Indri Putri/ Foto: Instagram @indripu
Dream - Jepang termasuk negara yang tingkat kelahirannya sangat rendah. Untuk meningkatkan angka kelahiran bayi, pemerintah negara matahari terbit tersebut membuat sebuah kebijakan yang sangat ramah bagi pasangan yang baru memiliki anak.
Bukan hanya memberi tunjangan, tapi juga fasilitas pendampingan setelah melahirkan. Bukan hanya untuk warga asli Jepang tapi juga para pendatang. Indri Putri Utami, seorang ibu asal Indonesia yang tinggal di Jepang menceritakan pengalamannya di akun Instagram @indripu miliknya, saat melahirkan anak keduanya.
Indri tinggal di Jepang karena mengikuti sang suami yang bekerja di sana. Ia juga memboyong anak pertama. Lewat video yang diunggah, Indri menceritakan kalau setelah melahirkan, dirinya dipantau secara rutin oleh petugas dari pemerintah setempat (Shiyakusho) bagian anak.
Setelah bayi berusia satu bulan, petuga Shiyakusho akan menghubungi ayah/ibu lewat telepon. Mereka akan membuat janji untuk kunjungan ke rumah.
" Kita ga perlu daftar atau lapor ke mereka kalo kita udah lahiran karna mereka udah terima laporan dari klinik atau RS bersalin tempat kita melahirkan. Kita hanya perlu menyiapkan Buku kesehatan ibu & anak (boshitecho) dan bath towel sebagai alas si bayi pas ditimbang," ungkap Indri.
Petugas yang datang memeriksa bayi secara detail, terutama kondisi fisiknya. Seperti berat badan, panjang kepala, lingkar kepala, dan lingkar dada. Orangtua juga bisa berkonsultasi langsung jika ada masalah.
" Berasa diperhatiin bgt ga sih sama pemerintah disini padahal mereka ini kerja loh. Semua peralatan dibawa sendiri oleh petugas. Orangtua tidak perlu menyiapkan. Orangtua diajak ngobrol dan mengisi kuesioner perihal kondisi (fisik dan mental) selama mengurus anak," cerita Indri.
Tak hanya itu, petugas juga membawa perlengkapan yang sangat dibutuhkan bayi, yaitu popok, tisu basah serta ASI booster hingga beras. Tak ketinggalan, jika memiliki kakak, disiapkan juga bingkisan berupa buku bacaan.
Wah, ternyata pelayanan untuk ibu melahirkan di Jepang sangat lengkap, Sahabat Dream.
Dream - Uang saku atau uang jajan jadi hal yang sangat lumrah diberikan para orangtua di Indonesia untuk anak-anaknya. Saat sekolah, uang ini biasanya digunakan untuk membayar ongkos ke sekolah, membeli makanan dan minuman atau keperluan lainnya.
Besarannya tergantung dari kemampuan orangtua dan kebutuhan anak. Untuk anak sekolah dasar (SD) biasanya tak terlalu besar, sekitar Rp10 ribu hingga Rp50 ribu.
Lain negara, tentunya lain kebiasaan. Tahukah Sahabat Dream kalau di Jepang, para murid SD tak diberikan uang jajan sama sekali? Fakta ini diungkap oleh akun Instagram @fredyfre, orang Indonesia yang tinggal di Jepang dan menyekolahkan anaknya di salah satu SD.
" Berapa uang jajan murid SD di Jepang sehari? Uang jajan: ¥ 0," tulisnya dalam video yang diunggah di Instagram.
Ia juga menjelaskan kalau di sekolah tidak ada kantin sama sekali, juga warung atau kedai yang menjual makanan. Hal itu karena di sekolah tersedia dapur khusus yang diawasi ahli gizi profesional.
Makanan disediakan oleh sekolah dan para murid kan makan siang bersama-sama. Murid hanya diwajibkan membawa alat makan masing-masih dan sikat gigi. Untuk menu, akan diberitahu kepada orangtua, termasuk juga informasi bahan makanan.
" Siswa bergilir setiap hari menjadi petugas membawa makanan dari dapur ke kelas. Tiap bulan orangtua mendapat list menu makanan dengan info nilai gizi dan notifikasi alergi," tulisnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengatur pola makan yang sehat sejak dini. Sepertinya, aturan ini juga yang membuat angka overweight dan penyakit degeneratif seperti di Jepang tidak tinggi. Keren!
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?