Fetullah Gulen (aa.com)
Dream - Komite Pengarah Nasional Amerika Turki (TASC) yang berbasis di Amerika Serikat mengirim surat kepada Kongres pada Senin lalu untuk meminta ekstradisi pemimpin Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kelompok di balik kudeta tahun 2016 di Turki yang gagal.
Permintaan tersebut dilayangkan sesaat peringatan empat tahun sejak kudeta 15 Juli 2016 yang menewaskan 251 orang dan melukai lebih dari 2.200 orang lainnya.
" Kultus Gulen tidak mewakili warga Turki-Amerika, tidak mendukung Islam, dan tidak percaya pada demokrasi. Fethullah Gulen berdiri dengan egois untuk jaringan multi-juta dolar korupnya yang merupakan subjek investigasi federal dan negara," tulis surat itu.
" Lebih jauh lagi, kami warga Turki-Amerika menjauhkan diri dari fundamentalisme dan anti-Semitisme Gulen, yang disembunyikannya dengan alasan dialog antar-agama ketika dia berusaha mengeksploitasi rasa takut akan Islam dan menembus masyarakat Amerika untuk mendapatkan pengaruh politik," tambah TASC.
Surat itu mencatat bahwa anggota Gulen membajak aset NATO dan mengubahnya untuk melawan rakyat pada malam 15 Juli dan semua bukti merujuk pada Gulen yang berbasis di Pennsylvania.
" Warga Turki-Amerika dan rakyat Turki menginginkan keadilan dan mendukung permintaan Turki untuk ekstradisi Gulen dan agar para letnannya diadili. Amerika Serikat seharusnya tidak menolak keadilan bagi rakyat Turki," desak komite itu.
Surat itu juga menggarisbawahi kesamaan yang luar biasa antara Gulen dan Omar Abdel-Rahman, juga dikenal sebagai 'Syekh Buta', yang dihukum dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena konspirasi hasutan yang mengilhami militan untuk mengebom World Trade Center di Kota New York pada 1993.
Dipimpin bersama oleh Gunay Evinc dan Halil Mutlu, semua anggota dewan TASC menandatangani surat itu.

Sedikit tentang FETO, merupakan kelompok teror generasi baru yang dianggap berpotensi bagi perdamaian dan keamanan Internasional menurut laporan Kepolisian Turki.
FETO kerap digambarkan sebagai organisasi ilegal yang menepatkan dirinya sebagai gerakan keagaamaan atau kelompok masyarakat sipil.
Kelompok teroris tersebut telah menyusup ke sistem peradilan dan pendidikan, media, intelejen, dan lembaga keamaan setara tentara.
Sumber: aa.com
Advertisement
Ayah Resign Demi Jualan Nasi Goreng Dekat Kampus untuk Jaga Anaknya

3 Komunitas Kuliner Aktif Jelajah Beragam Makanan & Minuman di Tanah Air

Inspiratif, Deretan Komunitas Fotografi Berbasis Ponsel

Prabowo Lantik Arif Satria Jadi Kepala BRIN, Siap Mundur dari Rektor IPB

Redenominasi Rupiah Ubah Rp1.000 Jadi Rp1 Dilakukan 2027


Penutup Megah “The Race of Rising Stars”: Kilas Balik IHR Piala Raja HB X 2025


Profesi Baru, Joki Kursi di KRL Jabotabek Tarifnya Mulai Rp10.000

BPOM Kembali Rilis 23 Produk Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahaya

Heboh Kemunculan Penyanyi Xania Monet, Suara Merdunya Ternyata Berasal dari Penyanyi AI

Hari Pertama Puasa Berapa Hari Lagi? Ini Perkiraan Jadwal Ramadan 2026

Ayah Resign Demi Jualan Nasi Goreng Dekat Kampus untuk Jaga Anaknya