Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Tegar Yanuar, 17 tahun, siswa kelas tiga yang masih tercatat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Industri Teknologi Nasional (ITENAS), Karawang, dilarang mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) karena menunggak bayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Dedeh, 50 tahun, ibu kandung Tegar, menyebutkan bahwa putra bungsunya terancam dikeluarkan atau drop out dari sekolahnya. Dedeh mengaku sudah tidak sanggup melunasi seluruh tunggakan sekolah anaknya yang mencapai Rp4.525.000.
" Bukan saya tidak mau bayar iurannya Tegar, tetapi apa daya dengan keadaan saya seperti ini. Jujur, saya tidak punya uang sebanyak itu," ungkap Dedeh, Kamis 29 April 2021.
Saat ini, keluarga Tegar hanya berharap agar tidak dikeluarkan dan anaknya diizinkan bisa mengikuti UAS di sekolahnya hingga dapat dinyatakan lulus dari SMK ITENAS Pedes, Karawang.
" Kepada pihak sekolah, saya mohon bantuan keringanannya untuk anak saya. Tegar harus tetap bisa ikut ujian supaya lulus dan bisa mencari pekerjaan sebagai pegawai pabrik di Karawang. Masalah biaya, saya tetap mengusahakannya buat nyari dulu. Biarin ijazah di tahan sama pihak sekolah sebelum dia bisa melunasi iuran yang menunggak," harapnya.
Di tempat terpisah, sejumlah pengurus Yayasan SMK ITENAS Pedes berkilah tidak akan mengeluarkan Tegar dengan alasan apapun. Hal itu juga ditegaskan kembali oleh Kepala SMK ITENAS Pedes, Ita . Secara singkat, pihaknya juga menjanjikan hal yang sama, yakni tidak akan memberhentikan Tegar.
" Silakan saja ikut ujian. Paling tidak bantu sekolah berapa saja begitu supaya ada pemasukan. Tidak harus lunas sebenarnya mah. Sekolah juga tidak akan memberhentikan dan akan selalu membantu," jelasnya.
Sumber: merdeka.com
Dream – Seorang remaja yang drop out dari universitas, Kevin Leyes, sukses menjadi pebisnis yang usahanya bernilai jutaan dolar AS. Pemuda 20 tahun ini mengaku merintis bisnis sedari remaja.
Dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu 10 Februari 2021, Leyes merintis bisnis perhiasan bagi para urban saat usianya 17 tahun. Usaha itu dibuat saat masih belajar di kampus untuk meraih gelar teknik komputer.
Beberapa bulan kemudian, Kevin keluar dari kampus. Setahun berikutnya, dia mendirikan perusahaan lain, yaitu agensi pemasaran digital, Leyes Media.
Kini, bisnisnya meraup pendapatan sekitar US$1,2 juta per tahun. Pengusaha muda ini mempekerjakan lusinan staf. Semula bisnisnya meraup penghasilan US$1.000 (Rp139,89 juta) dalam sebulan. Kini, dia menghasilkan US$100 ribu (Rp1,4 miliar) dalam sebulan.
Bahkan, bisnis Kevin dianggap sebagai perusahaan jutaan dolar.
Kevin menilai gelar akademi tak begitu penting. Dia merasa orang tak perlu masuk kampus karena bisa merintis karier secara online.
“ Gelar universitas tidak lagi penting atau berharga seperti dulu,” kata pria asal Argentina ini.
Dia menyebut taipan bisnis seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg tak lagi mementingkan gelar saat mempekerjakan karyawan.
“ Tidak menjadi bagian dari universitas tidak akan membuatmu menjadi lebih bodoh, kurang berpengatahuan, atau menjadi lebih buruk. Saya banyak membaca dan berproses dalam belajar,” kata dia.
Sekadar informasi, Kevin membangun “ nama” di media sosial dengan pengikut 5,6 juta akun di Instagram dan 1,8 juta di halaman bisnis. Pria itu tinggal di Argentina karena biaya hidupnya lebih rendah daripada di Amerika Serikat meskipun tahun ini berencana pindah ke Amerika Serikat.
“ Tinggal di Argentina dengan gaji rata-rata Amerika Serikat akan memungkinkan kamu menikmati banyak kemewahan dan kamu akan dianggap sebagai jutawan,” kata dia.
Kevin menyebut ada stigma orang kaya yang tinggal di Argentina. Di sana ada pandangan bahwa orang kaya selalu berkaitan dengan hal-hal negatif, seperti perdagangan narkoba dan pekerjaan ilegal.
“ Saya selalu suka melihat uang sebagai sesuatu yang positif,” kata dia.
Kevin menggunakan uangnya untuk berinvestasi dan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Tujuannya tak lagi untuk mencapai kebebasan finnsial. Jika tujuan itu tercapai, dia dan keluarganya bisa bepergian, merawat diri, dan menikmati hidup.
“ Saya berusia 20 tahun dan 100 persen sadar bahwa saya cukup mampu untuk terus meningkatkan jumlah (kekayaan) dan akan terus melakukannya,” kata dia.
Pengusaha ini merasa posisinya sekarang membuatnya sulit membangun hubungan dengan orang-orang yang baru. Apalagi, ada pandangan bahwa orang-orang lebih sering mendekati seseorang yang dianggap sukses dan kaya.
“ Sulit untuk membangun hubungan baru oleh orang-orang,” kata dia.
Ditambah lagi, Kevin mengatakan pengusaha berprinsip bahwa waktu adalah emas dan sumber daya yang tidak dapat digantikan. Dia pun menjadi sedikit obsesif soal waktu.
“ Menjalin hubungan itu membutuhkan banyak komitmen, kasih sayang, perhatian, terhadap orang lain. Ini adalah sesuatu yang setiap pihak harus menginvestasikan waktu agar berhasil,” kata dia.
Advertisement
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama