Ternyata, Stiker Truk Tak Boleh Sembarangan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 9 Maret 2020 10:24
Ternyata, Stiker Truk Tak Boleh Sembarangan
Ini alasannya.

Dream - Tak jarang kita melihat truk yang beraksen garis yang bersinar saat terkena cahaya. Nah, aksesn ini bisanya menggunakan stiker.

Sahabat Dream, namun, pemasangan stiker di truk tak boleh sembarangan, lho.

Dikutip dari Otosia, Senin 9 Maret 2020, penempelan stiker di truk tak boleh sembarangan. Hal itu tertuang dalam Peraturan Diretur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: KP 3996/AJ502/DRJD/2019 tentang Alat Pemantul Cahaya Berupa Stiker pada Kendaraan Bermotor Mobil Barang, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan.

Di dalam regulasi yang dimaksud, ada 4 kendaraan yang tergolong dalam mobil barang dengan jumlah berat bruto lebih besar sama dengan 7.500 kg dan/atau konfigurasi sumbu 1.2.

Keempat kendaraan itu ialah mobil bak muatan terbuka, mobil bak muatan tertutup, mobil tangki, dan mobil cincrete pump.

Selain itu, ada juga kereta gandengan dan kereta tempelan. Menurut Peraturan Direktoran Jenderal Perhubungan Darat, bahan alat pemantul berupa stiker harus memenuhi standar UN R104.

Ada beberapa indikator yang diatur, yaitu koefisien retro reflektif, warna, dan kualitas bahan. Pemenuhan standar UN R104 tersebut dibuktikan dengan diberikannya tanda E-Mark dan nomor persetujuan pada alat pemantul cahaya tersebut.

Setidaknya, ada 3 warna berbeda yang memiliki fungsinya masing-masing. Warna merah disematkan pada bagian belakang mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan.

Pada mobil barang, bagian samping menggunakan alat pemantul cahaya berwarna kuning. Sedangkan untuk kereta gandengan dan tempelan berkelir putih. Pemasangannya bisa putus-putus atau penuh tanpa jeda.

1 dari 5 halaman

Pacu Industri Otomotif, Indonesia Larang Impor Truk Bekas

Dream - Kementerian Perindustrian terus memperkuat daya saing industri otomotif di dalam negeri melalui struktur manufaktur. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendorong peningkatan investasi untuk menumbuhkan industri komponen kendaraan.

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Jumat 6 Maret 2020, saat ini ada 700 industri komponen yang mendukung sektor otomotif. Jumlah ini perlu terus dipacu.

“ Namun, yang terpenting saat ini, kita harus mengoptimalkan dari potensi yang ada untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta.

 

 

Industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapatkan prioritas pengembangan, terutama dalam memasuki era industri 4.0. Ini sesuai dengan implementasi peta jalan “ Making Indonesia 4.0.”

“ Selama ini industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup signfikan bagi perekonomian nasional, termasuk berperan pada tumbuhnya indeks PMI manufaktur Indonesia,” kata Agus.  

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh IHS Markit, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan dari 49,3 pada bulan Januari ke posisi 51,9 di Februari 2020. Poin di atas 50 menandakan geliat industri dalam fase ekspansif.

Sementara itu, sumbangsih lainnya diperlihatkan dari capaian ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang menujukkan tren posistif.

Pada tahun 2019, jumlah ekspor kendaraan Completely Build Up (CBU) tercatat 332 ribu unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya. Selain itu, ekspor kendaraan Completely Knock Down (CKD) sebanyak 511 ribu set atau naik 523,5 persen daripada tahun 2018.

2 dari 5 halaman

Industri Otomotif Masih Bisa Digenjot

Agus yakin laju industri otomotif di Indonesia masih bisa diakselerasi pada tahun ini, apalagi kondisi tekanan ekonomi global hingga dampak wabah virus corona. Kementerian Perindustrian memasang target pertumbuhan industri otomotif bisa menyentuh 6 persen pada 2020.

“ Kami semua harus punya semangat optimisme dalam membangun industri karena akan berdampak luas terhadap perekonomian,” kata dia.

Misalnya, devisa bertambah dan tenaga kerja terserap. Upaya konkretnya perlu dilakukan melalui sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri. Pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor ini dengan memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal.

“ Misalnya, insentif terbaru adalah super tax deduction. Langkah ini untuk meningkatkan investasi dalam hal menciptakan inovasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri,” kata dia.

3 dari 5 halaman

Truk Listrik Mitsubishi Ini Tersohor Minim Getaran, Lihat Penampakannya

Dream - Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation turut serta dalam pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (GIICOMVEC). Produsen otomotif ini memamerkan truk elektrik, eCanter.

Truk ini punya enam modul baterai bertegangan tinggi. Metode pengisiannya dengan dua input, yaitu AC dan DC. Durasi pengisian baterai AC 9 jam dan DC 1,5 jam. Dengan baterai berkapasitas penuh, truk asal Jepang bisa melaju hingga 100 km.

“ Setelah itu harus charge lagi” ujar Marketing Director Mitsubishi Fuso KTB, Duljatmoni, di Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.

 

 

Truk ini juga dilengkapi e-motor dan gearbox bertenaga dengan daya maksimum 135Kw / 184 PS, dengan torsi maksimum 390 Nm/ 39,7 kgm. Tak hanya itu, maksimal output Electric Motor sekitar 135 KW dan 390 Nm.

Publik Indonesia yang ingin melihat truk bertenaga listrik buatan Mistsubishi ini bisa melihatnya di booth Fuso. Masyarakat  bisa menyaksikan langsung kecanggihan teknologi yang dipakai truk tersebut.

Meski belum didistribusikan ke Indonesia, eCanter telah sukses dipasarkan di Jepang, Amerika Serikat, serta beberapa Negara Eropa.

4 dari 5 halaman

Fitur Keamanan yang Mumpuni

Mitsubishi menyematkan teknologi canggih di truk Fuso elektrik. Misalnya, sistem Lane Departure Warning agar kendaraan tetap berada di jalur yang tepat.

Ada juga fitur antilock braking system dan electronik stability program.

Interior Truk listrik Fuso

Pada bagian belakang truk, tersedia ‘Box’ dengan luas 3,4 meter. Box ini dapat memuat barang dengan berat 2 hingga 4 ton. Kursi pengemudi juga dibuat nyaman lengkap dengan fitur bluetooth dan smart key.


5 dari 5 halaman

Ramah Lingkungan

Truk keluaran Mitsubishi ini sepenuhnya beroperasi secara elektrik. Kendaraan itu mengeluarkan gas buang yang pastinya ramah lingkungan, bebas kebisingan, dan mengurangi efek negatif terhadap lingkungan secara signifikan.

Mesin truk listrik Fuso

“ Truk ini inovasi yang bagus pastinya lebih ramah lingkungan karena tidak pakai solar sama sekali. Dia sudah pakai listrik, nggak pakai minyak rem dan minyak oli jadi lebih irit dan mudah,” kata Public Relation PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Catrine.

Selain itu dibandingkan dengan kendaraan diesel konvensional, eCanter lebih sedikit getaran yang mengurangi beban fisik pengemudi. Jadi, dapat memaksimalkan performa pengemudi ketika mendistribusikan produk sehari-hari.

Beri Komentar