Sitti Kahdijah: Temukan Titik Balik Kehidupan Saat di Asrama

Reporter : Dwi Ratih
Selasa, 15 September 2015 07:31
Sitti Kahdijah: Temukan Titik Balik Kehidupan Saat di Asrama
Sitii tidak pernah menyangka, kehidupan di asrama akan merubah cara pandangnya menjalani hidup.

Dream - Setiap orang pasti akan mengalami titik balik dalam kehidupan yang dilaluinya. Begitu pula dengan Sitti Khadijah, salah satu peserta Dream Girls 2015 dari Bekasi yang menemukan hidayah setalah menjalani kehidupan asrama.

Gadis berhijab ini berpikir, jauh dari orang tua akan membuatnya dapat menjalani kehidupan yang bebas tanpa aturan. Tapi ternyata, kehidupannya setelah menjadi mahasiswa berubah 180 derajat dari bayangannya selama ini

Berikut kisah inspiratif dari Sitti. Bila Anda suka silahkan memberi suara untuk Sitti Khadijah di sini

 

Cerita yang ingin kusampaikan ini adalah titik balik dari kehidupan yang kujalani saat ini. Berawal dari lulus sekolah menengah atas aku akhirnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi swasta yg berada di salah satu daerah kabupaten bogor. Universitas tersebut mungkin masih asing di telinga kalian termasuk di telingaku.

Awalnya aku pun tidak ingin melanjutkan kuliah di tempat itu, karena menurutku kampus ini kurang begitu dikenal. Tapi ternyata, aku langsung jatuh cinta begitu berhasil menjadi salah satu mahasiswi di kampus ini. Dari sinilah aku memulai hijrah untuk menutup aurat. Dulu aku mah apa atuh ya, boro-boro ngerti agama, ibadah saja masih males-malesan. Subhanallah banget lah klo mengingat masa jahiliya dulu.

Hingga akhirnya tiba waktu untuk masuk asrama. Maklum kampus saya ada program wajibnya harus asrama satu tahun. Agak seram sih dengernya soalnya belum pernah ngerasain tinggal di asrama.

Kalau dulu niatnya pas kuliah nanti mau " hip hip hura hura" kuliah ke Jawa dan jauh dari ortu bisa ngerasain kebebasan yang mungkin jatuhnya negatif. Tapi ternyta Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ya Ar-Rahman Ar-Rahim takdir-Nya indah banget. Aku benar-nbenar dibuat biar kenal lagi sama Allah, biar deket sama Allah dan biar tahu sdh seberapa jauh aku " berjalan mundur" .

Ngerasa nggak enak banget sama Allah, padahal dulu sering banget ninggalin Allah. Tapi ternyata Allah nggak pernah ninggalin kita, malah dikasih lingkungan yang baik dan takdir yang luar biasa indahnya. Sedikit-sedikit aku mulai belajar lagi tentang agama, ditambah dengan suasana lingkungan yang sangat mendukung. Aku merasa bersyukur dipertemukan dengan teman-teman yang insyallah nantinya tidak hanya bergauil di dunia tapi mampu bertemu juga di akhirat.

Aku pun merasa Allah telah memberiku kesempatan untuk mengenal yang namanya dakwah, dan aku merasakan kebenaran dari firman Allah yang tentang kewajiban kita menyampaikan kebaikan walau hanya satu ayat. Begitu pula pada awalnya aku sangat tidak ingin kuliah di fakultas ekonomi, suratan takdir malah membuatku menjadi salah satu mahasiswi ekonomi Islam.

Banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan selama hijrah. Hal ini membuatku bersyukur karena menyadarkan ku untuk mencari keselamatan dunia dan akhirat. Tujuan manusia hidup harus harus 'falah' yg artinya kemenangan seperti yang selalu didengungkan setiap azan berkumandang.

Satu lagi pelajaran penting yang aku ambil bahwa setiap dari kita ini adalah khalifah di muka bumi, seperti yang disebutkan Allah dalam firmanNya di surat al-baqarah ayaht 30. Jadi kalo teman-teman masih ada yang bertanya-tanya untuk apa dilahirkan ke dunia, kira-kira semacam itulah jawabannya.

Kita ini semua adalah khalifah, yaitu sebagai pemimpin yang mampu memimpin orang lain dan juga diri sendiri. Maka setidaknya memimpinlah diri sendiri agar mampu mengendalikan hawa nafsu.

 

Beri Komentar