Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Penelitian terbaru ilmuwan terkait virus Covid-19 menemukan fakta mengejutkan baru. Vvirus corona ternyata hanya menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan tapi juga bisa memicu penyakit pembuluh darah. Temuan baru ini memperkuat dugaan penyebab pasien COVID-19 mengalami serangan jantung, pembekuan darah dan gejala lainnya.
Temuan lain yang mengejutkan adalah para dokter selama ini diduga merawat para pasien Covid-19 dengan cara yang salah.
“ Semua komplikasi terkait Covid ini masih misterius. Saat ini kami melihat adanya proses pembekuan darah, kerusakan ginjal, peradangan jantung, stroke, dan ensefalitis (pembengkakan otak),” ungkap Dr. William Li, Presiden Yayasan Angiogenesis- organisasi nirlaba yang mempelajari cara memerangi penyakit melalui proses pengembangan pembuluh darah baru.
Menurut banyak sekali fenomena berbeda yang tidak dijumpai pada virus lain seperti SARS atau H1N1.
Dr. Mandeep Mehra, direktur medis di Brigham and Women’s Hospital Heart and Vascular Center, Tak sepenuhnya sepakat dengan hasil penemuan tersebut. Dia menduga gejala yang ada menunjukkan bahwa virus yang menyerang pasien itu kemungkinan adalah virus vasculotropic. Ini adalah sejenis virus yang memengaruhi pembuluh darah.
" Konsep yang muncul yakni virus ini bukan hanya menyebabkan penyakit pernapasan saja, tapi sebenarnya juga menyebabkan penyakit pembuluh darah," kata Dr. Mehra.
Jika virus corona Covid-19 benar menginfeksi pembuluh darah, ilmuwan menduga hal itulah yang menyebabkan orang-orang dengan kondisi penyakit bawaan (seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung) berisiko lebih besar. Padahal selama ini virus corona covid-19 biasanya dikenal akan menyerang paru-paru dan sistem pernapasan.
Klasifikasi ulang mengenai virus corona covid-19 dapat mengubah cara pandang kelompok ilmiah terkait perkembangan penyakit ini dan dapat membantu mendorong terbentuknya jenis pengobatan baru.
Saat ini, tenaga medis masih berfokus pada penyediaan ventilator untuk memastikan pasien dapat bernapas saat paru-paru mereka terinfeksi. Dengan penemuan ini, para tenaga medis pun dapat mengetahui mengapa ventilator sering tidak cukup untuk memastikan pasien dapat bernafas.
Baru-baru ini, Dr Li pun menulis penelitian yang menemukan bukti bahwa terjadi pembekuan darah di paru-paru pasien COVID-19. Pembuluh darah ini sangat penting untuk menyediakan oksigen ke seluruh tubuh, dan tidak akan terpengaruh oleh respirator.
" Seseorang yang memiliki gumpalan darah di pembuluhnya, meski diberikan bantuan ventilator, sirkulasi udara tetap akan terganggu," jelas Dr. Li.
Baru-baru ini, sebuah studi yang berjudul " Penyakit Kardiovaskular, Terapi Obat, dan Mortalitas pada Covid-19," yang ditulis oleh berbagai dokter termasuk Dr. Mehra dan Dr. Desai Sapan, menemukan bahwa statin dan penghambat ACE - perawatan untuk penyakit pembuluh darah - terkait dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik.
“ Sebagian besar manfaatnya dalam rangkaian penyakit kardiovaskular - baik itu tekanan darah tinggi, baik stroke, serangan jantung, baik aritmia, gagal jantung - dalam situasi apa pun mekanisme yang digunakan untuk melindungi sistem kardiovaskular dimulai dengan kemampuan mereka untuk menstabilkan sel endotel, ”kata Dr. Mehra.
Dr. Mehra pun memimpin sebuah penelitian yang menemukan bahwa obat anti-malaria hydroxychloroquine tidak memberikan manfaat dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, meskipun secara luas dipuji oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sebaliknya, ia berpendapat bahwa mengidentifikasi virus corona Covid-19 sebagai penyakit pembuluh darah dapat membuka peliang pengobatan alternatif yang lebih efektif.
“ Terapi terbaik mungkin sebenarnya adalah obat yang menstabilkan endotel pembuluh darah,”katanya.
Terlepas dari optimisme Mehra, penelitian yang ditulisnya bersama sejumlah dokter mencatat bahwa penemuan ini harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
" Karena penelitian kami bukan uji coba terkontrol secara acak, kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan kesalahan analisa.” ungkap Mehran.
Para ilmuwan juga telah mengajukan penjelasan lainnya mengenai pola tidak teratur pada pasien corona Covid-19. Teori tersebut mengungkapkan bahwa virus corona Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ dan pembekuan darah secara tidak langsung. Virus ini akan mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan.
Penyakit pernapasan lainnya termasuk pneumonia dapat memicu respons yang serupa. Para peneliti juga mengaitkan Covid-19 dengan penyakit radang pada anak-anak. Bulan April lalu, dokter melaporkan bahwa anak-anak di Inggris yang meninggal dunia karena sindrom peradangan langka diyakini para peneliti juga berkaitan dengan corona Covid-19.
(Sah, Sumber Al-Arabiya)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?