Tentara Mengikuti Upacara Peresmian Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI Di Lapangan Markas Koopssus TNI, Mabes TNI, Jakarta, Selasa (30/7/2019). Koopssus TNI Bertugas Memberikan Dukungan Dalam Operasi Khusus Yang Membutuhkan Kecepatan Dan Keberhasilan T
Dream - Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto meresmikan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 30 Juli 2019.
Koopsus ini disebut sebagai perwujudan dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Tindakan Pidana Terorisme.
Hadi mengatakan, Koopsus ini punya perbedaan dengan pasukan khusus TNI lain. Koopsus ini terdiri dari tiga matra dan bekerja langsung di bawah panglima TNI. Gerak pasukan khusus ini atas instruksi presiden.
" Sewaktu-waktu dapat digunakan panglima TNI atas instruksi presiden," kata Hadi, dilaporkan Liputan6.com, Rabu, 31 Juli 2019.
Hadi menyebut, Koopsus ini punya kelebihan menangkal serangan teroris dari luar negeri. Hadi menyebut, Koopsus ini punya kecepatan dan akurasi mencapai 100 persen.
Berbeda dengan Densus 88 milik Polri, Koopsus lebih banyak bergerak untuk operasi pengintaian. " 80 surveilance dan 20 persen penindakan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, Koopsus tidak akan mengurangi peran Densus 88 Antiteror.
" Untuk Densus tetap fokus terhadap penegakan hukum, kaitannya dengan implementasi koordinasi dan sinergitas di lapangan itu dalam rangka untuk preventif strike," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, Koopsus TNI dan Densus 88 akan berkoordinasi dan bersinergi dalam penindakan terorisme. Ia mencontohkan, anggota TNI akan dilibatkan dalam kasus penyanderaan skala besar di area publik serta kasus terorisme yang melibatkan Kedutaan Besar Indonesia di negara lain.
" TNI punya kualifikasi dan kompetensi di bidang penindakkan tersebut," katanya.
Koopsus ini disebut punya anggaran yang tak sedikit. Hadi mengajukan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk Koopsus ini.
Tetapi, Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadjadana, mengatakan, dana tersebut belum diajukan sebab menunggu Keputusan Presiden (Keppres) tentang Koopsus TNI.
Sumber: Liputan6.com/Yopi Makdori
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu