Wiwin Angraini: Saya Harus Menyelamatkan Dua Nyawa Sekaligus

Reporter : Eko Huda S
Jumat, 11 September 2015 14:46
Wiwin Angraini: Saya Harus Menyelamatkan Dua Nyawa Sekaligus
Wiwin merupakan seorang bidan di kampungnya. Awalnya dia bercita-cita menjadi seorang polisi wanita. Tapi keluarga menyekolahkannya di bidang kesehatan.

Dream- Wiwin Angraini. Dia wanita kelahiran Kerinci, Jambi. Awalnya dia bercita-cita menjadi seorang polisi wanita, tetapi ketika lulus SMA keluarganya menyarankan untuk masuk ke sebuah sekolah tinggi kesehatan. Wiwin pun memilih jurusan kebidanan.

Awalnya sangat sulit menjalani pilihan tersebut. Tetapi seiring waktu berjalan dia mulai menikmati sekolah di bidang tersebut dan mulai bisa mengubur cita-citanya menjadi seorang polisi wanita. 

Setelah lulus sekoolah dia kemudian bekerja di sebuah klinik swasta. Selain itu dia juga menjadi tenaga honorer di dinas kesehatan tempatnya berdomisili. Kini dia menjadi seorang bidan yang dibutuhkan masyarakat di kampungnya.

Baca kisah inspiratif Wiwin di bawah ini. Bila suka dengan kisah tersebut beri suara ke Wiwin Angraini DI SINI

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Wiwin Angraini. Usia saya 22 tahun. Saya adalah bungsu dari empat bersaudara. Saat ini saya bekerja di salah satu klinik bersalin swasta di kampungku dan juga di Dinas kesehatan Kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi.

Simak sedikit cerita tentang masa kecilku dan cita citaku. Semoga cerita saya ini dapat memberi inspirasi bagi sahabat semua .

Dulu masyarakat mengenal saya hanya sesosok gadis kecil yang pemalu yang kemana-mana selalu dengan kedua orang tua. Semasa kecil masyarakat mengira saya anak yang sombong karena tidak berbaur dengan masyarakat.

Semasa kecil, saya bercita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Karena saat lulus SMA saya masih berumur 16 tahun, keluarga mengarahkan saya kuliah di salah satu sekolah tinggi kesehatan di Provinsi Jambi.

Kemudian saya pun menuruti apa yang menjadi kehendak keluarga. Saya mengambil jurusan kebidanan di sekolah tersebut. Sejak kecil tidak sedikit pun terpintas dalam hidup saya menjadi tenaga medis.

Tetapi ini adalah jalan yang telah di tetapkan oleh Tuhan. Saya menjalani dan mempelajari semua ilmu kebidanan di kampus saya, hingga perlahan saya mulai menyukai ilmu medis terutama ilmu kebidanan.

Dari hal tersebut saya memahami bahwa Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan melainkan Tuhan memberi apa yang kita butuhkan. Maha Besar Allah, semua terjadi atas kehendaknya. Ini adalah jalan yang telah Allah tunjukkan untuk saya.

Melalui profesi saya saat ini, saya merasa sangat dekat dengan masyarakat, dan saya gemar bersosialisasi serta berorganisasi. Saya bukanlah Wiwin gadis kecil yang pemalu lagi. Syukur Alhamdulillah, meski berat beban yang dipikul dalam menjalani profesi sebagai bidan, saya tetap semangat.

Dalam menjalani profesi ini, saya harus mampu menyelamatkan dua nyawa sekaligus yaitu ibu dan bayi. Tetapi saya menjalani dengan penuh semangat karena bagiku ini adalah profesi mulia yang memberi banyak dampak positif bagi kehidupan saya pribadi, keluarga serta masyarakat.

Jangan pernah patah semangat, sekalipun kamu belum mampu meraih cita citamu. Berdoalah dan berusahalah. Serahkan semua kepada Allah. Karena tidak ada yang tidak mungkin. Percayalah rencana Tuhan lebih baik dari rencanamu.

Beri Komentar