Penampakan Badai Pasir Raksasa Di Kota Dunhuang, China. (Foto: VIdeo Twitter)
Dream - Baru saja dilanda tragedi banjir besar yang mengerikan, China sekali lagi diuji oleh bencana alam yang tak kalah menakutkannya.
Kali ini Kota Dunhuang yang berada di Provinsi Gansu diterjang badai pasir 'raksasa' setinggi lebih dari 100 meter.
Bencana alam tersebut seolah membuat Kota Dunhuang menghilang ditelan badai yang datang dari Gurun Gobi.
Rekaman video yang dilansir South China Morning Post memperlihatkan Kota Dunhuang di China menghilang di balik badai pasir pada hari Minggu.
Badai pasir raksasa itu sampai mempengaruhi jarak pandang hingga kurang dari lima meter di beberapa daerah.

Polisi langsung memberlakukan penyekatan di gerbang tol dan meminta pengendara yang hendak masuk untuk berbalik arah.
Sementara yang sudah terlanjur berada di jalan tol diperintahkan untuk segera keluar karena jarak pandang yang sangat membahayakan.

Selain lalu lintas, kedatangan badai pasir itu juga mengganggu lebih dari 400 penerbangan dari dua bandara utama di kota tersebut.
Sementara video lainnya yang diunggah Sharing Travel di Twitter juga menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda.
Tampak awan badai pasir muncul di Kota Dunhuang dari kejauhan sekitar jam 3 sore. Dilaporkan badai pasir datang dari Gurun Gobi yang berada di sebelah barat Kota Dunhuang.
Namun disebutkan dalam kicauan itu, para turis malah senang dengan kehadiran badai itu karena dianggap sebagai pengalaman yang langka.
Wait for 2 seconds, the world is completely different. Dunhuang encounters a rare summer sandstorm. west of dunhuang is a thousand km of no man's land and Gobi Desert.But Many tourists are happy to face and have strange experiences😅😅😅. pic.twitter.com/84CUvAAgr3
— Sharing travel (@lsjngs)July 26, 2021
Dengan nada bercanda, cuitan akun @lsjngs itu menyatakan baru ditinggal dua detik saja, dunia sudah benar-benar berubah.
Candaan itu mengacu kepada bencana banjir dahsyat yang melanda wilayah Provinsi Henan, China bagian tengah belum lama ini.
Menurut otoritas setempat badai pasir ini sudah biasa terjadi di Dunhuang. Namun badai pasir pada hari Minggu lalu merupakan peristiwa yang langka.
Masalahnya, badai pasir dari Gurun Gobi ini akan turun di Dunhuang sekitar bulan Maret hingga Mei. Namun kali ini justru terjadi di bulan Juli.
Para ahli menyebut kejadian langka ini kemungkinan dipicu oleh cuaca panas dan musim kemarau yang ekstrem di wilayah tersebut.
Sumber: Siakapkeli.my
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
