Prilly Latuconsina (Instagram @prillylatuconsina96)
Dream - Prilly Latuconsina merasa syuting Danur 3 lebih berat daripada dua film sebelumnya. Dia bahkan harus dirawat saat prises syuting film tersebut.
" Seberapa menantangnya, aku sampai diinfus di lokasi syuting, panggil suster karena aku drop banget," ujar Prilly Latuconsina di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin 2 September 2019.
Menurut Prilly, pada Danur 3 banyak adegan-adegan yang berbeda dari film sebelumnya. Pada film ini, dia harus melakukan syuting dengan keadaan satu mata tertutup. Selain itu, banyak adegan yang mengharuskan dirinya dibanting.
" Adegannya berat-berat banget, aku banyak nangis, kondisi mata ditutup satu, hujan-hujanan. Banting sana banting sini, memang berat sekali," tutur Prilly.
Dia menambahkan, untuk jalan cerita, film Danur 3 lebih banyak konflik antara kehidupan Prilly dengan teman-temannya di dunia nyata dan alam gaib. Prilly menjamin cerita Danur 3 lebih seram dari Danur 1 dan Danur 2.
" Aduh, Danur 3 tingkat keseramnya jauh lebih seram dari Danur 1 dan Danur 2, aku banyak eksplore banget sama karakter ini. Benar-benar menantang banget. Makanya setelah syuting aku liburan karena stres banget," ujar Prilly.
Dream - Perasaan artis muda Prilly Latuconsina campur aduk saat mendengar berita penganiayaan yang dilakukan belasan pelajar SMA kepada seorang siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat.
Prilly yang pernah bergerak dalam kampanye Stop Bully mengaku heran kasus penganiayaan ternyata masih terjadi di Indonesia.
" Saya pertama sedih, prihatin, marah, apalagi saya pernah bergerak di campain stop Bully bersama Unicef Indonesia," kata Prilly Latuconsina dikutip Dream dai akun instagramnya, Rabu 10 April 2019.
Menurut Prilly, pemerintah sudah seharusnya bertindak tegas terhadap para pelaku aksi bully. Dia juga menyarankan agar dibuat undang-undang khusus yang mengatur tentang tindak kekerasan anak khususnya aksi bully.
" Saya ingin pemerintah dan penegak hukum untuk menegakan undang-undang sistem peradilan anak. Dimana pelaku bully harus dilakukan tindak tegas dan seadil-adilnya," tegasnya.
Prilly menyadari para pelaku perundungan di Pontiakan masih di bawah umur dan tidak memungkinkan untuk dihukum pidana. Untuk itu diharapkan pemerintah bisa memberikan pendampingan ke para pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya.
" Pelaku bully harus mendapatkan tindakan tegas seadil-adilnya. Walaupun mereka dibawah umur dan tidak bisa dihukum pidana karena bisa merusak masa depannya juga," katanya.
Tindakan tegas ini juga diperlukan agar bisa memberikan efek jera bagi mereka yang berani melakukan tindak perundungan.
Gadis berusia 22 tahun ini memastikan akan terus memantau penanganan hukum dari kasus yang menimpa A.
" Saya akan berdiri tegak dan terus ada untuk Audrey mematau kasus ini. Agar tindakan seadil-adilnya untuk Audrey dan para pelaku," kata dia.
" Jadi saya mohon pemerintah dan penegak hukum untuk bisa menangani kasus ini seriusnya Dan saya akan berdiri tegak untuk Audrey dan memantau kasus ini," imbuhnya.

Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang