Pada 2006 dan 2008, Jeanine Anez menjabat sebagai anggota majelis konstituante untuk penyusunan piagam konstitusi yang baru. Ia merupakan anggota Majelis Konstituante untuk komisi organisasi dan struktur negara, juga bekerja sebagai bagian dari Kehakiman.

Ia juga terpilih sebagai senator khususnya anggota partai Progress Plan for Bolivia-National Convergence (PPB-CN), mewakili Departemen Beni di Majelis Nasional pada 2010.

Kemudian wanita kelahiran 13 Agustus 1967 menjadi Presiden Bolivia pada 12 November 2019 setelah pengunduran diri Presiden Evo Morales.

Namun kemudian ia ditangkap pada bulan Maret atas tuduhan memimpin kudeta. Ia juga menghadapi tuduhan terorisme, hasutan, dan konspirasi.

Dakwaan spesifik terhadap Anez berkaitan dengan tewasnya 22 orang pada November 2019 dan diduga telah melakukan kejahatan genosida.

Pada 12 Maret 2021 jaksa penuntut mengeluarkan surat perintah penangkapan Anez dan menteri kabinet.

Otoritas Bolivia telah mengumumkan Anez berupaya bunuh diri di dalam penjara pada Sabtu (21/8/2021).

Anez hanya mengalami luka goresan di lengannya dan kini sudah dalam kondisi stabil.

Keluarga Anez berulang kali meminta pemerintah memindahkannya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis atas hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya yang dideritanya.