Penyumbang Pesawat Pertama Indonesia Bertemu Jokowi

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 22 Maret 2018 12:00
Penyumbang Pesawat Pertama Indonesia Bertemu Jokowi
Ada beberapa permintaan yang diajukan, salah satunya Jokowi diminta membangun masjid di kampungnya.

Dream -  Keinginan Nyak Sandang untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya terpenuhi. Kakek berusia 91 tahun ini merupakan salah seorang yang andil menyumbangkan hartanya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.

Nyak Sandang datang bersama dua putranya, Maturidi dan Khaidar. Mereka diterima Jokowi di Istana Merdeka pada 21 Maret 2018.

“ Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi, menerjemahkan Nyak Sandang yang berbicara dengan bahasa Aceh.

Menurut laman Sekretariat Kabinet, saat bertemu Jokowi, Nyak Sandang menyampaikan beberapa permohonan. Salah satunya bantuan untuk operasi katarak.

“ Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya,” ucap Jokowi.

Tak hanya itu, Nyak Sandang juga meminta Jokowi mendirikan masjid di kampung halamannya, Lamno, Aceh. Jokowi mengatakan akan segera mengirim tim untuk mengecek kondisi di sana.

1 dari 1 halaman

Sumbang Harta untuk Beli Pesawat

Sumbang Harta untuk Beli Pesawat © Masyarakat Aceh dan pesawat RI pertama (Foto: Riau Online)

Permintaan Nyak Sandang yang ke tiga adalah menunaikan ibadah haji. “ Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” kata Maturidi.

Mengenai rencana ini, Jokowi akan mengupayakan dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Jokowi menawarkan untuk umroh terlebih dahulu.

“ Mengingat haji kan ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Nyak Sandang juga menunjukkan kepada Jokowi bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya. Obligasi itu merupkan bentuk penghargaan pemerintah Indonesia atas jasanya menyumbang dana untuk pembelian pesawat pertama Indonesia.

Kisah pembelian pesawat pertama Indonesia itu berawal pada 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh. Di Negeri Serambi Mekah itu, Sukarno mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.

Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.

Presiden Sukarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.

Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Beri Komentar