Diklaim Empat Kali Lebih Akurat Saat Menangkap Mangsanya (Daily Mail)
Dream - Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS), capung atau dragonflies adalah pemburu paling mematikan di dunia. Capung diklaim empat kali lebih akurat saat menangkap mangsanya dibanding golongan kucing besar.
Selama ini, predator mematikan selalu dikaitkan dengan ikan hiu atau singa. Namun para ilmuwan di Howard Hughes Medical Institute di Virginia, AS, mengatakan capung adalah predator alami paling sukses di alam.
Tingkat keberhasilan capung dalam menangkap mangsanya mencapai lebih dari 95 persen. Itu dua kali lebih akurat dari hiu putih dan empat kali lebih efektif dibanding si raja hutan.
Capung makan nyamuk dan serangga kecil lainnya seperti lalat, lebah, semut, tawon, dan sesekali kupu-kupu. Capung berburu di sekitar rawa-rawa, danau, kolam, sungai dan lahan basah.
Alasan capung bisa menangkap mangsanya dengan akurat adalah ketika menargetkan mangsanya, mata capung selalu melihat ke arah calon makanannya sambil menyesuaikan kecepatan terbangnya. Dengan begitu, dia dapat memprediksi saat mangsanya akan bergerak sebelum akhirnya menangkapnya.
Mata capung yang besar memberikan pandangan berputar seperti bola memungkinkan serangga ini bisa melihat dunia sekelilingnya dengan mudah. Hal ini memudahkan capung menangkap mangsa meski terbang di atas kepalanya.
Dengan perhitungan waktu yang tepat, capung langsung mengejar korbannya dan menangkap dengan kakinya yang berbulu dalam sepersekian detik.
Dengan ketajaman visual dan gerakan refleks secepat kilat yang didorong oleh neuron khusus yang mendeteksi gerakan target dan menginstruksikan sayapnya untuk bereaksi, membuat capung menjadi pemburu yang tangguh.
Pengukuran kecepatan tinggi menunjukkan bagaimana capung melacak posisi lalat dan mengarahkan dirinya sendiri dengan cepat ke arah itu, mengandalkan pada prediksi dan reaksi.
Dalam sebuah video capung menangkap lalat yang diputar 20 kali lebih lambat, terlihat bagaimana serangga ini menjadi pemburu yang efektif dan handal. Video itu menunjukkan manuver capung dihasilkan oleh prediksi terhadap pergerakan mangsa yang dikombinasikan dengan reaksi visual yang ada pada dirinya.
Hal ini memungkinkan capung untuk memperkirakan posisi lalat dan menentukan gerakan sayap dan kepala yang diperlukan untuk menangkapnya. Agar tidak terdeteksi, capung berburu dari bawah dan meluruskan tubuhnya sejajar dengan gerak mangsanya.
Tubuh dan kepalanya bergerak secara independen. Kepalanya akan terus mengawasi target sementara tubuhnya bermanuver ke posisi terbaik untuk menangkap mangsa.
Penelitian, yang diterbitkan di Nature, menunjukkan perilaku terbang capung ternyata lebih canggih daripada yang diperkirakan sebelumnya.
(Sumber: Daily Mail)
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya