Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Dream - Sunscreen atau tabir surya menjadi barang yang wajib dibawa ketika hendak berlibur ke pantai, atau ketika hendak melakukan kegiatan luar ruangan dan terpapar langsung oleh sinar matahari.
Bagai mata pisau, sunscreen memiliki kelebihan dan kekurangan. Paparan radiasi sinar ultraviolet atau sinar UV menjadi penyebab utama kanker kulit yang paling umum.
Nah, sunscreen menjadi pilihan paling umum untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebih pada kulit.
Di sisi lain, pemakaian sunscreen dapat membahayakan lingkungan, karena kandungan kimianya yang berakhir di laut dan mencemari laut. Tidak hanya air laut yang tercemar namun juga biota laut.
Sebelum membuat keputusan untuk tetap menggunakan atau meninggalkan sunscreen, ada baiknya Sahabat Dream mengetahui dulu fakta seputar sunscreen yang jarang kita tahu berikut ini.
Melanoma, adalah satu satu jenis kanker yang paling mematikan. Jenis kanker ini disebabkan oleh radiasi sinar UV yang akhir-akhir ini meningkat pesat. Dilansir dari laman BBC, Richard Weller, seorang konsultan dermatologis menyampaikan, bahwa penggunaan sunscreen dapat mencegah kanker.
Oleh sebab itu, walau angka kanker kulit meningkat di seluruh dunia, negara-negara yang sudah sadar akan pentingnya penggunaan kanker sama sekali tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Di sisi lain, beberapa kandungan kimia dalam sunscreen dikhawatirkan oleh beberapa ahli justru akan berakibat buruk bagi kesehatan kulit. Para ahli menyarankan untuk menggunakan sunscreen yang mengandung bahan-bahan yang lebih aman.
Umumnya, sunscreen mengandung dua jenis filter sinar UV, salah satunya yang kerap digunakan ialah filter organik yang mempu menyerap radiasi UV dan mengubahnya menjadi radiasi yang lebih aman. Satu lagi filter yang terdapat dalam sunscreen, filter anorganik.
Filter anorganik terdiri dari titanium dioksida dan seng oksida, yang jauh lebih aman, karena mampu memantulkan dan menyebarkan radiasi dari kulit.
Selain manfaat tersebut, dua filter dalam sunscreen ini ternyata juga memberikan efek negatif bagi kesehatan. Seperti, filter organik yang mampu menyerap radiasi, dikhawatirkan akan masuk dalam aliran darah.
Sedangkan filter anorganik yang mampu memantulkan radiasi, dikhawatirkan mengandung zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan gangguan endoktrin pada hormon dalam tubuh.
Penggunaan sunscreen yang berlebih bahkan dapat menimbulkan berbagai masalah serius, seperti gangguan kesuburan pria, kanker testis pada pria, hingga mempengaruhi ukuran kelenjar susu pada perempuan.
Selain kandungan double filternya yang memiliki manfaat dan efek samping, sunscreen mampu mencegah tubuh manusia untuk memproduksi vitamin D berlebihan akibat paparan sinar matahari. Perdebatan tentang manfaat ini masih berlangsung di antara para ahli.
Rachel Neale, seorang professor di QIMR Berghofer, mengatakan bahwa mekanisme sengatan matahari berbeda dengan produksi vitamin D. Penggunaan sunscreen tidak banyak mempengaruhi kadar vitamin D dalam kulit.
Kekurangan vitamin D tentu menjadi hal yang buruk bagi kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan penggunaan sunscreen, oleh sebab itu Neale tetap menyarankan untuk menggunakan sunscreen ketika berada di tempat dengan paparan sinar matahari yang kuat.
Dari masalah itulah, dalam dunia dermatologi, ada istilah SPF atau Sun Protection Factor yang digunakan untuk mengukur kandungan dalam sunscreen sesuai dengan kadar yang dibutuhkan masing-masing kulit.
Tidak hanya soal kesehatan tubuh manusia saja, penggunaan sunscreen berlebih juga akan berdampak bagi lingkungan, terutama biota laut. Kandungan double filter UV terbuat dari banyak bahan kimia yang mampu mencemari kehidupan mamalia laut, air, dan karang.
Kedua kandungan double filter mampu menyebabkan perubahan jenis kelamin pada ikan, mengurangi pertumbuhan dan produksi telur pada ikan. Dan, apabila ini terus terjadi, maka polusi lingkungan tidak dapat terhindarkan.
Seperti yang kita tahu, banyak orang yang mengenakan sunscreen saat ke pantai, dan bermain di air. Tanpa disadari, sunscreen yang menempel pada kulit akan berpindah ke air laut dan menyebar membuat polusi.
Seorang ilmuwan dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, Cheryl Woodly, mengatakan bahwa polusi lingkungan dari kandungan kimia sunscreen dapat mengakibatkan berkurangnya ketahanan terhadap peristiwa perubahan iklim, hingga mengganggu reproduksi hewan laut.
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah harus berhenti mengenakan sunscreen demi lingkungan bebas polusi, atau tetap memakai sunscreen untuk melindungi tubuh dari bahaya kanker kulit?
Cara paling sehat untuk dilakukan ialah dengan mengenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh dari paparan sinar matahari, dan berteduh ketika tengah hari. Kalau masih khawatir tentang kulit, Sahabat Dream bisa menggunakan menggunakan sunscreen dalam porsi secukupnya dan tidak terlalu sering. (mut)
Sumber: BBC
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN