
Gambaran Luar Biasa Sidratul Muntaha, Keagungan Allah yang Hanya Diketahui Rasulullah
Perjalanan ke Sidratul Muntaha adalah keistimewaan yang hanya dialami Nabi Muhammad SAW
Perjalanan ke Sidratul Muntaha adalah keistimewaan yang hanya dialami Nabi Muhammad SAW
Dream - Sidratul Muntaha adalah istilah yang sangat dikenal umat Islam di seluruh dunia. Istilah ini mengingatkan pada kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW yang menyaksikan keagungan Allah SWT.
Keistimewaan Sidratul Muntaha hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT.
Bahkan Malaikat Jibril yang menjadi pendamping perjalanan spiritual semalam itu tidak bisa memasuki sidratul muntaha karena tidak diperintahkan Allah SWT memasukinya.
“Aku tidak bisa melewati tempat ini. Tidak ada satu pun yang diperintah melewati tempat ini kecuali engkau.”
Sidra atau sidrah disebutkan dalam empat ayat di Al-Quran. Ayat-ayat tersebut adalah Surat Saba ayat 16 yang bermakna pohon bidara.
Sementara sidra dalam Surat Al-Waqiah ayat 28 muncul dengan makna pohon bidara yang tak berduri.
Dua surat lainnya adalah Surat An-Najm ayat 14 dan 16, yang memaknai sidrah sebagai sebuah nama pohon yang hanya Allah SWT yang mengetahui hakikatnya.
Hanya pada Surat An-Najm ayat 14 istilah Sidratul Muntaha disebutkan secara eksplisit.
“Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha.” (QS. An-Najm: 13-14)
Sidratul Muntaha lebih dikenal dengan sebutan Langit Ketujuh. Tempat itu diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Sang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari pertemuan itulah Nabi SAW menerima perintah secara langsung dari Allah yaitu sholat fardhu lima waktu.
Nabi Muhammad SAW bahkan berulang kali kembali ke Sidratul Muntaha untuk menawar jumlah sholat fardhu sebagai perintah yang harus dikerjakan oleh umatnya.
Sidratul Muntaha juga bermakna ‘tumbuhan sidrah yang tidak terlampaui’. Artinya mungkin semacam pohon yang sangat tinggi melambangkan bahwa tidak ada satupun yang mampu mencapainya kecuali atas izin Allah SWT.
Keberadaan Sidratul Muntaha berada di dekat surga. Hal ini disimpulkan berdasarkan pada ayat 13 dan 15-16 Surat An-Najm.
“Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.”
Berdasarkan ayat sebelumnya, para ulama menjelaskan maksud dari ‘melingkupi’ adalah cahaya.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad.
“Ketika dimi’rajkan ke langit, aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Kemudian, aku melihat cahaya yang agung. Daun-daun Sidratul Muntaha itu seperti kuping-kuping gajah dan buah-buahnya seperti kendi besar. Di sana ada empat sungai yang dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Saat itu, aku bertanya, ‘Apa ini, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Dua sungai dalam adalah dua sungai di surga, sedangkan dua sungai luar adalah sungai Nil dan Eufrat.’” (HR Ahmad)
Dinamakan Sidratul Muntaha karena pohon ini merupakan simbol puncak segala sesuatu yang naik dari bumi dan yang turun dari langit.
Pangkal dari yang naik dan turun tersebut berada di Sidratul Muntaha.
Dalam Tafsir Muqatil bin Sulaiman dijelaskan, bahwa pohon Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, tepatnya di sebelah kanan ‘Arsy dengan dedaunan seperti kuping gajah, buahnya seperti kendi besar dan dahannya berupa mutiara, yaqut dan zabarjad.
Setiap daun ditempati malaikat yang selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Dalam Tafsir Az-Zamarqandi dijelaskan, ketika tiba di Sidratul Muntaha, salam yang diucapkan Rasulullah SAW adalah “attahiyyatul mubarakatus sholawatu lillah.”
Kemudian Allah menjawab: “Assalamu alaika ayyuhan-nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh.”
Rasulullah SAW menjawab lagi, “assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis shalihin.”
Bacaan itulah yang hinga kini diabadikan dalam bacaan tahiyat sholat umat Islam selaku umat Nabi Muhammad SAW.
Terdapat kisah yang menceritakan bahwa di tempat yang mulia itu, Rasulullah SAW disuguhi dua gelas minuman.
“Di sana (Sidratul Muntaha) aku disuguhi dua gelas minuman. Yang satu berisi susu, yang satu berisi khamr. Keduanya ditawarkan kepadaku. Dan aku memilih susu. Disampaikan kepadaku, ‘Engkau sudah benar! Melaluimu, Allah telah menempatkan umatmu sesuai fitrah.”
Saat di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW melihat wujud asli Jibril.
Disebutkan dalam salah satu hadist, Jibril memiliki enam sayap. Bulu-bulunya mengibaskan butiran yaqut dan permata.
“Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm: 18)
Hanya Rasulullah yang diberi keistimewaan menyaksikan keagungan Allah.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siksa neraka adalah balasan bagi manusia yang melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca Selengkapnya. Selain semakin mendekatkan diri kepada Allah, dzikir juga bisa membawa ketenangan dan kedamaian hati.
Baca SelengkapnyaPercakapan Nabi Daud AS dan ulat merah yang mengandung hikmah luar biasa
Baca SelengkapnyaKalimat tahlil merupakan kalimat yang sakral bagi Muslim karena berisi pengakuan seorang hamba bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Baca SelengkapnyaSujud syukur merupakan wujud ketundukan seorang hamba kepada Tuhan Allah SWT.
Baca SelengkapnyaAllah SWT adalah sebaik-baiknya pelindung. Sehingga, doa menjadi jurus jitu untuk memohon penjagaan-Nya.
Baca SelengkapnyaSahabat Dream, kalian pernah gak sih lagi harinya cuti masih diminta pekerjaan oleh atasan? Kalau pernah komentar di bawah yaa.
Baca SelengkapnyaMeskipun waktu hari kiamat dirahasiakan, Allah telah mengabarkan tanda-tandanya.
Baca Selengkapnya