Dream Girls 2015
Dream - Sebanyak 1.176 hijabes mendaftarkan diri dalam ajang Dream Girls 2015. Dari situ hanya 169 peserta yang memenuhi syarat.
Dari jumlah terakhir, diseleksi ketat hingga di tahap 50 besar. Mereka tak hanya menunjukkan gaya busana berhijab. Tetapi juga menuliskan kisah-kisah yang inspiratif.
Dari puluhan tulisan yang masuk ke kotak surat elektronik Dream.co.id, ada lima tulisan yang mendapat perhatian pembaca. Kisah yang mereka tulis mampu selain menarik juga mampu menginspirasi pembaca setia Dream.co.id.
Alhasil, terdapat lima tulisan dengan pembaca terbanyak. Berikut lima kisah inspiratif peserta Dream Girls 2015:
Dream - Orang bilang, aku hanya gadis kampung. Mereka bilang tidak usah bercita-cita tinggi. Pantasnya diam di dapur atau turun ke sawah saja. Pendidikan tinggi dan cita-cita besar hanya omong kosong bagi mereka yang tinggal di pedalaman.
Mungkin itu benar bagi mereka yang tidak percaya pada sebuah mimpi, pada kekuasaan Allah dan pada keajaiban sebuah perjuangan. Tapi aku tidak, aku berhak untuk mengekspresikan sebuah harapan lalu berjuang mati-matian bersama kekuatan Doa.
Bukankah mudah saja bagi Allah untuk berkehendak. 'Kun fayakun, maka jadilah maka jadi" . Jadi mengapa harus takut untuk bermimpi, mengapa khawatir pada kegagalan? Aku, kamu dan semuanya memiliki Allah yang tidak pernah menjauh. Meski kadang kita yang menjauh.
Allah tidak pernah lelah mendengar segala keluhan dan tidak pernah kapok memaafkan hamba-hamba-Nya yang selalu menyalahkan ketidakadilan Tuhan untuk setiap penderitaan yang dialami. Masihkah merasa bahwa kita berjuang sendirian? Allah ada dalam setiap inci dirimu, dia mengikuti langkahmu, telah dan akan selalu menyayangimu dengan caranya, meski seringkali tidak kita mengerti.
Aku terlahir dari rahim orangtua hebat yang bermimpi memiliki seorang anak laki-laki. Tetapi lahirlah aku, seorang anak perempuan. Banyak orang yang bilang, seorang anak laki-laki selalu lebih unggul dibanding anak perempuan. Mengapa harus laki-laki? haruskah aku jadi lelaki? entahlah, tapi Tuhan menidurkan saudara laki-lakiku itu untuk waktu yang sangat lama, hingga ketika kehadiranku ke dunia tidak ada penyambutan yang spesial.
Aku terpaksa harus meminum air susu bibi tetanggaku, bersama anak laki-lakinya, karena saat itu Ibuku mengalami guncangan pada jiwanya dan dirawat di rumah sakit. Sebagai anak perempuan, belum ada yang bisa kubanggakan.
Masa kecilku selalu akrab dengan yang namanya penyakit. Nyaris aku berpikir, mengapa harus aku yang tinggal di dunia ini? Awalnya, aku hidup dalam obsesi menjadi seperti laki-laki. Semua itu hanya agar aku bisa diterima oleh keluarga. Lelah! bagaimanapun aku adalah perempuan. Aku muak dengan dandanan laki-laki, juga dengan pola pikir yang selalu mengutamakan logika.
Ini aku perempuan, ada perasaan di sini. Mengapa aku harus menjadi laki-laki? Mengapa tidak aku buat diriku menjadi perempuan hebat bagi kedua orang tuaku? aku bertanya, pada diriku sendiri. Iya, Tuhan aku menerima takdir dari-Mu.
Tapi bolehkah aku meminta pada-Mu, untuk menjadikanku seorang perempuan hebat. Untuk membuktikan bahwa Allah tidak salah menghadirkanku ke dunia ini dan adanya aku di sini bukan hanya sekadar hidup saja.
