BBM di SPBU, Pertamina akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Saat ini mekanisme tersebut pun sudah diterapkan pada SPBU di Rest Area Tol Surabaya KM 57.

" Kami harus ajari masyarakat ke depan, kita edukasi bayarnya tidak deket SPBU, kita geser dikit ke luar ke box yang itu aman.‎ Kami biasakan masyarakat kita selama ini berpuluh tahun selama ini datang ke spbu masih di atas motor, tangki dibuka, bayar di situ, ini salah semua, harus benerin," kata dia.

Mas'ud menargetkan, perubahan mekanisme transaksi pengisian BBM di‎terapkan secepatnya.‎ Dia mengakui, mekanisme baru pengisian BBM tersebut membutuhkan waktu lebih lama, namun budaya pengisian BBM saat ini perlu diubah untuk meningkatkan keselamatan.

" Memang butuh waktu tapi itu yang benar. Ke depan kalau sudah digital semua, kami lakukan bayar dulu, baru isi BBM," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Beri Komentar