

MA Goes To Campus kembali hadir untuk lebih dekat dengan masyarakat. Kali ini, MA mengunjungi UIN Jakarta untuk menyasar para mahasiswa di jurusan Hukum dan Syariah.
MA menyadari bahwa dengan mengedukasi para generasi muda, nantinya mereka akan bisa turut berpartisipasi dan memberikan dampak baik bagi masyarakat.
Adapun tema yang diangkat pada MA Goes To Campus kali ini adalah ‘Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media’.
Dengan topik yang begitu menarik dan penuh akan wawasan, acara ini pun diyakini dapat menjadi bekal bagi para mahasiswa untuk lebih mengenal dan memahami hukum di negeri sendiri.
Penasaran bagaimana keseruan acara yang berlangsung pada Rabu (27/09/2023) lalu ini? Yuk, simak dulu informasinya berikut ini!
Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr. H. Sobandi, S.H., M.H. menjadi pembuka pada acara MA Goes To Campus UIN Jakarta. Ia pun mengangkat tentang permasalahan perkembangan teknologi di masa kini.
“Kita ini sudah berada di era 5.0, di mana manusia bergantung pada teknologi, informasi, dan komunikasi. Di era ini, sudah serba canggih dan praktis. Dari yang hal-hal konvensional, perlahan-lahan beralih menjadi lebih modern lagi,” ucapnya.
Selain itu, Sobandi juga berpesan bahwa manusia perlu memperhatikan lima hal di era maju seperti ini. Misalnya saja seperti pemilihan pemimpin yang melek perkembangan teknologi, sumber daya milenial yang wajib menguasai TIK dan bahasa, pembuatan regulasi yang pro dengan iptek, sarana prasarana iptek yang mumpuni, dan menjaga integritas dan kejujuran sebagai nilai yang harus dipegang.
Seorang hakim dituntut untuk selalu memberikan keputusan yang jujur dan adil. Bahkan, pengambilan keputusan ini pun tak bisa dilakukan sembarangan. Sebab, ada proses yang perlu ditempuh dan pastinya ini membutuhkan kebijaksanaan dari seorang hakim yang terlibat.
“Dalam proses membuat putusan, seorang hakim melakukan 3 tahap. Pertama, konstatir yang merupakan tahapan untuk menemukan bukti adanya fakta hukum. Kedua, kwalifisir yang merupakan tahapan untuk menemukan hukum (peraturan, yurisprudensi, dan doktrin hukum). Ketiga, konstituir yang merupakan tahapan di mana hakim memutuskan untuk mengabulkan atau menolak sebuah kasus,“ ungkap Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H. yang merupakan seorang hakim yustisial Biro Hukum dan Humas MA.
Ia pun mengatakan bahwa tanggung jawab yang diemban oleh seorang hakim tidaklah main-main.
“Menjadi seorang hukum merupakan tanggung jawab yang berat. Sebab, dalam mengambil sebuah putusan, ada dampak besar yang dapat dirasakan oleh bangsa dan negara. Putusan hakim dapat menghilangkan kebebasan dalam kehidupan (dipenjara), hak hidup seorang manusia, hingga hak kepemilikan benda,” lanjutnya.
Walaupun hasil keputusan berasal dari manusia, namun seorang hakim tetap memiliki landasan pada Ketuhanan yang Maha Esa. Jadi segala keputusan yang diambil bukan cuma dipertanggung jawabkan pada masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan.
Pimpinan Redaksi Liputan6 Irna Gustiawati menjelaskan bahwa media dan media sosial juga memiliki pengaruh terhadap sistem demokrasi di suatu negara. Terlebih lagi karena media merupakan salah satu dari empat pilar penting yang menjalankan sebuah demokrasi.
ungkap Irna.
Di sisi lain, Irna juga mengatakan bahwa dunia jurnalistik memiliki pengontrol yang berdasarkan hukum. Sehingga, perbuatan atau perilaku yang kurang layak dan berkenan bisa dihindari.
“Kalau di dunia jurnalistik, kita ada kode etik jurnalisme. Kita berada di bawa dewan pers dan ini juga memiliki dasar hukum. Sementara di media sosial itu adalah community guidelines dan norma sosial yang ada di masyarakat,” terangnya.
Pada acara MA Goes To Campus kali ini, juga ada seorang narasumber yang membagikan tips jitu untuk lolos ujian ASN khususnya di bidang hukum.
Hakim Yustisial Kepaniteraan MA RI Dr. Abdurrahman Rahim, SH., MH membocorkan bahwa untuk menjadi seorang ASN, maka diperlukan kompetensi mumpuni, yang terdiri dari hard competencies , dan juga soft competencies .
“Hard competencies misalnya saja seperti wajib menguasai materi materiil, perdata, pidana, dan tata negara. Sementara soft competencies bisa berupa integritas, mempunyai kemampuan bahasa, suka tantangan, dan tidak mudah menyerah,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan para mahasiswa UIN Jakarta untuk menghindari menunggu dan membiarkan peluang yang ada, jangan menunda pekerjaan, serta bergembira selalu walau ada tantangan yang berat. Sebab, semua itulah yang memperkuat peluang untuk lolos di ujian ASN, khususnya di bidang hukum.
Nah, bagaimana keseruan rangkaian MA Goes To Campus kali ini? Seru sekali, bukan? Jika kamu penasaran dengan acaranya, maka bisa langsung menyaksikannya saja di platform online Vidio. Kamu bisa klik di sini untuk menontonnya.
Jika kamu penasaran dengan acaranya, maka bisa langsung menyaksikannya saja di platform online Vidio.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini karena hukum sendirilah yang menjadi pondasi sebuah negara dan membentuk masyarakat yang ada di dalamnya.
Baca SelengkapnyaMA berharap akan ada generasi muda yang tertarik dan ingin terjun langsung melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum
Baca SelengkapnyaSetelah sukses digelar di Jakarta dan Malang, kali ini MA Goes to Campus sambangi Bali.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan eksperimen sosial yang dilakukan Blibli
Baca SelengkapnyaAnies - Cak Imin berencana membangun 14 kota mirip Jakarta.
Baca SelengkapnyaMA Goes To Campus diadakan untuk memperkenalkan tugas dan fungsi Mahkamah Agung dengan cara yang lebih kreatif, menyenangkan, dan populer kepada mahasiswa.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak menilai kunjungan kerja Jokowi ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur upaya untuk mempertahankan basis suara pemenangan Pilpres 2014 dan 2019
Baca Selengkapnya