Cerita Haru Di Balik Istri Sedang Nazak
Dream - Melihat seorang bapak sedang khusyuk mengaji di balkon surau sebuah rumah sakit mengingatkan seorang dokter tentang seorang pasien yang sedang nazak.
Melalui satu postingan, dokter asal Malaysia, Yazeed Hair Johari, teringat peristiwa tersebut terjadi di sebuah rumah sakit di Johor ketika jadi kepala ruang perawatan wanita.
Menurutnya, seorang pasien yang dipanggilnya Makcik Maimun (bukan nama sebenarnya) mengidap kanker usus sekaligus penyakit ginjal tahap empat.
" Keadaan Makcik Maimun memang bisa dibilang hanya tinggal 10 persen saja. Semua bacaan darah tidak baik, apalagi fungsi organnya yang agak buruk.
" Waktu itu banyak anggota keluarga Makcik Maimun datang melawat mengingat pernafasannya pun sudah makin merosot. Badan dan mukanya mulai membengkak, tak seperti dahulu.
" Aku pun terpaksa memberitahu keluarganya tentang keadaan Makcik Maimun yang statusnya DIL (Death in Line), artinya harapannya tipis dan risiko untuk meninggal dalam waktu dekat tinggi," tulis dokter Yazeed di Facebook.
Dr Yazeed kemudian pergi sholat dan melihat seorang bapak duduk di ujung surau. Bapak itu terdengar menangis terisak-isak sambil membaca al-Quran di tangannya.
" Aku pun terus berjalan ke arah bapak itu, dan duduk di sebelah dia. 'Assalamualaikum, pakcik okay?' Bapak itu mengangguk sambil mengelap air matanya.
" Kenapa pakcik menangis? Dia menjawab 'Saya sedang sedekahkan bacaan al-Quran untuk orang rumah (istri). Dia tengah nazak'," kata dokter Yazeed menirukan bapak yang akrab disapa Pakcik Karim (bukan nama sebenarnya).
Pakcik Karim ini ternyata adalah suami dari Makcik Maimun yang saat itu tengah nazak di kamar ruang perawatan wanita.
Rasa penasaran di hati dokter Yazeed soal keberadaan suami yang 'menghilang' saat dia memberi penjelasan tentang keadaan Makcik Maimun akhirnya terjawab.
Rupanya, Pakcik Karim sengaja meninggalkan sang istri dengan pergi ke surau untuk sedekah bacaan al-Quran buat wanita yang dicintainya itu.
" 'Pagi tadi saya sudah lihat Makcik Maimun. Saya tahu dia sudah tidak bisa bertahan lama. Saya kasihan dan tidak tega melihat dia seperti tersiksa.
" 'Kalau dokter beri penjelasan mengenai kondisinya, tidak ada artinya. Saya sudah ikhlas'," kata dokter Yazeed menirukan penjelasan Pakcik Karim.
Pakcik Karim kemudian bercerita tentang kehidupannya bersama Makcik Maimun. Kata Pakcik Karim, dia dan istrinya telah mendirikan rumah tangga selama lebih 40 tahun.
" 'Dia kawan baik saya, teman segala-galanya. Teman makan minum, berjalan, ke pasar, ke rumah sakit, teman bertengkar. Saya tak tahu bagaimana hari-hari nanti tanpa ada Makcik Maimun," kata Pakcik Karim sambil menangis.
Ucapan Pakcik Karim itu membuat Dr Yazeed terdiam. Dokter Yazeed hanya mampu menepuk bahu Pakcik Karim sambil memberitahu dia sudah berusaha merawat, dan selebihnya terserah kepada Allah SWT.
" Sebelum aku sempat bangun dan pergi, Pakcik Karim menggenggam tanganku dan bilang 'Terima kasih dokter selama ini jaga Makcik Maimun sejak awal sampai dia nazak'," kata dokter Yazeed.
Pakcik Karim menggenggam tangan dokter Yazeed seerat-eratnya sambil menangis. Sementara sebelah tangannya menepuk tangan dokter berkali kali.
" Pakcik Karim teruskan sedekah bacaan buat Makcik Maimun ya. Saya balik ke ruang perawatan dulu untuk tengok keadaan Makcik Maimun.
" 'Baiklah dokter. Inilah bacaan terakhir yang saya bisa bacakan sementara dia hidup. Kalau dia sudah tak ada nanti, saya akan terus sedekah bacaan buat Makcik Maimun'," ujar Pakcik Karim soal istrinya yang sedang bertarung nyawa.
Dokter Yazeed dapat merasakan kesedihan Pakcik Karim soal istrinya yang telah bersama dengannya sekian lama, akan pergi untuk selamanya.
" Malam itu selepas Isyak, Makcik Maimun menghembuskan nafas buat kali terakhir dan saat itulah kali terakhir Pakcik Karim memeluk teman hidupnya itu," pungkas dokter Yazeed.
Sumber: mStar
Advertisement