Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ditilang di Pos Polisi Sarinah, Riko Tewas Kena Ledakan Bom

Ditilang di Pos Polisi Sarinah, Riko Tewas Kena Ledakan Bom (Antara Foto)

Dream - Salah satu korban tewas dalam ledakan bom di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis kemarin, diketahui bernama Riko. 

Pemuda itu tewas saat berada di Pos Polantas yang menjadi sasaran pelaku teror. Ia berada di situ karena tengah ditilang petugas kepolisian.

Suparno (50), paman korban mengatakan, pada hari itu Riko sedang pergi mengantar sepupunya, Anggun Kartikasari (24) untuk wawancara kerja di daerah Sarinah.

Entah karena pelanggaran lalu lintas apa, kata Suparno, Riko yang berboncengan dengan Anggun ditilang. Riko kemudian dibawa ke pos Polantas Sarinah.

"Nggak lama meledak. Riko yang tergeletak di pos itu. Dia pakai pakai sweeter merah dan celana jins," kata Suparno di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat 15 Januari 2016

Sementara, Anggun berada tak jauh di sekitar pos polisi. Namun Anggun mengalami cidera parah di kaki.

Keluarga telah memastikan Riko tewas setelah mendapat foto jenazah korban yang wajahnya masih bisa dikenali, dari kerabat yang juga polisi.

Suparno datang bersama Joko, ayah Riko. Namun, Joko belum bisa diwawancara. Joko masih syok kehilangan putranya itu. Kini, pihak keluarga hendak mengurus pengambilan jenazah.  (Ism) 

 

Aksi Heroik Driver Gojek Selamatkan Korban Bom Sarinah

Dream - Jagat sosial media tengah ramai memperbicangkan aksi heroik pengemudi Gojek yang menyelamatkan seorang wanita dari lokasi bom di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari 2016.

Aksi itu sempat diabadikan dengan foto dan video akun twitter @arbainrambey. Kemudian menjadi viral media sosial.

Dari video tampak pengemudi Gojek menyeberang ke arah perempatan Sarinah dan Starbucks untuk menolong korban yang histeris ketakutan.

Banyak netizen memuji keberanian si pengendara Gojek. Berikut ini videonya! 

Mengintip Isi Blog Bahrun Naim, Otak Teror Bom Sarinah

Dream - Nama Muhammad Bahrun Naim Anggih alias Naim kini mencuat usai teror ledakan bom dan penembakan di depan pusat perbelanjaan Sarinah pada Kamis kemarin. Naim dituding sebagai otak di balik serangan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut teror kemarin merupakan bentuk tindakan jaringan yang dikepalai Naim agar dilihat eksis. Naim berambisi ingin mendirikan dan memimpin Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis Islamic State of Iran and Syria (ISIS) untuk kawasan Asia Tenggara.

"Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ujar Tito.

Lantas, siapakah sebenarnya sosok Muhammad Bahrunnaim Anggih alias Naim ini?

Naim merupakan pria kelahiran Pekalongan, 6 September 1983. Dia sempat terlacak bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid pada sekitar September 2008.

Menurut informasi yang dihimpun Dream, Naim awalnya bergabung dengan jaringan Abdullah Sunata. Sunata ditangkap Detasemen Khusus 88 di Klaten, Jawa Tengah, pada 2011 karena diduga ikut menyembunyikan buronan Noordin M Top serta terlibat dalam beberapa aktivitas teror.

Nama Naim kemudian cukup dikenal dalam aksi teror saat pertama kali ditangkap oleh Densus 88 pada 9 November 2010. Saat itu, Naim ditangkap bersama sejumlah barang bukti berupa ratusan butir amunisi ilegal.

Naim lantas menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta pada 9 Juni 2011. Dia lalu dijatuhi vonis penjara 2 tahun 6 bulan.

Setelah bebas dari penjara, Naim kembali berkiprah bersama jaringannya. Dia kemudian diketahui bergabung dengan kelompok pendukung ISIS. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiap kali ada WNI yang diketahui bergabung sebagai simpatisan ISIS.

Pada 2014, Naim berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Selama di Suriah, Naim aktif menulis pelbagai hal terkait teknis penyerangan di laman pribadinya www.bahrunnaim.co.

Di laman itu, dia membagi berbagai informasi mengenai Daulah Islamiyah. Yang cukup mengejutkan, Naim membagi berbagai informasi cara membuat bom hingga strategi membangun teror.

