Dulu, Aa Gatot 'Preman Kampung'

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 14 September 2016 18:15
Dulu, Aa Gatot 'Preman Kampung'
Sebelum terkenal sebagai seorang guru spiritual, Gatot Brajamusti dikenal sebagai 'preman kampung'.

Dream – Sutradara DS mengaku pertama kali mengenal Gatot Brajamusti sebagai ‘preman kampung’. Gatot, kata dia, mulanya adalah pemain teater Merah Putih di Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut DS, Gatot pernah melamar menjadi pemain saat dirinya menggarap serial televisi “ Jendela Rumah Kita” bersama Dedi Mizwar.

“ Pas di-casting memang bisa berkelahi lalu saya kasih peran jadi penjahat yang ganggu desa,” kata DS, di usai diperiksa terkait kepemilikan senjata api Gatot di Mapolda Metro Jaya, Rabu 14 September 2016.

Setelah pembuatan serial tersebut, DS mengaku lama tak bertemu Gatot. Namun kemudian dia terkejut setelah melihat sosok Gatot muncul di televisi dan mengaku sebagai guru spiritual.

“ Jauh banget lompatannya,” kata dia.

1 dari 2 halaman

Gatot Loyo

Gatot Loyo © Dream

Kemudian, DS diajak bertemu oleh Gatot. “ Nah, terus ketemu sudah pakai surban. Kemudian saya ditawari sebagai sutradara film Azrax itu,” ucap dia.

Setelah pembuatan skenario dan persiapan lain, film Azrax yang diproduseri Gatot itu diproduksi. Tetapi, DS mendapat kesan yang tak nyaman bekerja dengan Gatot.

“ Gatot susah disiplin. Dalam adegan aksi laga, baru satu shoot sudah capek,” ucap dia.

2 dari 2 halaman

Azrax Film Busuk

Azrax Film Busuk © Dream

Dream - Sutradara film Azrax, DS, menyebut film yang diproduseri Gatot Brajamusti merupakan produk gagal. Bahkan dia menganggap film tersebut kacau secara proses syuting.

" Itu film busuk! Saya merasa gagal sebagai sutradara," ujar DS usai diperiksa terkait kasus kepemilikan senjata api Gatot di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 14 September 2016.

Menurut DS, kacaunya jadwal syuting karena para aktor tak disiplin. Selain itu, ada banyak hal yang membuat dia tak nyaman.

" Kalau bicara ide, kita butuh tempat yang nyaman, ini film gagal, aktornya janji datang jam 8, tapi jam 3 sore baru datang," kata dia.

Gatot yang kala itu belum menjadi Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) juga dia nilai tak memiliki kemampuan peran yang memadai.

Gatot kerap kelelahan dan menyerah pada adegan syuting perkelahian. " Baru satu shoot sudah capek," ujar dia.

Meski DS mengetahui sosok Gatot sejak lama, dia mengaku, tak terlampau dekat. 'Kedekatan' mereka hanya terjadi dalam perkara profesional dan bisnis semata.

" Setelah itu (film Azrax tayang) tidak pernah ketemu dia lagi," ucap dia.

Beri Komentar