Seorang Jemaah Haji Asal Kabupaten Pati (Sumber: Kemenag.go.id)
Dream - Batik telah menjadi ciri khas para jemaah haji asal Indonesia. Setibanya di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah, para jemaah haji asal Indonesia akan terlihat berbatik.
Tapi, tidak bagi sebagian jemaah haji kloter SOC 37 asal Kabupaten Pati. Sejak mendarat di Jeddah, pakaian yang mereka gunakan bukanlah batik melainkan ihram. Artinya, sejak berangkat pada 24 Agustus pukul 02.50 WIB, di Bandara Adi Sumarmo, Surakarta, mereka telah menggunakan pakaian ihram.
Menurut Ketua kelompok terbang (kloter) Subhan bin Abdul Jabar, penggunaan busana ihram sejak dari embarkasi itu untuk mengantisipasi kepadatan di KAAIA.
" Ini inisiatif dari rapat koordinasi antara petugas, ketua rombongan dan ketua regu," kata Subhan, dikutip Dream, dari laman kemenag.go.id, Senin, 29 Agustus 2016.
Subhan menambahkan, para jemaah yang berpakaian kain ihram sejak di embarkasi memang belum sempurna secara niat. Meski begitu, sesampainya melewati batas wilayah di atas Yalamlam, mereka segera menyempurnakan niat berpakaian ihram. Sehingga, setiba di Jeddah, mereka dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Mekkah.
Bagi Subhan kepatuhan para jemaah haji yang dibawanya sangat berkesan. Sebab, mereka mengikuti aturan yang dibuatnya. Lagipula, tidak seorang pun dari jemaah datang dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
" Semuanya nurut, tidak ada yang kaku. KBIH kan suka punya program sendiri," kata dia.
Biasanya jemaah haji asal Indonesia mengenakana batik saat berangkat dari Tanah Air menuju Tanah Suci. Namun tidak dengan jemaah haji asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka memilih mengenakan ihram sejak dari Indonesia.
Saat mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, kain putih telah melekat di badan jemaah yang tergabung dalam kloter SOC 37 itu. Kain ihram ini telah mereka kenakan sejak sejak berangkat pada 24 Agustus pukul 02.50 WIB, di Bandara Adi Sumarmo, Surakarta.
Menurut Ketua kelompok terbang (kloter), Subhan bin Abdul Jabar, penggunaan busana ihram sejak dari embarkasi itu untuk mengantisipasi kepadatan di Bandara King Abdul Aziz.
“ Ini inisiatif dari rapat koordinasi antara petugas, ketua rombongan, dan ketua regu,” kata Subhan, dikutip Dream dari laman kemenag.go.id, Senin 29 Agustus 2016.
Subhan menambahkan, para jemaah yang berpakaian kain ihram sejak di embarkasi memang belum sempurna secara niat. Mereka segera menyempurnakan niat berpakaian ihram saat melewati batas wilayah di atas Yalamlam. Sehingga, setiba di Jeddah, mereka dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Mekah.
Bagi Subhan kepatuhan para jemaah haji yang dibawanya sangat berkesan. Sebab, mereka mengikuti aturan yang dibuatnya. Lagipula, tidak seorang pun dari jemaah datang dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
“ Semuanya nurut, tidak ada yang kaku. KBIH kan suka punya program sendiri,” kata dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN