Fajar Aditiyansyah (Foto: YouTube Army Channel Indonesia)
Dream - Jika seseorang sudah bertekad untuk meraih kesuksesan, cacian dan hinaan tak mampu menggoyahkan semangatnya. Sebab sukses tak ada batasan, siapapun bisa menggapai cita-citanya.
Seperti kisah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) bernama Fajar Aditiyansyah yang mampu mematahkan stigma bahwa prajurit TNI tak harus dari kalangan atas melainkan bisa datang dari kalangan tak mampu.
Mental baja sudah ia latih sejak muda, dengan menjadi office boy (OB) di saat masih sekolah. Dengan keterbatasan ekonomi yang dialaminya, dia justru mampu melambungkan namanya dan mengangkat derajat orangtuanya yang kini berhasil lulus menjadi TNI Angkatan Darat (AD).
Fajar sering kali dihina saat masih berprofesi sebagai cleaning service alias OB. Dia menjalaninya sejak SMK. Namun hal itu tetap dilakoninya demi memenuhi kebutuhannya yang tak mampu hanya bertopang pada penghasilan orangtua, apalagi ayahnya yang hanya berprofesi sebagai petani.
" Sebelum mendaftar TNI, saya memulai dari SMK saya bekerja sebagai OB atau pembersih toilet di SPBU," ungkap Prada Fajar.
Dia juga menambah pundi-pundi rupiahnya, sambil berjualan kopi. Saat selesai sekolah, di saat siswa yang lain langsung pulang ke rumah. Dia akan langsung menuju SPBU. Tak tanggung-tanggung, pemuda ini harus berjibaku di SPBU sampai jam 5 pagi.
" Saya pulang sekolah langsung berangkat ke Pom Bensin karena saya bekerja. Dan juga saya pulang itu pagi sekitar jam 5," dia menambahkan.
Rupanya dia mempunyai seorang adik yang berada di sekolah yang sama dan di kelas yang sama. Hasil dari kerja sambilan itu juga ia gunakan untuk membantu biaya sekolah adiknya.
" Bisa membiayai dan membantu adik saya lulus dari SMK dan juga lulus bersama-sama," ujarnya.
Setelah lulus SMK, Fajar mencoba peluang untuk mendaftar Calon Tamtama TNI AD. Namun niatnya ini justru menimbulkan hinaan dari orang-orang kampung yang meremehkannya. Mereka seakan-akan menganggap Fajar telah gugur sebelum di medan tempur.
Meskipun begitu, dia tetap tidak menyerah, hingga berhasil lulus menjadi TNI AD di Pusdik Arhanud, Malang, Jawa Timur. Semua ini dilakukannya demi bisa membanggakan kedua orangtuanya.
" Ada inisiatif untuk mendaftarkan diri ke TNI AD. Alhamdulillah saya bisa lulus dari Pusdik Arhanud ini," kata Fajar.
" Saya sangat bangga menjadi bagian Korps Arhanud. karena ini cita-cita saya untuk membanggakan orangtua saya yang tidak punya apa-apa, sekarang Alhamdulillah bisa menjadi kebanggaan orangtua," katanya.
Ayah Fajar mengungkap keharuannya, bagaimana perih perjuangan Fajar yang harus berjuang untuk membiayai pendidikannya sendiri.
Saat dulu orang-orang di sekitarnya menghinanya. Kini Fajar bisa membuktikan keberhasilannya. Bahkan orang-orang di kampungnya sampai menangis ketika Fajar dinyatakan lulus jadi TNI AD.
“ Tapi ternyata Allah berkehendak lain, dengan perjalanan Fajar Aditiyansyah banyak hinaan cacian bully-an itu jelas nyata dan saya dengar sendiri. Tapi sekarang apa yang terjadi, keluarga semuanya bahkan teman-temannya ngebully tapi bulian itu tidak ada apa-apanya, ternyata Allah mengangkat harkat derajat beliau, sejak saat sekampung menangisi dia, itu yang nyata,” kata ayah Fajar.