Mengonsumsi Obat. (Source: Shutterstock)
Dream - Meski banyak jenis obat minum yang telah tersedia untuk mengatasi berbagai penyakit, tidak semua orang mau mengonsumsinya. Alasannya pun beragam.
Selain tidak terbiasa, sebagian orang menganggap minum obat bisa merusak fungsi ginjal. Terutama, jika harus dikonsumsi rutin seperti untuk mengobati hipertensi.
Padahal, pengobatan tersebut sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pada pengobatan hipertensi, obat minum yang dianjurkan juga berfungsi untuk mencegah gangguan fungsi ginjal dari komplikasi darah tinggi.
© Shutterstock
Foto: Shutterstock
Berdasarkan unggahan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Decsa Medika Hartanto, semakin tinggi tekanan darah akan meningkatkan risiko kerusakan ginjal berat. Jika tidak diobati, penderita hipertensi berpotensi mengalami gagal ginjal kronis yang menyebabkan mereka harus cuci darah.
Selain mengonsumsi obat rutin, penderita juga harus kontrol ke dokter setiap bulan untuk menjaga kondisi kesehatan secara berkala. " Jika tensi terkontrol dengan baik, maka risiko gagal ginjal pun dapat diminimalkan," tutupnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Hipertensi adalah kondisi tekanan darah yang tingginya lebih dari 140/90. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan seperti penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Hipertensi pada golongan usia dewasa ternyata lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Hipertensi Makin Banyak Serang Milenial, Ini Dua Penyebab Utamanya
© Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
" Data Riskesdas 2018 pada populasi dewasa di atas 18 tahun, hipertensi wanita tampak lebih tinggi. Secara keseluruhan perempuan risikonya lebih tinggi seiring pertambahan usia," jelas dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP, FIHA, Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH pada konferensi virtual Apakah Tatalaksana Hipertensi di Masa Covid Ada Perbedaan, Jumat 18 Februari 2022.
Dr. Siska menjelaskan faktor risiko yang lebih tinggi terjadi karena perempuan sepanjang siklus hidupnya mengalami perubahan hormon. Hal itu biasa terjadi di masa kehamilan ataupun menopause.
Hipertensi saat masa kehamilan biasanya terjadi dengan peluang risiko sekitar 10 persen. Kondisi tekanan darah di atas 140/90 mmHg ini muncul saat usia kehamilan sekitar 20 minggu karena perubahan hormonal, seperti volume darah yang berubah.
" Penelitian mencatat rata-rata 10 persen, juga ada yang bilang 7-15 persen, risiko hipertensi terjadi pada kehamilan. Risiko untuk ibu bisa mengalami kejang, struk, pembekuan darah, gagal ginjal, gagal jantung," tambah dr. Siska.
Pentingnya Manajemen Hipertensi untuk Cegah Gagal Jantung
Seorang ibu hamil yang terserang hipertensi memiliki risiko pada bayi yang dikandung. Bayi bisa lahir prematur, mengalami kerusakan plasenta bahkan kematian dalam kandungan.
Hipertensi pada saat kehamilan ini dapat terjadi karena dipicu beberapa faktor risiko seperti usia atau riwayat penyakit yang dimiliki sang ibu.
© Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
Ketahui Cara Mengukur Tekanan Darah Lebih Akurat
" Dan beberapa golongan seperti usia ibu yang sangat muda dan sangat tua misal 40 tahun, punya riwayat hipertensi, ibu dengan diabetes, ibu dengan riwayat bayi kembar, atau penyakit pemicu hipertensi lainnya harus lakukan kontrol rutin dan mengubah pola hidup," tambah dr. Siska.
Pencegahannya hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Saat masa kehamilan sebaiknya periksakan rutin tekanan darah saat kontrol kehamilan.
" Harus diperiksakan rutin saat kontrol kehamilan, diperiksa tekanan darah, kita anjurkan olahraga, pola makan baik rendah garam rendah lemak menjaga berat badan ideal sesuai fase kehamilan," jelas dr. Siska.
Jika hipertensi terjadi karena volume darah dan perubahan lain yang terjadi pada lahir maka tekanan darah akan menurun saat ibu melahirkan.
" Jika hipertensi terjadi karena kehamilan maka saat melahirkan akan turun karena pemicunya sudah tidak ada, tapi jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan maka setelah melahirkan akan tetap dilakukan pengobatan," tambah dr. Siska.
Obesitas Bisa Berujung Hipertensi, Jaga Berat Badan
Biasanya pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat disesuaikan.
10 Adu Mewah Rumah Tasya Farasya VS Tasyi Athasyia, Beda Banget, Yang Satu Sultan Abis!
Inilah Sosok Desainer Balenciaga yang Bikin Tas Sampah Termahal di dunia
Ikuti 17 Tata Cara Berdoa yang Benar Ini Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan
Potret `Rumah Putih` Lokasi Syuting Sinetron Lawas, Dulu Jadi Langganan Begini Kondisinya Sekarang!
8 Potret Rumah Deddy Corbuzier yang Jarang Tersorot, Semi Terbuka Bak Hotel Mewah di Bali
Pengacara Sebut Ada Dendam Ferdy Sambo di Balik Motif Penembakan Brigadir J
Kopi Rasa Kemerdekaan dalam Satu Seduhan 'Latte Cinta Bangsa'
PT Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Tersedia 42 Posisi!