Curhat Haru Istri TNI: Jadi Istri Tentara Tak Seindah Bayangan, Harus Kuat Mental

Setidaknya itulah curahan hati Yeni Wafa, istri seorang anggota TNI. Lewat Instagram, wanita berjilbab itu menuliskan suka dukanya menjadi istri seorang tentara.

" Jadi istri tentara itu tak seindah yg dibayangkan," tulis Yeni Wafa, sambil membubuhkan ikon hati retak.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa tentara harus siap bertugas, kapanpun dan di manapun. Tak jarang mereka harus berpisah dengan keluarga, bahkan dengan anak dan istri sekalipun.

Tentu tidaklah mudah. Bagi Yeni Wafa, jalan yang bisa dilakukan hanyalah bersabar. Menjadi wanita kuat. Mandiri dalam menghadapi situasi apapun.

" Harus mandiri dan kuat mental dalam segala hal dan situasi apapun," tambah Yeni Wafa.

Menjadi istri tentara juga harus siap hidup di perantauan. Berpindah-pindah ikut suami yang bertugas dari daerah satu ke daerah lain. " Harus siap hidup diperantauan sendirian jauh dr suami jauh dr keluarga ketika ditinggal suami satgas."

Meski begitu, Yeni Wafa tetap tegar. Meski harus berpisah dengan sang suami selama berbulan-bulan, dukungannya tidak pernah kering. " Big hug mas, selalu sehat dan panjang umur."

      View this post on Instagram

A post shared by YeniWafa (@yeniwafa)

Dulu Hidup di Jalanan Jadi Anak Punk, Sekarang Gagah Berseragam TNI

Dream - Bagi sebagian orang, pengalaman hidup di masa lalu tidak harus dikubur dalam-dalam. Masa lalu yang kelam terkadang bisa menjadi cambuk untuk menyambut masa depan yang gemilang.

Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kisah perjalanan hidup seorang prajurit TNI bernama Fuad Helmi Dhinata berikut ini.

Melalui akun Instagram @fuad_helmi_dhinata, dia membagikan sepenggal masa lalu yang bagi sebagian orang suram dan memalukan.

Tapi Fuad malah menjadikannya sebagai sebuah kenangan indah yang tak terlupakan. Bahkan masa lalunya itu menjadi penyemangat untuk menata masa depan.

Melalui video berdurasi 42 detik Fuad remaja ternyata sangat akrab dengan kehidupan jalanan. Dia bahkan menjadi bagian dari komunitas punk di kotanya, Cilegon.

Layaknya remaja punk, dandanan Fuad kala itu benar-benar nyentrik. Jaket kulit dengan aksesori paku keling, celana ketat bolong-bolong berpadu dengan ikat kepala atau topi selalu setia menemaninya ke mana saja.

Berpenampilan dan bergaya punk membuat Fuad merasa nyaman. Dia seolah menemukan jati dirinya waktu itu. Karenanya dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan komunitas punk di kotanya.

Berkendara keliling kota bersama komunitas punk dengan motor yang super unik karena sudah dimodifikasi sedemikian parah sudah menjadi makanan sehari-hari Fuad.

Namun di balik penampilan punk yang urakan dan dianggap sampah masyarakat itu, Fuad ternyata menyimpan impian yang mulia. Dia ingin menjadi seorang prajurit TNI.

Berkat usaha keras dan tekad sekuat baja, impian itu terwujud. Sang waktu akhirnya mengantarkan Fuad menjadi sosok gagah berseragam loreng.

Penampilan pun berubah 180 derajat. Kini berseragam TNI, Fuad tampak sangat gagah. Tubuh kurusnya saat menjadi anak punk hilang, kini terlihat segar dan lebih berisi.

" No one can take away our memory (Tidak ada yang bisa merampas kenangan kita)" tulisnya.

Pengalaman menjadi anak punk dan menghadapi kerasnya kehidupan jalanan justru membuat Fuad banyak bersyukur. Dia berubah menjadi sosok yang tangguh dan berwibawa.

Sumber: Instagram

      Lihat postingan ini di Instagram      

Sebuah kiriman dibagikan oleh Helmi Dhinata (@fuad_helmi_dhinata)