Lalu mati tanpa berbuat apa-apa untuk agama-Mu, untuk hidup orang-orang sekitarku. Aku mulai percaya pada diriku, yakin pada Tuhanku. Lalu menjadikan doa sebagai inti dari perjuanganku atas kehendaknya.
Allah mengirimku guru-guru yang selalu dengan setia mengajariku berbagai hal, sampai ketika aku masuk sekolah dasar, aku terpilih sebagai murid berprestasi. Ada rasa terharu di sana melihat ibu dan ayahku mulai bangga akan diriku.
Orang tuaku bilang " Jadi perempuan itu jangan hanya modal cantik saja, jadilah anak yang solehah, cerdas, berbakat, dan berkepribadian baik. Kelak jika kamu sudah dewasa jadilah perempuan yang bisa menginsiprasi orang lain," aku tersenyum, lalu melanjutkan langkah bersama ridho orangtua.
Karena itu, aku selalu dipercaya mengikuti berbagai lomba, baik akademik, olahraga maupun kesenian. Tapi aku sadar, selalu mengejar dunia sangat melelahkan. Aku bisa tersesat hingga jatuh pada jurang kehancuran, sampai akhirnya, beberapa tahun yang lalu aku mengenal lembaga dakwah kampus di Universitas Galuh Ciamis.
Organisasi tersebut merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa yang menjadi wadah bagi mereka yang ingin belajar serta menyampaikan kebaikan. Itu semua bukan menjadi hambatan, meski harus berhijab dan menjadi muslimah seutuhnya, aku tetap bisa berekspresi dengan bakatku.
Sejak saat itu aku memutuskan untuk menyalurkan bakatku di jalan dakwah, seperti lagu religi yang bisa diterima oleh kalangan muda, serta film pendek yang mengandung hikmah, termasuk mengikuti ajang Dream Girls ini sebagai salah satu jalan dakwahku untuk bisa menginspirasi , menyebar kebaikan serta memperkenalkan islam dengan cara yang indah.
Saya selalu percaya pada motto hidup saya " Tidak ada dinding yang tidak bisa ditembus dengan kekuatan doa" . Maka, semoga saya bisa menjadi perempuan yang bisa mewujudkan mimpi-mimpinya, bermanfaat bagi sesama, berpengaruh untuk orang-orang sekitarku. Meski aku hanya perempuan biasa, dari keluarga biasa di pelosok kampung kota Ciamis. Dream Girls, mari berjuang!! Never Give Up! Allah always with us.
Dream - Saya adalah seseorang yang merindukan kasih sayang dari seorang ibu, karena semenjak di bangku SMA, mamah telah kembali kepada Sang Pemilik. Ya semenjak terkena kanker otak, mamah seringkali bolak balik berobat ke rumah sakit. Dan saya tidak pernah tahu penyakitnya, karena mamah tidak ingin membuat anak-anaknya sedih. Dan saya baru mengetahuinya setelah mamah meninggal.
Andai saja saya tahu ini akan menjadi terakhir kalinya saya melihat mamah terlelap tidur, Saya akan menyelimutinya dengan lebih rapat dan berdoa kepada Allah agar menjaganya. Bila saya tahu ini akan menjadi hari terakhir kalinya melihat mamah, Saya akan memeluk erat dan menciumnya.
Bila saya tahu ini akan menjadi terakhir kalinya saya mendengar suara mamah, saya akan merekam setiap kata dan tindakan serta memutarnya lagi sepanjang sisa hari saya. Bila saya tahu ini akan menjadi terakhir kalinya, saya akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit, Untuk mengatakan “ Aku menyayangimu mah”.
Esok tak dijanjikan untuk siapapun, baik tua maupun muda. Dan mungkin hari ini akan menjadi kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang tersayangmu. Jadi, bila kamu sedang menantikan hari esok, mengapa tidak melakukannya sekarang? Karena jika esok tidak pernah datang, kamu pasti akan menyesalinya.
Saat kamu tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, ciuman atau pelukan dan saat kamu terlalu sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka.
Jadi, dekap eratlah orang–orang tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka, bahwa kamu sangat mencintai mereka dan kamu akan selalu menyayangi mereka.
Luangkan waktu untuk mengatakan “ Aku menyayangimu”.
Dan jika esok tidak pernah datang, kamu tidak akan menyesali hari ini. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita dan orang orang yang kita sayang akan meninggal dunia. selagi kita masih hidup, luangkan lah waktu mu untuk orang–orang yang kamu sayangi.
Dream - Aku terlahir bukan dari keluarga yang berada, tapi Alhamdulillah aku dilahirkan di keluarga yang selalu bersyukur dan bersemangat. Sejak kecil aku diajarkan untuk hidup mandiri, kadang aku menghadapi hari-hari hanya ditemani nenek dan adikku, maklum sering ditinggal merantau: smile emoticon .
Ketika hendak lulus SMP, usaha yang dikelola bapakku mengalami gulung tikar, sehingga mamahku tidak menyanggupi untuk membiayaiku melanjutkan sekolah, tapi karena aku nekad ingin melanjutkan sekolah dan ketika SMP aku termasuk salah satu siswi yang berprestasi, kepala sekolah SMP-ku menyarankan untuk melanjutkan ke SMK pilihan beliau dengan tanpa biaya apapun.
Karena aku merasa tidak cocok, aku mengajukan untuk melanjutkan ke salah satu SMK swasta di Kuningan, alhamdulillah bisa meskipun nantinya aku tetap harus membayar separuh dari biaya sekolahku, mamahku pun mengizinkan dan memberi restu dengan satu syarat, " aku harus mengumpulkan dari uang jajanku untuk membayar separuh dari biaya sekolahku tersebut" .
Ketika lulus SMK aku mendapatkan tawaran untuk melanjutkan ke salah satu Institut di Cirebon dengan diberi sebagian beasiswa, lagi-lagi mamahku belum mengizinkan.
Akhirnya aku nekad merantau ke Jakarta dengan diantar saudaraku. Niatnya memperbaiki ekonomi keluarga dan mengumpulkan biaya untuk melanjutkan kuliah.
Alhamdulillah, sekarang aku kerja, dan kuliah dengan biaya sendiri, semoga bisa membanggakan orangtuaku yang sudah susah payah membesarkanku, dan membanggakan orang-orang di sekitarku.
Kalau kita niat diiringi dengan ikhtiar dan doa, insyaAllah apa yang kita inginkan bisa tercapai. Jika orang lain bisa, kenapa kita tidak?? smile emoticon.
Keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang, aku tetap ingin menjadi seorang muslimah, yang bisa mecapai cita-cita, menyalurkan dan mengekspresikan hobi, serta bisa membanggakan orangtua.
Keinginanku saat ini adalah ingin bertamu ke Tanah Suci bersama keluargaku, terutama orangtua dan adik- adikku, karena keluarga adalah hal besar yang membuatku semangat dan membuat hidup menjadi lebih hidup. Semoga diijabah oleh Allah SWT, aamiin ya Rabb.
Dream - Saya seorang wanita berasal dari Aceh. Tapi harus saya akui bahwa saya kurang pandai dalam hal menari tarian Aceh. Mungkin banyak orang berpendapat setiap wanita Aceh haruslah pandai menari.
Kebanyakan masyarakat hanya tahu di Aceh hanya ada Tari Saman. Saya ingin mengenalkan kebudayaan Aceh yang lainnya. Karena itu saya terdorong untuk ikut berpartisipasi dalam acara Dream Girls 2015 ini.
Saya ingin mengenalkan Aceh ke seluruh Indonesia bahkan dunia, baik dalam budaya, makanan, adat istiadat dan pariwisata. Memang impian ini terlalu berlebihan, tapi setidaknya saya percaya dengan arti sebuah mimpi.
Mungkin sepenggal cerita ini yang membuat saya akhirnya tidak berhenti untuk terus bermimpi. Umur saya memang baru menginjak 19 tahun, namun saya masih menganggap diri saya terlalu muda dalam berkarier.
Untuk saat ini saya lebih memprioritaskan menuntut ilmu menggapai mimpi yang sudah dicita-citakan sejak kecil. Namun apa salahnya saya berusaha. Jika Allah menghendaki maka semua usaha akan ada hasilnya.
