Kisah Haru Anak Kecil dalam Kereta

Reporter : Vinda Prashita
Rabu, 16 Desember 2015 19:15
Kisah Haru Anak Kecil dalam Kereta
Sang Ibu kemudian kembali ke tempat duduknya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya.

Dream - Cerita ini terjadi di dalam gerbong sebuah kereta api kelas ekonomi. Ketika itu kereta berhenti tepat di stasiun Jatinegara menuju Kota Semarang. Masuklah seorang bapak tua bersama empat orang anak yang masih kecil-kecil.

Saat di dalam, ke-empat anak kecil yang bersama bapak tua itu bercanda dan berlari kesana kemari. Terdengar ribut sehingga terlihat mengganggu para penumpang yang ada di gerbong itu.

Namun, si bapak tua tak menghiraukan pandangan dan anggapan mereka yang terlihat risih, melihat anak-anak yang ia bawa ribut.

Seorang Ibu memberanikan diri untuk menegur Bapak Tua itu agar mau mendiamkan anak-anak kecil itu, " Pak, maaf Pak. Apakah anak itu anak-anak Bapak?"

Tanpa menjawab, Bapak Tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat ke arah Ibu yang menegurnya, " Ada apa Bu ?" tanya Bapak Tua.

" Itu Pak, Anak Bapak. Mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam Pak. Sebagai orangtua, harusnya Bapak bisa menjaga anak-anaknya dong. Kami merasa terganggu" jawab Ibu tersebut.

" Ooo, maaf bu saya tidak bisa" jawab Bapak Tua.

" Kenapa tidak bisa ? Kan itu anak Bapak" sahut sang Ibu.

" Saya tidak tega" jawab Bapak Tua itu lagi.

" Kenapa tidak tega ?"

" Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis. Dan baru kali ini, saya melihat mereka bisa tertawa dengan bahagianya. Saya tidak tega memberhentikan tawa mereka. Jika Ibu tega, saya mempersilahkan Ibu untuk memberhentikan tawa mereka agar mereka tidak mengganggu para penumpang yang lain" jawab Bapak Tua itu mengakhiri percakapan.

Sang Ibu kemudian kembali ke tempat duduknya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya. Kini, marahnya telah berubah menjadi sayang. Bencinya beberapa waktu lalu berubah menjadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim-piatu tersebut bisa tertawa lepas.

Sumber: Nu Hijab

 

(Ism) 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini!

Beri Komentar