Indikasi mengenai keinginan Naim melancarkan teror sebetulnya sudah dapat diendus dalam sebuah tulisan berjudul 'Dakwah atau Futuhat' yang diunggah pada Rabu, 05 November 2014. Pada tulisan itu, Naim dengan nada mengancam akan melancarkan teror jika pemerintah Indonesia tidak menerima keberadaan mereka.

"Dalam posisinya terhadap negeri ini, ada beberapa pilihan yang dapat dipilih oleh penguasa. Pertama, menolak dan menangkapi sel-sel Daulah Islamiyah yang akan beresiko terhadap aktifnya sel-sel 'Abu Jandal dan Abu Bashier', sehingga akan meluasnya pertempuran terbuka dan perang gerilya. Kedua, menolak namun diam terhadap sel-sel Daulah Islamiyah yang melakukan dakwah hingga hadirnya misi diplomatik. Ketiga, di satu sisi menerima karena alasan diplomatik, namun di sisi lain menolak karena alasan tekanan asing. Maka akan memicu gerilya secara terbuka yang akan menimbulkan korban secara terbatas. Keempat, menerima dan melakukan penggabungan secara damai. Semoga," tulis dia.

Laman ini sempat ramai dikunjungi netizen pada Jumat, 15 Januari 2016 pukul 05.00 WIB. Mereka kebanyakan memberikan komentar menghujat aksi teror. Tetapi, laman ini tidak bisa diakses lagi sejak pukul 10.20 WIB.

Dugaan Naim menjadi otak dalam aksi teror ini menguat usai pernyataan dari Wakil Kepala Kepolisian (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Budi Gunawan, Kamis, 14 Januari 2016. Dia mengatakan sudah mendeteksi ada komunikasi kelompok Suriah dan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi.

Kelompok ini katanya sudah membuat persiapan dengan anak-anak sel untuk melakukan serangkaian peledakan bom.

“Yang seharusnya dimainkan pada malam Tahun Baru. Tapi kita bisa antisipasi,” kata dia.

Aksi teror kemudian terjadi pada Kamis, 14 Januari 2016. Sebuah rentetan serangan berupa ledakan dan tembakan meletus di kawasan ring 1 MH Thamrin, Jakarta Pusat. Puluhan orang menjadi korban, dan dua di antaranya meninggal serta lima orang pelaku tewas di tempat. (Ism) 

Teror Bom Sarinah, Tiga Televisi Ditegur KPI

Dream - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi teguran tertulis kepada tiga lembaga penyiaran televisi dan satu lembaga penyiaran radio, atas pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran dalam peliputan ledakan yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis kemarin.

"Televisi yang mendapatkan sanksi adalah TVONE, Indosiar dan INEWS, sedangkan radio yang dijatuhkan sanksi adalah ELSHINTA," demikian pernyataan resmi KPI dikutip Dream dari situs resminya, Jumat 15 Januari 2016.    

Pada stasiun TVONE, KPI menemukan pelanggaran saat program jurnalistik "Breaking News" menampilkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat Pos Polisi Sarinah, yang merupakan lokasi ledakan peristiwa ledakan.

Gambar itu ditayangkan tanpa adanya penyamaran (blur), sehingga terlihat secara jelas. Selain itu, pada program ini pula ditampilkan informasi yang tidak akurat tentang "Ledakan Terjadi di Slipi, Kuningan, dan Cikini".

Kalimat yang tampil di layar ini, meskipun kemudian dikoreksi, tentunya telah menimbulkan keresahan masyarakat. Hal ini melanggar prinsip-prinsip jurnalistik tentang akurasi berita serta larangan menampilkan gambar korban atau mayat secara detil.

Munculnya gambar mayat juga ditemukan KPI pada program jurnalistik “Patroli” yang disiarkan stasiun televisi Indosiar pada pukul 11.05.

KPI mendapati adanya tampilan potongan gambar yang memperlihatkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat Pos Polisi Sarinah yang merupakan lokasi peristiwa ledakan.

Gambar tersebut ditayangkan tanpa disamarkan (blur) sehingga terlihat secara jelas. KPI menilai penayangan tersebut tidak layak dan tidak sesuai dengan etika jurnalistik, serta mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap masyarakat yang menyaksikan program tersebut.

Visualisasi mayat korban ledakan juga ditemukan pada program Breaking News di INEWS TV. Selain itu, program ini juga menampilkan informasi yang tidak akurat “Ledakan Juga Terjadi di Palmerah”. Padahal berita tentang ledakan di tempat lain itu tidak benar.

Sementara untuk stasiun radio ELSHINTA, didapati beberapa kali menyampaikan berita bahwa terjadi ledakan di beberapa lokasi selain yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin.

KPI menilai telah terjadi pelanggaran prinsip jurnalistik seperti yang telah diatur dalam P3 & SPS oleh keempat lembaga penyiaran ini. Sanksi administratif berupa teguran tertulis, telah dilayangkan KPI kepada lembaga penyiaran yang disebut di atas.

KPI berharap, penjatuhan sanksi ini dapat dijadikan pelajaran bagi lembaga penyiaran lainnya.

"Lembaga penyiaran harus menyadari fungsi yang diembannya dalam penyelenggaraan penyiaran, yakni memberikan informasi yang benar, seimbang dan bertanggung jawab".

Hingga saat ini, KPI masih terus melakukan pemantauan dan verifikasi terhadap siaran di televisi dan radio lainnya, terkait peliputan ledakan ini. (Ism) 

Identitas Pelaku Bom Sarinah Terungkap

Dream - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan telah berhasil mengidentifikasi para pelaku teror bom Sarinah pada Kamis, 14 Januari 2016. Para pelaku disebutkan merupakan bagian dari jaringan Bahrun Naim.

"Kita sudah identifikasi mereka dari kelompok mana, dan sebagian pelaku sudah berhasil diidentifikasi serta diketahui identitsnya," ujar Tito di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2016.

Tito menjelaskan, para pelaku teror bom Sarinah merupakan salah satu anggota dari kelompok Bahrun Naim. Kelompok itu ingin terlihat eksis karena otaknya, Muhammad Bahrunnaim Anggih, ingin mendirikan Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis ISIS untuk kawasan Asia Tenggara.

"Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ucap dia.

"Seluruh korban tewas masih di RS Polri Kramat Jati," ujar Tito menambahkan.

Rencananya, hari ini Polda Metro Jaya akan melanjutkan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kedai kopi Starbucks. Selain itu, Tito menjelaskan pihaknya terus berupaya tetap memperkuat pengamanan di seluruh objek vital dan lokasi keramaian.

Foto-foto Gunjingan Pasca Tragedi Sarinah

Dream - Peristiwa teror bom dan baku tembak Kamis (14/1/2015) di Sarinah, Jakarta, membuat geger dan menjadi teror bagi sebagian besar warga Jakarta. Namun lewat tagar #KamiTidaktakut netizen menyampaikan pesan bagi para pelaku teroris.

Perasaan itu pula yang ditunjukan oleh para pedagang asongan bahkan para warga yang tetap berkumpul, walau tahu kawasan itu dalam keadaan bahaya.

Terlihat dalam beberapa foto para pedagang dan kerumunan masa yang tetap berkumpul bahkan menonton pihak kepolisian dan TNI baku tembak dengan teroris.

Sontak foto foto tersebut menadi viral dan jadi bahan sindiran masyarakat, tak hanya di Indonesia, bahkan di mancanegara. penasaran seperti apa? berikut Foto-fotonya FOTO: Indonesia Berani

(Sumber: Facebook) 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teriak dan Menangis Saat Ditangkap Terkait Narkoba, Saipul Jamil: Saya Kira Begal

Teriak dan Menangis Saat Ditangkap Terkait Narkoba, Saipul Jamil: Saya Kira Begal

Alasan Saipul Jamil menangis dan teriak-teriak saat ditangkap polisi.

Baca Selengkapnya
Detik-detik Siskaeee Dijemput Paksa Polisi usai Mangkir dari Panggilan Penyidik

Detik-detik Siskaeee Dijemput Paksa Polisi usai Mangkir dari Panggilan Penyidik

Tiga kali mangkir dari panggilan penyidik, Siskaeee akhirnya dijemput paksa oleh pihak kepolisian.

Baca Selengkapnya
Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Alih-alih mengurusi putrinya yang terlibat kecelakaan lalu lintas, anggota polisi itu malah mengancam korban pakai senjata tajam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
DRESS IT! Tips Memasukkan Baju ke Celana Biar Hasilnya Rapih

DRESS IT! Tips Memasukkan Baju ke Celana Biar Hasilnya Rapih

Tantangan cara memasukkkan baju ke dalam celana adalah hasilnya yang selalu berantakan. Nah Dream kasih tahu nih tips masuk baju ke dalam celana biar rapi.

Baca Selengkapnya