Seumur hidup saya hanya tinggal di Aceh dan lingkungan saya hanya sebatas komplek perumahan, memang terdengar seperti orang yang kurang pergaulan. Saya akui saya seorang yang demikian.
Saya dulunya hanya seorang pelajar yang tidak pernah tahu lingkungan luar, saya juga tidak memiliki banyak teman. Dari SD sampai SMP teman dekat saya hanya satu. Tetapi ketika masuk SMA mulai bertambah.
Orang-orang menilai saya sangat pendiam, penakut. Sehingga, sering dibully waktu masih duduk dibangku sekolah. Mungkin karena hal itu juga yang membuat saya dulu merasa tertekan, jadi penakut, malas berteman, serta sulit mengembangkan bakat.
Saya berprinsip jangan pernah patah semangat, jangan pernah anggap serius kata-kata negatif orang lain. Bagi saya teman laki-laki yang mengejek itu adalah yang menyukai saya.
Mungkin terdengar lucu, tapi begitulah cara saya selama bertahun-tahun supaya dapat bertahan berada di lingkungan yang tidak ramah itu. Saya akhirnya kebal dengan omongan mereka, karena saya sadar mereka itu hanya pengganggu.
Apabila guru tidak membenci kita, buat apa kita harus benci dengan sekolah. Meski terkadang guru-guru mengaggapku bodoh karena selalu dapat nilai rendah tapi mereka tidak pernah mengeluh dan memarahiku.
Para guru tetap memberikan dukungan kepada murid-murid yang seperti aku. Mereka tahu kami memiliki cita-cita dan impian. Termasuk saya mempunyai cita-cita yang kuat dan itu sudah ada sejak saya duduk di bangku SD, yaitu menjadi seorang Arsitek.
Dari tekad yang kuat dengan semangat yang tidak pernah putus, saya bertahan dan berjuang demi sebuah mimpi, meski hanya dapat nilai pas-pasan di sekolah buat naik kelas saya tetap optimis. Mimpi harus tetap diraih dengan penuh optimis, hingga saat ujian akhir sekolah saya membuktikannya saya bisa.
Tetapi tidak cukup sampai di situ, saya pun akhirnya mengikuti tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Neger (SBMPTN). Saat itu, banyak rasa takut yang saya alami, karena saya merasa bekal ilmu sangat kurang.
Waktu itu saya sama sekali tidak mengikuti bimbingan belajar manapun, dan saya juga tidak pernah membuka buku dari akhir ujian sampai tes SBMPTN. Namun dengan tekad dan percaya diri, serta berserah diri kepada Allah saya menjawab seluruh soal.
Memang pada awal pemilihan jurusan begitu banyak perdebatan. Orangtua meminta untuk masuk doter, saya memilih untuk masuk arsitektur, namun dalam hati saya hanya ada syukur-syukur kalau lulus. Kalau tidak lulus, pasti menganggur satu tahun.
Alhamdulillah kuasa Allah dan mimpi saya untuk masuk ke dalam Jurusan Arsitektur tercapai. Saya sangat bangga dan saya percaya akhirnya saya bisa. Kemudian, orangtua yang telah merawatku juga bangga.
Selama ini merekalah yang membuatku jadi seperti ini, mereka juga yang selalu mendukungku di balik setiap doanya.
Para guruku, kelak jika muridmu sukses orang pertama yang tidak akan kami lupakan adalah engkau, ilmumu yang membuat kami seperti ini, jangan pernah sedih ataupun kesal kepada kami, karena suatu saat nanti kami akan membuat tangisan itu tangisan bahagia dan bangga
Jangan pernah menyerah, jangan menganggap diri anda adalah akhir, karena orang-orang yang sukses itu pasti mengalami hal yang sulit baru dia memperoleh kesuksesan.
Jangan pernah berhenti bermimpi, mimpilah yang akan membuat anda jadi lebih memilih untuk kehidupan selanjutnya, jangan pernah putus asa meski anda merasa kesepian, tapi yakinlah masih banyak disekitar anda yang menyanyangi anda.
Teman-teman saya yang dulunya mem-bully saya, malah mereka duluan yang minta maaf ke saya. Padahal saya tidak ada rasa dendam sedikitpun justru sudah saya lupakan. Waktu bulan puasa, ada acara reunian satu alumni.
Saat itu, katanya saya orang yang paling ditunggu-tunggu, sampai meminta saya supaya datang, tapi sayangnya saya tidak bisa hadir karena bentrok dengan jadwal kuliah.
Kebetulan pada waktu itu saya juga baru masuk organisasi untuk menambah wawasan saya. Sebab, saya telah melewatkan satu tahun tidak mengikutui organisansi. Di kampus saya ada peraturan mahasiswa yang semester 1 dan 2 tidak boleh mengikuti kegiatan organisasi di kampus.
Dream - Perkenalkan, namaku Priscilla Rosa Malinda atau singkatnya Sila. Umurku 20 Tahun. Dan sekarang lagi sibuk kerja serta kuliah. Ini ada sedikit cerita dariku semoga dapat memberikan inspirasi untuk kalian semua.
Sejak kecil aku tinggal dengan oma dan opaku. Cenderung mereka yang membesarkan aku. Aku disekolahkan salah satu sekolah dasar Islam terpadu di Palembang. Dengan harapan kelak aku akan menjadi orang yang taat akan agama.
Akupun menjalankan hari-hari di sekolah dengan amat menyenangkan. Tantangan terbesar saat itu dimana aku harus menyelesaikan hafalan Alquran agar bisa ikut wisuda pertama penghafal Juz 30. Setiap hari, setiap saat aku selalu menghafal untuk mengejar targetku.
Saat dua hari terakhir, aku masih menyisakan dua hafalan Surah yang notabennya ayatnya panjang-panjang. Tapi aku percaya Allah selalu memudahkan umatnya untuk menghafal Alquran.
Setiap kali aku salat dan berdoa agar dimudahkan oleh Allah dalam menyelesaikan targetku. Dan alhamdulillah, aku dapat menyelesaikan Juz 30 sesuai target. Saat wisuda itu, aku masih kelas IV SD. Lulus dari SD, aku mendapatkan banyak pelajaran.
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Aku pun tumbuh menjadi remaja yang gemar melakukan hal-hal baru. Mencoba banyak hal yang belum pernah kucoba. Salah satunya berani tampil di depan publik. Mulai dari mengikuti lomba bercerita hingga pidato. Tak jarang aku mendapat hasil dari lomba-lomba tersebut.
Tamat SMA, aku sempat frustasi karena tidak mendapatkan universitas yang aku inginkan. Akupun merasa Tuhan tidak adil. Lumayan susah aku mencari universitas yang pas denganku. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.
Iri? Iya, aku iri dengan teman-temanku yang sibuk akan aktivitas barunya sebagai mahasiswa baru. Aku pun cenderung di rumah saja. Sampai akhirnya aku sadar " Allah pasti punya rencana lebih baik untukku" . Aku pun bangkit dari keterpurukan. Akupun mulai mencari pekerjaan.
Dengan modal Bismillah, tanpa ada keahlian khusus, aku melamar di berbagai instansi. Sampai akhirnya aku diterima bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Bogor. Walaupun gajinya terbilang kecil, tapi dengan itu aku bisa menghasilkan uang. Setidaknya bisa untuk jajan tanpa harus minta ke orang tua.
Tiga bulan kerja di sana, aku memilih resign dengan alasan ketidakadilan. Tapi aku mendapat banyak pelajaran ketika bekerja di sana. Apalagi cara berinteraksi dengan orang baru. Belajar cepat dalam mengambil langkah keputusan.
Dan alhamdulillah, lagi-lagi Allah memudahkan langkahku. Aku diterima kerja di instansi pemerintahan DKI Jakarta. Gajinyapun terbilang besar. Aku bisa membaginya untuk keluarga dan untukku. Akhirnya setelah satu tahun menunda kuliah, aku mendaftar kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Dan sekarang aku siap untuk menjadi lebih giat dan terus berani mencoba hal-hal baru.
" Mimpi tidak akan pernah tidur. And I am Hope" kata-kata itu terus ada dalam ingatanku. Menjadikan penyemangat untuk dapat terus kejar mimpiku.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN