Dream - Pemberitaan mengenai pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang sejak Minggu, 28 Desember 2014 lalu semakin marak di media. Baik di Indonesia maupun luar negeri.
Banyaknya pemberitaan terlebih yang mengeksploitasi duka keluarga korban pesawat disayangkan Himpunan Psikolog Indonesia.
" Seringkali sisi privasi seseorang diabaikan. Etika sudah tidak begitu diterapkan. Duka keluarga korban menjadi materi pemberitaan yang banyak dieksploitasi media massa. Ini sangat disayangkan," kata Perwakilan dari Himpunan Psikolog Indonesia, Margaretha saat berbincang dengan Dream.co.id, Senin 5 Januari 2014.
Margaretha juga mengatakan, media massa harus ikut berperan membantu proses pemulihan trauma dan kesedihan keluarga korban. Memulihkan trauma keluarga dengan tidak terlalu mengeksploitasi kesedihan sebagai materi pemberitaan.
" Empati harus jadi dasar proses pemberitaan. Sebaiknya tidak melulu fokus pada penderitaan korbannya," kata Margaretha.
Dia berharap media juga lebih peka dengan hal ini, " Tidak melulu kesedihan, masih banyak bahan berita lainnya misalnya pertolongan dari segala lini. Itu akan menjadi masukan dan pendidikan juga bagi masyarakat, betapa orang bisa saling membantu, dan itu akan menjadi hal yang lebih positif daripada kita sekedar mengeksploitasi kesedihan dari keluarga penumpang,” harap Margaretha. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN