TikToker Kena Getok PKL Waktu Beli Makan Di Tempat Wisata Yogyakarta (TikTok @auliaroket)
Dream - Tiga warung kaki lima berlokasi di Jalan Perwakilan Malioboro ditutup sementara oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Ketiganya terindikasi mematok harga makanan tidak wajar.
" Ketiga warung pecel lele tersebut terindikasi melakukan praktik penjualan dengan cara yang sama seperti yang dimaksud oleh wisatawan, termasuk harga yang dimaksud," ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, dikutip dari Liputan6.com.
Keputusan ini merupakan buntut viralnya video mengenai harga makanan pecel lele di kawasan Malioboro. Video tersebut dibuat dan diunggah pemilik akun TikTok @aurelroket.
Heroe menyatakan pihaknya memanggil pemilik dari tiga warung tersebut untuk meminta penjelasan soal penetapan harga jual barang dagangnya. Tindakan lebih lanjut akan diambil setelah masing-masing pemilik warung memberikan klarifikasi.
Menurut Heroe, sanksi terberat yang bisa dijatuhkan yaitu pencabutan izin usaha. Dia mengklaim sanksi tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan awal yang menjadi komitmen bersama pedagang di kawasan Malioboro.
Heroe berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran semua pihak, khususnya komunitas pedagang di Malioboro agar mereka bisa meningkatkan pelayanan tanpa merugikan wisatawan.
" Salah satunya adalah bagaimana melayani dan berkomunikasi dengan wisatawan," kata dia.
Heroe kemudian meminta para Pedagang Kaki Lima (PKL) kuliner di Malioboro untuk mencantumkan harga makanan secara jelas. dengan begitu, wisatawan tidak merasa terjebak.
" Yang dipahami wisatawan atau konsumen saat membeli makanan adalah makanan dalam satu paket lengkap, misalnya membeli pecel lele, tentu yang diharapkan sudah komplit dengan nasi, lalapan, dan sambal," kata dia.
Dream - Viralnya video wisatawan yang mengeluh karena harga pecel lele dinilai mahal di kawasan Malioboro, Yogyakarta, masih berbuntut panjang. Sebelumnya, seorang perempuan bernama Aulia Azzahra mengunggah video soal keluhan harga pecel lele di jalan Malioboro yang terlalu mahal.
Ia mengungkapkan, seekor ikan lele dihargai Rp20.000, belum termasuk nasi putih seharga Rp7.000. Selain itu, yang paling disorot adalah harga lalapan dan sambal yang dijual secara terpisah dengan harga Rp10.000.
Dalam unggahannya, ia mengaku kaget saat mengetahui harga yang harus dikeluarkan untuk makan satu porsi pecel lele yang dirasa cukup mahal. Ia merasa terjebak makan di sana.
Viralnya video tersebut, mendapat tanggapan dari Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM). Melalui siaran persnya pada Kamis, 27 Mei 2021, PPLM menyampaikan tujuh butir klarifikasi dan pernyataan.
Salah satunya, pihaknya menyatakan dan memastikan bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di sepanjang Jalan Malioboro serta tidak dilakukan oleh anggota pedagang lesehan yang tergabung di PPLM.
" Hal ini sesuai dengan hasil investigasi dan penelusuran kami kepada seluruh anggota pedagang lesehan Malioboro. Di samping itu, kami meyakini bahwa lokasi pengambilan gambar video tersebut di Jalan Perwakilan [jalan sirip atau fentilasi yang menghubungkan jalan Malioboro dengan jalan Mataram]. Bukan di jalan Malioboro," demikian potongan pernyataan PPLM dikutip dari Liputan6.com, Jumat 28 Mei 2021.
PPLM juga mengklaim telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dan menyayangkan pernyataan warganet tersebut sehingga viral di media sosial.
Hal itu dianggap bisa sangat merugikan citra pedagang lesehan yang berjualan di sepanjang jalan Malioboro. Mereka pun menyerahkan sekaligus mendukung sepenuhnya langkah-langkah dan tindakan yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah Kota Yogykarta berkaitan dengan masalah ini.
Untuk mencegah kejadian seperti ini agar tidak terjadi lagi, mereka akan mengajak Pemerintah Kota Yogyakarta dan Insan Pariwista untuk menyosialisasikan lebih masif kepada pengunjung agar hanya membeli di tempat yang menerakan daftar harga. Begitu pula, supaya tidak sungkan dan ragu untuk bertanya sebelum memesan.
PPLM juga mendorong dan ikut menyosialisasikan, adanya posko informasi, pengaduan, dan keluhan bagi konsumen di jalan Malioboro dengan hot line yang siap 24 jam untuk tempat bertanya dan menampung keluhan pengunjung.
Terakhir, mereka meminta seluruh media, lembaga, warganet dan warga membantu menyosialisaikan klarifikasi dan informasi ini agar citra lesehan di sepanjang Jalan Malioboro kembali pulih.
Surat pernyataan itu ditandatangani oleh Desio Hartonawati selaku Ketua PPLM dan didukung oleh Sujarwo selaku Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro.
(Sah, Sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online