Nova Isnaini
Dream - Meraih cita-cata tidaklah mudah. Perlu kesabaran dan pengorbanan. Itulah pesan dari kisah Nova Isnaini, peserta Dream Girls 2015 asal Jakarta.
Dara 22 tahun ini dengan sabar berdoa dan bekerja keras untuk mewujudkan impian berkuliah. Dan akhirnya, Allah menjawab doa yang dia lambungkan.
Berikut kisah inspiratif Nova Isnaini. Jika kalian suka dengan cerita ini, berikan vote untuk Nova Isnaini DI SINI.
Aku Nova, berusia 22 tahun pada November mendatang. Aku seorang karyawati dan mahasiswi yang baru memasuki semester dua di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Aku terbilang terlambat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, sementara teman-temanku yang lain sudah wisuda dan lulus kuliah. Namun tak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, bukan?
Setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan aku memang tak langsung melanjutkan ke perguruan tinggi karena terbentur biaya. Bagiku, untuk bisa sampai lulus sekolah menengah saja menjadi sebuah beban yang harus ditanggung orangtuaku. Hingga aku mengurungkan keinginanku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan memutuskan untuk mencari biaya sendiri dengan bekerja.
Aku adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Kakakku sudah berumah tangga. Kakakku saat itu pernah berkata, “ Kalau sudah kenal duit, pasti nanti malas buat belajar lagi.” Benar saja, satu tahun bekerja aku masih mengurungkan niatku untuk kuliah walau di dalam hati semangat untuk kuliah itu masih ada.
Suatu ketika aku mencari pekerjaan baru dengan membuka situs website lowongan pekerjaan. Di sana kutemui ribuan lowongan kerja, tetapi dengan standar minimal D3 atau S1. Aku ingin mencari pekerjaan yang lebih baik, tapi terbentur dengan pendidikan.
Sampai akhirnya aku nekat apply lamaran di setiap lowongan kerja yang aku minati. Tak cukup lama setelah itu, aku menerima satu panggilan telepon dari sebuah kantor di bilangan Jakarta untuk posisi frontdesk. Aku penuhi panggilan itu dan mengikuti beberapa tes. Tak menunggu sampai satu minggu, keesokan hari setelah tes aku sudah diterima bekerja di sana.
Aku menikmati pekerjaanku, tetapi niat untuk kuliah malah semakin menjadi-jadi karena kulihat rekan kerjaku yang hampir semuanya lulusan S1 membuatku merasa iri. Bagaimana bisa mereka yang seumuran denganku tetapi memiliki jabatan yang lebih tinggi dariku? Dan tentunya nominal gaji yang diterima juga jauh berbeda.
Saat itu, aku mulai terus berpikir bahwa aku masih muda, perjalananku masih panjang, dan pintu rezekiku terbuka dari pintu mana saja asal aku mau gigih berusaha. Aku datangi ibuku seraya berkata, “ Bu, nova masih mau kuliah lagi.” Ibuku menatapku dengan wajah berbinar serta senyum yang tergaris di bibirnya kemudian berkata, “ Iya ibu dukung, ibu punya anak dua seenggaknya salah satu dari anak ibu ada yang jadi sarjana.”
Hatiku terenyuh mendengar jawaban dari orang yang selalu menjadi penyemangatku, ia selalu sukses membangkitkan semangat-semangat yang kurasa harapan tak lagi ada. Tapi kemudian aku berpikir lagi dan bertanya perlahan, “ Tapi Bu, uang yang Nova punya belum cukup, Nova lihat brosur pendaftaran di universitas “ itu” biaya awalnya cukup tinggi.”
Ibuku menepuk pundakku, kemudian dengan nada yang halus berkata, “ Coba cari lagi yang lain yang lebih murah terus jurusan yang Nova mau ada di sana, maaf ibu nggak bisa bantu kalau urusan biaya, Nova kan tau sendiri?” Aku terdiam dan merenungi apa yang diucapkan ibuku. Aku berdoa agar Allah membukakan pintu rezeki untukku demi mewujudkan niat baikku ini dan memudahkan segala sesuatu yang aku anggap sulit.
Kemudian di siang hari saat aku sedang bekerja, sebuah surat beramplop coklat datang ke kantorku dan kutandatangani ditujukan untuk salah satu karyawan di kantorku. Di luar surat tertera tulisan “ PROGRAM PERKULIAHAN KHUSUS KARYAWAN”. Dengan spontan aku mengambil gagang telepon dan menelepon seseorang yang namanya tertera di amplop tersebut. Dia bilang “ Buka saja, itu brosur nama-nama kampus yang ada kelas karyawannya doang kok.”
Kututup telepon dan dengan senang hati kubuka amplop cokelat itu dan di sana kutemukan sebuah buku yang berisikan daftar nama-nama kampus beserta biayanya. Kubawa pulang dan kusodorkan ke depan ibuku sembari menunjuk tempat kampus yang kukira cocok denganku. Ibuku hanya tersenyum dan berkata “ ya sudah dicoba saja.”
Dengan sedikit bantuan biaya dari ayahku akhirnya aku datang mendaftar di universitas itu dan dua minggu kemudian setelahnya aku resmi menjadi mahasiswa baru. Hatiku senang bercampur bahagia karena akhirnya niat yang kupendam selama ini dapat aku wujudkan. Aku menikmati dan mensyukuri segala rutinitasku yang tak hanya sebagai karyawati, namun juga sebagai mahasiswi.
Allah benar-benar menjawab doa bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh, hanya perlu bersabar karena Allah mungkin tak memberi kita kesempatan saat itu juga namun di lain hari atau di suatu waktu Allah menjawab semua itu dengan cara-Nya yang sungguh sempurna.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati